Menuju Labuan Bajo Sebagai Destinasi Wisata Berkelanjutan, Beberapa Aspek Sudah Terpenuhi

Menuju Labuan Bajo Sebagai Destinasi Wisata Berkelanjutan, Beberapa Aspek Sudah Terpenuhi
info gambar utama

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaborasi dengan ISTC (Indonesia Sustainable Tourism Council/Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia) telah menyajikan hasil pengukuran pemenuhan indikator pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Salah satu upaya ini terwujud dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Kegiatan Pengukuran Capaian Implementasi Kriteria dan Indikator Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Wilayah Labuan Bajo, Flores," yang diselenggarakan di Zasgo Hotel, Labuan Bajo, pada Jumat (10/11/2023).

Dalam kegiatan tersebut, Ni Wayan Giri Adnyani, Sekretaris Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf) menjelaskan bahwa pengukuran tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) yang mengutamakan prinsip keberlanjutan lingkungan.

Yang mana, pengukuran ini menjadi yang pertama diimplementasikan di salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang ada di Indonesia.

Ni Wayan Giri Adnyani, yang juga menjabat sebagai penasihat di pilar tata kelola berkelanjutan, memaparkan hasil pengukuran yang dilakukan di sejumlah titik di sekitar Labuan Bajo dan di kawasan Taman Nasional Komodo pada tanggal 8-9 November 2023.

Giri juga membahas tata kelola destinasi pariwisata dan sarana pendukung di Labuan Bajo yang sudah dapat dianggap memenuhi sejumlah kriteria. Meskipun demikian, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan.

"Dari yang kami pahami di sini sebenarnya kerja sama sudah sangat banyak di Labuan Bajo ini, sudah banyak didukung oleh berbagai instansi. Labuan Bajo ini juga bagian dari Taman Nasional dan kami di pusat sedang menyiapkan masterplan yang terintegrasi," kata Giri.

Untuk menyelesaikan masterplan pariwisata yang terintegrasi (ITMP/Integrated Tourism Masterplan), kolaborasi yang solid antara berbagai pihak, terutama pemerintah daerah dan pelaku pariwisata lokal, menjadi suatu kebutuhan. Hal ini menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan masterplan tersebut.

Labuan Bajo Ekspor 483 Kg Ikan Kakap hingga Kerapu ke Singapura dan Malaysia

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang Pariwisata Berkelanjutan dan Konservasi (SAM PBK) Frans Teguh menambahkan bahwa hasil temuan ini masih bersifat sementara.

Hal ini dikarenakan masih terdapat data dan bukti yang perlu dilengkapi agar indikator pariwisata berkelanjutan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan diakui oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC), yang diterapkan oleh ISTC dan Kemenparekraf.

Oleh karena itu, Frans mengajak para pemangku kepentingan terkait untuk berkolaborasi dalam melengkapi dan memperbarui data serta dokumen yang diperlukan dalam waktu dua pekan ke depan.

"Setelah dua pekan, kami minta waktu satu pekan lagi untuk konsolidasi hasil. Setelah itu kami akan mengundang bapak dan ibu kembali untuk menyampaikan hasil tersebut secara formal melalui pleno virtual," kata Frans.

Frans menyatakan bahwa pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan memerlukan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu, proses pengembangan ini akan berlangsung secara bertahap.

Hasil pengukuran menunjukkan komitmen yang sangat kuat dari para pemangku kepentingan dalam mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Tidak hanya itu, infrastruktur pendukung dan amenitas di Labuan Bajo juga telah mencapai standar internasional.

Adanya infrastruktur yang memadai menjadi pondasi yang kokoh dalam menjadikan Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) berkelanjutan. Terlebih lagi, keindahan alam dan kekayaan budaya di kawasan Labuan Bajo menjadi daya tarik yang unik.

"Destinasi ini juga memiliki sumber daya yang premium, yaitu spesies langka di darat yakni komodo, bentangan alam dan budaya, termasuk keindahan alam bahari. Sehingga ini memperkuat positioning kita sebagai unique values proposition dan memberikan pengalaman holistik," kata Frans.

Indonesia Gandeng Jepang Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini