Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melaksanakan Kemah Relawan 2023 dengan tema Volunteer Project Management Program. Pelatihan ini berlangsung di Wana Wisata Baturraden, Kelurahan Kemutug Lor, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada Rabu (22/11) hingga Jumat (24/11).
Ini merupakan kedua kalinya Kemah Relawan DMC Dompet Dhuafa. Setelah Sebelumnya, empat tahun lalu diselenggarakan acara serupa di Baluran, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan latihan gabungan bagi relawannya yang tersebar dari berbagai wilayah Indonesia.
Para peserta berasal dari Banda Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawsi Tengah, NTT, NTB, Bengkulu, Maluku, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Dengan total peserta mencapai 250 relawan.
SDS Surya Bahagia Gelar Parenting Bersama Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia
Acara juga berkolaborasi dengan berbagai unit respons penanggulangan bencana Dompet Dhuafa mulai dari Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM), Respons Darurat Pendidikan Lembaga Pengembangan Insani (RDP LPI), Respons Darurat Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (RDK LKC), Dai Tanggap Bencana Corps Dai Dompet Dhuafa (DTB Cordofa) dan Dompet Dhuafa Volunteer (DDV).
Selain itu juga melibatkan mitra penanggulangan bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS). Para peserta akan mendapat bekal berupa materi dan juga simulasi untuk bisa diaplikasikan di masyarakat.
Ajang silaturahmi
GM Program DMC Dompet Dhuafa, Shofa Kudus mengungkapkan tujuan utama dari acara Kemah Relawan ini adalah menjalin silaturahmi, selain itu juga saling bertukar pikiran dan kolaborasi antar relawan.
“Kita minta dari relawan mengeluarkan ide agar ditawarkan, nanti program terpilih akan kita support 2024 akan didampingi. Kegiatan selama kemah seperti peningkatan kapasitas relawan, ada pelatihan urban disasater management,” katanya kepada reporter GNFI di lokasi.
Shofa juga berharap acara ini bisa meningkatkan kemampuan para relawan, terutama mengelola proyek sosial dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan sebuah project yang dilakukan.
YBM PLN Jalin Kerja Sama dengan Dompet Dhuafa Jawa Timur
Karena itulah, ungkapnya pelatihan ini menggunakan metode praktik atau simulasi yang melibatkan peserta dalam setiap proses sekaligus diskusi kelompok dan berbagi pengalaman project management.
“Dapat membangun pemahaman bersama dalam mengimplementasikan serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam penanggulangan bencana,” paparnya.
Terlibat dalam masyarakat
Shofa menjelaskan para relawan sejak awal diberikan challenge atau tantangan agar bisa datang ke acara Kemah Relawan. Mereka diberikan tugas untuk melakukan kegiatan pelatihan sosialisasi kebencanaan di masyarakat.
Hal ini diharapkan, lanjutnya agar para relawan bisa berkontribusi di masyarakat sekitar. Apalagi melihat Indonesia yang merupakan wilayah yang sangat rawan dengan bencana alam setiap tahunnya.
“Misal di Jabodetabek dekat Ciliwung, relawan harus bisa juga hujan bisa diantisipasi debit air mulai naik,” katanya.
AIESEC in Unila Adakan Local Project Summer Peak 2023, Intip Keseruannya!
Sementara itu, Muhlison, salah satu peserta asal Maluku mengaku sangat senang ikut dalam acara kemah relawan ini. Dia mengaku ini merupakan kegiatan relawan pertama yang diikuti.
Dirinya menyatakan dengan banyaknya materi yang didapat dalam acara Kemah Relawan bisa diaplikasikan di daerahnya. Apalagi menurutnya di Maluku masih sedikit masyarakat yang sadar soal penanggulangan bencana.
“Justru yang penting adalah penanganan kebakaran karena kalau kemarau dan sudah bisa di masyarakat sana,” katanya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
