Menelusuri Jejak Islam Wetu Telu dari Bayan, Benarkah Buatan Belanda?

Menelusuri Jejak Islam Wetu Telu dari Bayan, Benarkah Buatan Belanda?
info gambar utama

Desa Bayan diduga pintu gerbang masuknya Islam pertama kali ke Pulau Lombok. Tetapi penyebar agama Islam di Desa Bayan sulit dipastikan. Ada yang mengatakan Islam dibawa oleh Gaos Abdul Razak dari Baghdad, versi lain disebarkan Sunan Prapen.

Penyebaran agama Islam ini dibuktikan dengan banyaknya peninggalan yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno atau Jawa Kawi (Arab Jawa). Antara lain naskah-naskah lama yang ditulis pada daun lontar, kulit kambing, atau bambu yang berisi soal-soal agama.

Pesona Pulau Lombok: Keindahan Destinasi Wisata dan Budaya

Ada juga Al-Quran tulisan tangan pada kulit kambing. Konon kitab itu dibawa oleh Sunan Prapen, kira-kira pada abad ke 16 atau setelah Majapahit runtuh. Sebagian kitab itu sekarang termakan rayap dan disimpan rapi oleh pemangku adat Bayan.

Ada juga sebuah masjid yang kabarnya sudah berusia 300 tahun. Sekarang sudah agak lapuk, tetapi tetap dimanfaatkan untuk perayaan hari besar Islam. Di sekitar masjid juga terdapat makam-makam para kiai yang dianggap berjasa menyebarkan Islam.

Islam khas Lombok

Masyarakat Islam di Desa Bayan memiliki ciri khas yang berbeda dengan mayoritas Muslim lainnya. Disebutkan masyarakat Muslim di sana memadukan ajaran Hindu dan juga animisme yang disebut Islam Wetu Telu.

Cukup sulit melacak asal usul terbentuknya Islam Wetu Telu. Versi pertama menyebut, Islam telah muncul setelah Majapahit runtuh oleh seorang wali bernama Sunan Prapen. Dirinya berhasil mengislamkan Prabu Rangkesari, raja Selaparang.

Tetapi masa jaya itu tak berlangsung lama. Pada 1530, seorang pendeta bernama Dangkian Nirartha yang dikirim Raja Gelgel dari Bali mencoba menyebarkan Hindu ke Lombok. Perlahan-lahan Hindu mulai berpengaruh.

Suku Sasak: Asal-Usul dan Adat Istiadat Suku di Nusa Tenggara Barat

Dengan cerdik, Dangkian mencoba meramu Islam, Hindu, dan kepercayaan lama. Boleh jadi, sejak saat itulah prinsip-prinsip ajaran Islam Wetu Telu tumbuh di kalangan masyarakat yang sudah terpengaruh Hindu.

“Penganut Islam Wetu Telu itu sebelah kakinya di Islam, sebelah lagi Hindu,” kata Ketua MUI Lombok (tahun 1991), Drs Achmad Usman.

Buatan Belanda?

Lalu Wacana, pengarang buku Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat menjelaskan Islam Wetu Telu muncul setelah Belanda menguasai Lombok pada 1890. Ketika itu, jelasnya, Belanda mencari taktik untuk mengalahkan orang-orang Sasak penganut Islam Ortodoks.

“Mereka sengaja menimbulkan perpecahan dengan menyuburkan penganut sinkretisme,” ucapnya.

Pendapat Lalu Wacana diperkuat sebuah penelitian dari tim IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 1968. Menurut penelitian itu, istilah Islam Wetu Telu diciptakan oleh Belanda saat terjadi bentrok dua kelompok di Lombok pada 1933.

Rahasia Sehat Suku Sasak dari Apotek Herbal di Padang Ilalang

Asisten Residen Yakob membela Islam Wetu Telu. Yakob juga yang membuat pemisahan antara Islam Wetu Telu dan Islam Wetu Lima. Dan selanjutnya Belanda sengaja membentuk opini massa bahwa kepercayaan yang benar adalah Islam Wetu Telu.

“Secara umum para peneliti dan ulama di Lombok sepakat bahwa Islam Wetu Telu adalah sebuah ajaran yang sangat berbau Islam. Hanya saja penganutnya tidak menjalankan syariat Islam sebagaimana mestinya,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini