Kisah Aroma dan Keajaiban di Kota Kejutan Tolitoli

Kisah Aroma dan Keajaiban di Kota Kejutan Tolitoli
info gambar utama

Di tengah rerumputan hijau dan penggunungan yang menjulang di Sulawesi Tengah, ada sebuah kota kecil yang memancarkan keharuman khas rempah-rempah yang tak tertandingi. Kota itu adalah kota Tolitoli, kota yang terkenal dengan julukan kota cengkeh yang terletak di tepi hutan rimba yang subur di Indonesia Timur.

Kota Tolitoli menjadi tempat di mana cengkeh, rempa khas yang penuh aroma tumbuh dengan subur. Namun, cengkeh memiliki lebih banyak cerita daripada hanya wangi rempah-rempahan.

Saat memasuki kota ini, udara di sekitarnya terasa khas, bau cengkeh yang kuat mengisi udara, menciptakan selubung harum yang mengililingi kota. Ketika matahari terbenam, lampu-lampu kecil di pasar malam mulai menyala, menciptakan suasana yang ajaib.

Cara Mencegah Berita Hoaks dari Aplikasi Sosial Media Massa

Kota Tolitoli memiliki cerita tersendiri bagi seseorang yang lahir dan tumbuh besar di kota ini, seperti saya yang kala itu pergi memanen cengkeh bersama paman saya. Kebun cengkeh kami jaraknya sangat jauh dari rumah, perjalanan menuju kesana cukup ekstrim karena jalannya menanjak jadi harus berhati-hati.

Di sepanjang jalan saya dikelilingi pohon-pohon cengkeh yang sudah berbuah dan siap panen. Kakiku masih kuat untuk berjalan namun seringkali memilih berhenti sejenak untuk beristirahat dan minum air, memang sudah sekian kali saya naik gunung, namun tetap saja melelahkan karena perjalanannya sangat jauh.

Saat hampir tiba, saya dikejutkan dengan suara monyet yang berkeliaran dan bergelantungan di salah satu pohon besar, karena penasaran saya pun melihat mereka dan ternyata populasi mereka lumayan banyak. Tentunya ini menandakan pegunungan cengkeh di Tolitoli masih asri, bersih dari tangan sekelompok perusak hutan.

Saya kembali melanjutkan perjalanan, setelah berjalan selama 10 menit, saya pun sampai di kebun bapak, kebun cengkeh milik bapak terletak di pegunungan DPR. Saya tidak tahu kenapa diberi nama DPR, yang saya tahu Gunung DPR itu jauh, sedikit lagi baru sampai di puncak gunung. Setiap kali sampai di tempat ini, lagi-lagi saya terpukau dengan pemandangan Kota Tolitoli yang terlihat sangat indah dari puncak gunung.

"Masya Allah, pemandangannya bagus sekali, udaranya pun sejuk. Lelahku terbayarkan dengan pemandangan yang indah ini," ucapku.

Tak lama kemudian, saya dan juga paman mulai mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk memetik buah cengkeh. Dikotaku, cengkeh dipetik menggunakan tangga yang terbuat dari bambu, bambu diberi lubang dibagian sekatnya dan diisi dengan kayu yang kokoh sebagai penyangga kaki saat hendak naik ke atas.

Jumlah kayu yang digunakan disesuaikan dengan jumlah lubang yang dibuat berdasarkan ketinggian bambu, semuanya wajib diisi dari bawah sampai atas, karena dengan bantuan kayu ini seseorang bisa terus melangkah naik keatas dan menggambil buah cengkeh yang banyak.

Meningkatkan Sinergitas Peran Pemuda dan Teknologi dalam Upaya Pelestarian Budaya

Setelah memetik cengkeh berjam-jam, saya bersama paman memutuskan kembali pulang kerumah. Saya senang sekali karena cengkeh yang kupetik lumayan banyak, cengkeh ini akan langsung kujual mentah untuk mendapatkan uang, berbeda dengan paman yang harus mengeringkan cengkeh terlebih dahulu baru dijual.

Perjalanan turun terasa lebih ringan dibandingkan saat naik, kerap kali bertemu dengan beberapa orang yang sama-sama hendak pulang kerumah. Meskipun kebun cengkeh jaraknya sangat jauh dari pemukiman, masyarakat disini selalu antusias menyambut panen tiba.

Penduduk Tolitoli sangat bersemangat dalam menjaga tradisi pertanian dan pengolahan cengkeh. Kami mewarisi pengetahuan tentang tanaman ini dari generasi ke generasi, dan setiap tahun saat musim panen tiba, kota ini berubah menjadi pusat aktivitas.

Pohon-pohon cengkeh yang kaya akan buahnya dipanen dengan hati-hati, cengkeh dipilah dengan tangan para lelaki dan wanita di kota ini yang penuh keahlian memisahkan bunga cengkeh dari tangkainya, setelah dipilah cengkeh tersebut dijemur di bawah matahari.

Kota cengkeh mungkin terletak di luar jalur utama, tetapi keindahan alamnya, budayanya yang kaya, dan tentu saja aroma cengkehnya membuatnya menjadi tujuan yang menarik bagi mereka yang ingin merasakan keharuman tradisi dan petualangan di alam bebas.

Ini adalah kisah harum yang takkan pernah pudar, dan Tolitoli dengan julukan kota cengkeh adalah permata yang tersembunyi di dunia pariwisata Indonesia.

Nyepi di Bali, Wujud Cinta Masyarakat Pada Alam

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MZ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini