Generasi muda merupakan aset bangsa yang perlu mendukung dan didukung karena mereka lah generasi emas penerus bangsa. Perlunya bangsa ini mengetahui optimisme generasi muda saat ini guna menilai sejauh mana cara pandang mereka terhadap masa depan. Dari semangat optimis para generasi muda akan menujukan bagaimana perkembangan SDM generasi muda ditahun 2023. Bagaimana mereka menunjukkan ketangguhan dan kemauan untuk menghadapi berbagai tekanan.
Agar mengetahui sejauh mana Optimisme Generasi Muda ditahun 2023 maka Good News From Indonesia (GNFI) yang tahun ini berkerja sama dengan Lembaga Survei Populix, mengadakan survei. Tujuan dari suvei ini yaitu untuk mengukur seberapa tingkat optimisme generasi muda bangsa Indonesia terhadap masa depan Indonesia dari berbagai aspek. Kemudian menjadi harapan hasil survei ini dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan kebijakan pemerintah, korporasi, dan lembaga masyarakat lainnya, seperti yang dikatakan Akhyari Hananto, Founder GNFI.
Survei ditahun ini menambahkan indikator dimensi berupa Lingkungan dan Pemilu yang di 8 tahun sebelumnya hanya 5 dimensi utama berupa Pendidikan dan kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum. Penambahan indikator karena topik ini dilihat menjadi perhatian umum, apalagi menjelang tahun 2024 (tahun politik).
Upaya Ngaben Kolektif untuk Hindari Warga Bali dari Jeratan Utang
Survei menggunakan metode kuantitatif secara online ke panel populix. Rentang waktu penelitian ini yakni 10-17 Oktober 2023, dengan jumlah responde 1.289 WNI yang berusia 17-40 tahun.
Pada tanggal 14 November 2023, GNFI Academy dan Populix membagikan hasil survei optimisme generasi muda 2023. Hasil survei menunjukkan Indeks optimisme generasi muda tahun 2023 sebesar 7,77 dari skala 10. Dimensi dengan indeks tertinggi adalah Pendidikan & Kebudayaan, sementara yang terendah adalah Politik & Hukum. Tingkat optimisme generasi muda diwilayah Sulawesi, Maluku, dan papua, lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, terutama pada aspek Ekonomi & Kesehatan, dan Kehidupan Sosial.
Selanjutnya pada dimensi Kebutuhan Dasar, generasi muda cenderung lebih optimis dapat memenuhi kebutuhan sandang, papan, dan kebutuhan gizi pada pasangan serta anak, dibandingkan pemenuhan gizi seimbang pada diri sendiri. Dari dimensi ekonomi, mahasiswa dan responden yang belum bekerja memiliki tingkat optimisme yang lebih rendah untuk bisa terserap didunia kerja.
Dari dimensi kehidupan sosial, generasi muda pesimis dengan etika bermedia sosial akan semakin baik di masa depan. Dari dimensi politik & hukum memiliki skor indeks terendah (5,72), terutama pada unsur “berkurangnya korupsi di masa depan”. Kemudian pada dimensi yang terakhir yaitu aspek pemilu, generasi muda optimis dapat ikut berpartisipasi, tetapi masih ada keraguan terkait kinerja penyelenggara pemilu, transparansi, dan apakah pemilu tersebut akan berjalan secara demokratis.
Kawan-kawan GNFI dapat melihat info lebih lanjut dengan mengunjungi Good News From Indonesia!
Hanifah Azizah: Merintis Wadah Belajar Hukum Online dan Menginspirasi Melalui Media Sosial
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
