Good Movements GNFI Adakan Talkshow Seru tentang Pemilu 2024, Bahas Partisipasi anak Muda

Good Movements GNFI Adakan Talkshow Seru tentang Pemilu 2024, Bahas Partisipasi anak Muda
info gambar utama

Good day, Kawan GNFI!

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 adalah momen penting bagi segenap elemen bangsa Indonesia, sebab, saat itulah pesta demokrasi dimulai. Hal menariknya, Pemilihan Umum (KPU) memprediksi bahwa sekitar 56 persen atau 114 juta jiwa dari total pemilih di Pemilu 2024 akan didominasi para generasi muda dengan rentang usia 22–30 tahun. Bahkan, salah satu calon Wakil Presiden kita juga merupakan generasi milenial lo, yakni Gibran Rakabuming Raka.

Dengan demikian, peran anak pemuda dalam momentum tersebut sangatlah besar. So, Kawan GNFI diharapkan jangan sampai menjadi golput dan tidak menggunakan hak pilihnya dengan bijaksana, ya!

Selain itu, media sosial menjadi salah satu platform yang sangat masif menjadi sumber pencarian informasi seputar Pemilu. Karena itulah, kita perlu berperan aktif dan pandai menggunakan media sosial agar terhindar dari berbagai isu hoaks, ujaran kebencian, dan disinformation. Jangan sampai, kita terlibat dalam huru-hara perang idealisme tentang politik dan Pemilu di media online.

Pagelaran Seni Budaya RI Mengisi Kemegahan Sydney Opera House di Australia

Berangkat dari sini, Good News From Indonesia (GNFI) membuat sebuah program berjudul Good Movement sebagai gerakan kampanye tentang isu lingkungan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya dari sisi baik untuk Indonesia.

Program ini dikemas dalam beberapa kegiatan, seperti talkshow, workshop, challenge, kompetisi atau campaign dengan mengajak bergerak bersama untuk Indonesia lebih baik.

Dalam program Good Movement kali ini, GNFI mengangkat isu pemilu yang dipilih untuk menyambut dan mendorong masyarakat Indonesia, khususnya generasi Z dan Milenial untuk bergerak aktif dan partisipatif mengawal jalannya Pemilihan Umum 2024.

Acara tersebut bertajuk “Ngobrol Asik Pemilu 2024: Partisipasi Gen Z dan Milenial, serta Peran Sosial Media” yang akan menghadirkan Akhyari Hananto (Founder dan Editor in Chief GNFI, Advisor PemiluLand) dan Try Luthfi Nugroho (Public Affairs Lead Bijak Memilih dan Thinkpolicy) sebagai pembicara.

Tujuan program adalah untuk memberikan literasi dan edukasi dalam menyambut tahun demokrasi untuk menciptakan Indonesia lebih baik dengan menggunakan hak pilih dengan bijak dan tidak menyebarkan berita bohong selama berlangsungnya Pemilu mendatang.

Tren Politik Berbasis Agama Meredup, Tantangan Isu Hoaks Perlu Jadi Perhatian

Try membuka topik pembicaraan dengan menampilkan data tentang partisipasi anak muda sebagai voters di Pemilu 2024 nanti. Berdasarkan data yang dikutipnya, belajar dari Pemilu 2014, ada peningkatan yang signifikan pada pemilih di kalangan anak muda pada Pemilu tahun 2019, yaitu dari 69,6 persen menjadi 81,9 persen. Mayoritas anak muda yang memilih merupakan mereka yang tinggal di perkotaan dan yang mengikuti isu politik berpendidikan tinggi (S1–S3).

Nah, pada Pemilu 2024 nanti, diperkirakan akan ada kenaikan pemilih dari kelas generasi milenial, Z, dan Y dari sisi statistik. Terlebih lagi nih, minat anak muda untuk menggunakan hak suaranya semakin tinggi. Tentunya ini adalah kabar baik untuk kita semua!

Namun, sayangnya, kenaikan peserta dari young voters ini juga dibarengi dengan polarisasi yang ikut menguat. Sebab, sebanyak 34,7 juta orang melakukan golput karena perilaku politik dan isu politik identitas.

Gregoria Mariska Tunjung Bangkit dan Bertumbuh, Kumamoto Masters 2023 adalah Buktinya

Try berbasis data mengatakan, “Tren politik identitas dengan basis agama kemungkinan akan meredup, tetapi ada dua tantangan krusial yang berpotensi akan terjadi, yaitu sikap apolitis atau tidak peduli dan tidak berminat di politik. Kemudian ada juga disinformasi dan berita hoaks, terutama dari media sosial.”

Lantas, apa saja yang isu yang dikhawatirkan anak muda? Dilansir dari survei oleh Katadata tahun 2021, lima posisi teratas ditempati oleh korupsi, kerusakan lingkungan, kesehatan, polusi, dan lunturnya nilai budaya. Hal ini cukup mengejutkan karena ternyata, topik tentang pekerjaan tidak menempati di posisi teratas yang diperhatikan generasi muda.

Try berpesan bahwa anak muda perlu mengenal lebih lanjut mengenai Pemilu Umum 2024, seperti siapa yang akan dipilih, apa saja partai politik yang akan masuk dalam Pemilu, syarat menjadi voters, dan tanggal pentingnya. Jangan lupa juga untuk mempelajari rekam jejak partai dan para kandidatnya sebagai informasi pelengkap.

Swing Voters Jadi Target Kampanye Pemilu 2024

Senada dengan hal itu, Akhyari menjelaskan bahwa pada Pemilu 2024 nanti, akan ada banyak sekali young voters. Bahkan, beberapa di antaranya adalah pemilih baru atau belum pernah mencoblos sama sekali. Data dari Kominfo menyebutkan bahwa dari total 204 an juta populasi, pemilih milenial berada pada jumlah 66,8 juta orang. Sebagian besar akan menjadi momen memasukkan hak suara pertamanya.

“36 persen pemilih muda adalah swing voters. Mereka adalah yang masih belum menentukan siapa yang mau dipilih. Kadang masih suka capres A, kadang capres B, tidak suka A, tiba-tiba suka C, dan lain sebagainya. Kategori inilah yang menjadi target kampanye Capres dan Cawapres di pemilu ini. Mereka berpotensi untuk memenangkan pasangan Capres-Cawapres ketika sudah menetapkan pilihannya,” sebut Akhyari di tengah pembicaraannya.

Oleh karena itu, peran melek media, terutama dari media sosial perlu ditingkatkan kembali, Kawan GNFI. Sebab, dewasa ini, platform itulah yang sangat masif menjadi sumber pencarian informasi dan sering diakses oleh generasi milenial, gen Z, dan gen Y.

Sebagian besar anak muda sudah mempunyai akun media sosial, bisa mem-posting informasi yang dikehendaki, dan aktif mengakses berita dari sana. Terlebih lagi, konten di media sosial sudah banyak dikemas dengan cara yang menarik.

Misteri Air Terjun Kedung Kayang, Tempat Pertemuan Empat Tokoh Sakti

Kemudian, keingintahuan masyarakat Indonesia yang tinggi juga menjadi penting. Karena dengan begitu, mereka akan mencari lebih lanjut tentang pemberitaan calon pemimpin bangsa, rekam jejak politiknya, pemilu, dan apapun yang berkaitan dengan hal itu.

Bahkan, berdasarkan dua hal ini, para pendukung capres dan cawapres sudah mulai sangat aktif memanfaatkan artificial intelligence untuk menyebarkan dan berkampanye agar jangkauannya lebih luas.

Yuk, Kawan GNFI, mari kita berpartisipasi aktif demi mewujudkan Pemilu 2024 yang damai, jujur, aktif, dan bebas berita hoaks! (AJ)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini