Pandangan Generasi Muda Indonesia: Survei Indeks Optimisme 2023 oleh GNFI x Populix

Pandangan Generasi Muda Indonesia:  Survei Indeks Optimisme 2023 oleh GNFI x Populix
info gambar utama

GNFI dan Populix pada 10—17 Oktober telah mengadakan Survei Indeks Optimisme Indonesia 2023, melalui metode penelitian Online Survey kepada 1.289 responden yang berusia 17—40 tahun dari berbagai penjuru negeri.

Survei bertujuan untuk mengetahui sejauh mana optimisme generasi muda Indonesia terhadap masa depan negara Indonesia dalam berbagai bidang. Hasil survei bukan hanya memicu semangat optimisme di Indonesia tetapi juga menjadi referensi dalam pembuatan kebijakan oleh pemerintah, korporasi, dan organisasi masyarakat lainnya.

Dalam survei ini juga mengevaluasi lima dimensi utama, yakni Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik, dan Hukum. Tahun ini, survei juga menambahkan satu dimensi baru, yakni Lingkungan dan Pemilu.

Anak Badak Sumatra Jantan Lahir di Taman Nasional Way Kambas

Gambar 1.1 Perhitungan dan Interpretasi

Foto : Good News From Indonesia (2023)
info gambar

Survei dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1—10, seperti pada Gambar 1.1, di mana nilai Indeks Optimisme dihitung dari rata - rata unsur pembentuknya. Mayoritas responden berasal dari Jawa (61%) dan Sumatra (24%), dengan komposisi gender dan generasi yang memiliki keberagaman, dengan 52% perempuan dan 48% laki-laki serta GenerasI Y (usia 24-40 tahun) sebanyak 58% dan Generasi Z (usia 17-24 tahun) sebanyak 42%.

Responden di survei ini mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta (38%), mahasiswa atau siswa (16%), dan wiraswasta (13%). Tingkat pendidikan responden dari tamatan SLTA sederajat (44%), tamatan D4 / S1 (42%), dan lainnya serta sosial ekonomi status (SES) yang bervariasi dari upper, middle, dan lower.

Gambar 1.2 Indeks Optimisme Indonesia Tahun 2023

Foto : Good News From Indonesia (2023)
info gambar

Pada Gambar 1.2, Indeks Optimisme Indonesia Tahun 2023 sebesar 7,7 dari skala 10, dengan dimensi tertinggi adalah Pendidikan dan Kebudayaan dan terendah pada Politik dan Hukum. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya, meski dimensi politik dan hukum menunjukkan penurunan.

Bank Dunia Janji Beri RI Cuan Rp465 Miliar untuk Pariwisata

Selanjutnya, profil demografi menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih optimis dalam aspek pendidikan dan kebudayaan serta kehidupan sosial, terutama Gen Z yang terlihat lebih optimis dalam aspek ekonomi dan kesehatan serta pendidikan dan kebudayaan.

Sementara Gen Y atau milenial lebih optimis pada aspek kebutuhan dasar. Selain itu, Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampapua) juga memiliki tingkat optimisme lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya.

Pada dimensi Kebutuhan Dasar, responden cenderung lebih optimis dalam memenuhi kebutuhan sandang, papan, dan kebutuhan gizi bagi pasangan dan anak dibandingkan pemenuhan gizi seimbang bagi diri sendiri. Dimensi Ekonomi dan Kesehatan menunjukkan bahwa responden lebih optimis bisa mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak.

Namun, bagi mahasiswa dan responden yang belum bekerja memiliki tingkat optimisme yang lebih rendah untuk bisa terserap di dunia kerja. Pada dimensi Pendidikan dan Kebudayaan, skor indeks tertinggi adalah keyakinan bahwa kuliner Indonesia bisa diterima dunia, sementara yang terendah adalah kemampuan berkontribusi pada pengembangan IPTEK.

Pada dimensi Kehidupan Sosial, skor indeks tertinggi adalah keyakinan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, sementara responden cenderung pesimis dengan etika bermedia sosial yang akan semakin baik. Pada dimensi Politik dan Hukum, publik paling pesimis terutama pada aspek berkurangnya korupsi.

Untuk aspek tambahan (tematik) pada lingkungan, responden optimis bahwa kerusakan lingkungan dapat dicegah di masa depan dengan skor 7,23. Meski publik cenderung pesimis pada aspek politik tetapi aspek pemilu masih cukup optimis dengan indeks 7,00.

Minum Kopi Pakai Arang Sedang Tren di Malaysia, Ahli Ungkap Bahayanya

Responden juga dapat menilai bahwa masalah utama di Indonesia adalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang sering terjadi di berbagai sektor dari level tinggi hingga rendah, ketidakstabilan harga pangan, rendahnya penghasilan dibandingkan laju inflasi, dan beban utang negara yang semakin tinggi serta penegakan hukum yang dipersepsikan tidak adil dan berpihak ke salah satu saja.

Oleh karena itu, melalui hasil survei ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia optimis tentang masa depan negara mereka tetapi terdapat area yang perlu diperbaiki untuk memastikan bahwa optimisme ini tetap diwujudkan dan juga hasil survei dapat menjadi acuan bagi pemerintah, korporasi, dan organisasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan dan intervensi masa depan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

L
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini