Rendang: sebagai Media Gastrodiplomasi Indonesia di KTT ASEAN ke-43

Rendang: sebagai Media Gastrodiplomasi Indonesia di KTT ASEAN ke-43
info gambar utama

Globalisasi memberikan pengaruh besar terhadap gastrodiplomasi Indonesia, yang mana membantu menyebarkan informasi dan memperkenalkan kekayaan budaya bangsa Indonesia melalui cita rasa makanannya.

Keberhasilan dari gastrodiplomasi Indonesia tercermin dari masuknya rendang dalam daftar CNN Internasional “World’ 50 Most Delicious Foods” pada tahun 2011.

Rendang juga mendapat peringkat pertama sebagai makanan terlezat di dunia dalam “World’s 50 Best Foods” oleh CNN pada tahun 2017.

Popularitas rendang juga diperkuat oleh adanya gerakan “Indonesia Food Movement”, melalui gastrodiplomasi dilakukan sebuah gerakan yang memiliki tujuan memperkenalkan makanan Indonesia kepada masyarakat internasional melalui berbagai macam kegiatan kuliner dan restoran Indonesia yang ada di luar negeri.

Gastrodiplomasi merupakan bentuk dari soft power diplomacy Indonesia yang digunakan agar dapat mempermudah Indonesia menjalin hubungan dengan negara-negara lain dengan memanfaatkan cita rasa makanannya, melalui makanan orang-orang dapat merasakan citra budaya asli bangsa Indonesia.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan cita rasa makanannya memiliki peluang besar untuk dapat memperkuat pengaruh budayanya di dunia global.

Strategi ini dapat membentuk country branding yang mempunyai pengaruh yang besar. Makanya dikatakan bahwa makanan sebagai media komunikasi budaya (agent of mouth).

Akibat dari terjadinya globalisasi membuat Indonesia melakukan approach dalam bentuk baru untuk mendekati dan menjalin hubungan dengan negara-negara lain.

Semakin canggihnya perkembangan teknologi dan persebaran informasi menjadi sangat mudah untuk mendapatkan akses mengenai budaya negara lain.

Agar kebudayaan Indonesia tidak menghilang serta terus bertahan dan berlanjut ke depannya diperlukan pendekatan model baru yang berbentuk soft power diplomacy.

Maka dari itu, gastrodiplomasi menjadi sebuah pilihan bentuk approach yang dilakukan oleh negara Indonesia untuk memperkenalkan makanan khasnya secara global.

Baca Juga: Memperdebatkan Asal Rendang di Festival Pusako, Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Baru-baru ini pada perhelatan KTT ke-43 ASEAN Indonesia gencar-gencarnya melakukan gastrodiplomasi untuk mengenalkan cita rasa makanan tradisional khas Indonesia.

Pemerintah Indonesia menyiapkan beberapa pilihan makanan untuk menyambut delegasi KTT ASEAN pada “Gala Dinner Pertemuan 30th Socio Cultural Community (ASCC)” yang dihadiri oleh 22 negara.

Sebagai tuan rumah pada KTT kali ini, Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat.

Makanan sebagai media komunikasi budaya dapat menciptakan kesan tersendiri bagi delegasi yang hadir pada Gala Dinner KTT ASEAN ke-43 sehingga dapat memunculkan jalinan kerjasama bentuk baru dengan negara-negara delegasi yang hadir.

Salah satu makanan yang disajikan pada KTT ASEAN ke-43 adalah rendang yang mana merupakan makanan khas Minangkabau yang sudah cukup populer di skala global.

Rendang sendiri terbuat dari daging kerbau yang direbus lama dengan santan dan dicampur dengan berbagai macam bumbu yang telah dihaluskan, seperti kunyit, jahe, lengkuas, cabe dan lain sebagainya.

Jadi, dapat dilihat bahwa rendang sendiri sebagai makanan khas Indonesia sangat mencerminkan ciri khas Indonesia dalam bentuk kekayaan kebudayaan dan juga cita rasa makanan Indonesia yang sangat khas.

Gastrodiplomasi menjadi pilihan approach yang cukup bagus untuk memperkenalkan dan mempromosikan cita rasa makanan khas Indonesia.

Dengan bantuan dari perkembangan teknologi berupa pemakaian media sosial yang semakin canggih membuat semakin mudah bagi pemerintah maupun masyarakat umum untuk mempromosikan makanan khas Indonesia yang sangat beragam.

Hal tersebut bisa memperkuat brand country Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaan dan keragaman cita rasa makanannya.

Tidak hanya dapat dikenal saja oleh masyarakat internasional tapi juga dapat menarik kerjasama dengan negara lain, dan dapat mendatangkan turis ke negara Indonesia sendiri.

Indonesia sebagai negara yang memiliki hubungan kerjasama bilateral maupun multilateral dengan negara-negara lain dapat mempermudah dalam hal merealisasikan kegiatan-kegiatan yang mendukung gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Indonesia, apalagi di beberapa negara terdapat restoran yang menjual makanan khas Indonesia.

Gastrodiplomasi tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau perwakilan negara Indonesia di negara lain melalui pertemuan kenegaraan, tetapi masyarakat umum juga dapat mengambil peran yang sama dalam hal mempromosikan dan mengenalkan cita rasa makanan Indonesia pada masyarakat internasional.

Misalnya saja melalui gerakan “Indonesia Food Movement” yang dijalankan oleh pengusaha kuliner Indonesia yang telah berhasil mempromosikan dan memperkenalkan makanan khas Indonesia secara global.

Baca Juga: Festival Marandang Sebagai Wujud Kota Payakumbuh untuk Melestarikan Rendang

Kita sebagai warga Indonesia juga dapat membantu dengan cara mempromosikan makanan khas dari daerah kita masing-masing baik itu secara langsung atau dengan memanfaatkan media sosial yang sudah ada.

Sebagai masyarakat dari negara yang kaya akan budaya serta memiliki makanan khas di masing-masing tiap daerahnya membuat Indonesia menjadi negara yang pas untuk dikunjungi dan dieksplor lebih jauh.

Tidak hanya mendatangkan turis dari negara lain saja, tetapi usaha ini juga dapat meningkatkan ekonomi dari negara Indonesia sendiri.

Sumber Referensi:

  • https://kemlu.go.id/download/L3NpdGVzL3B1c2F0L0RvY3VtZW50cy9LYWppYW4lMjBCUFBLL1Nla3JldGFyaWF0JTIwQlBQSy8wMV9HYXN0cm9kaXBsb21hY3lfU2ViYWdhaV9QZW5qdXJ1X0RpcGxvbWFzaV9Fa29ub21pX0luZG9uZXNpYS5wZGY=
  • https://itjen.kemdikbud.go.id/web/rendang-agen-budaya-indonesia-di-dunia-internasional/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini