Masjid Raya Medan, Jejak Sejarah Melayu yang Tidak Terlupakan

Masjid Raya Medan, Jejak Sejarah Melayu yang Tidak Terlupakan
info gambar utama

Medan adalah tanah Melayu Deli, bukan tanah batak. Faktanya ada pada beberapa peninggalan sejarah melayu yang hingga kini eksistensinya tidak diabaikan. Bukan hanya bagi masyarakat kota Medan, melainkan juga orang-orang dari luar kota. Salah satu peninggalan tersebut adalah Masjid Al Mashun, atau lebih dikenal sebagai Masjid Raya Medan.

Masjid ini didirikan oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, beliau merupakan sultan kesembilan dari Kesultanan Melayu Deli yang berkuasa sejak 1873 sampai 1924. Sementara didirikannya Masjid Raya Medan adalah pada 1 Rajab 1324, atau pada tahun masehi yaitu 21 Agustus 1906. Adapun waktu pembangunannya selesai di hari Jumat, 25 Sya’ban 1329 Hijriah, atau 1 September 1909. Maka dari itu, peresmiannya dimulai saat salat Jumat pertama di Masjid Raya.

Masjid yang menjadi bukti kejayaan Kesultanan Deli di Medan ini tidak jauh dari Istana Maimun, yaitu di Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatra Utara.

 Baca juga: Ternyata Medan Bukanlah Tanah Batak, Melainkan Melayu

Arsitektur Masjid Raya Medan

Saat melihat Istana Maimun dan Masjid Raya, semua orang sudah pasti langsung bisa membedakan bentuk fisik kedua bangunan tersebut. Istana sang sultan terlihat mewah, tapi juga sederhana di sisi lain karena mengungsung gaya rumah panggung. Sementara, Masjid Raya sendiri berdiri dengan sangat megah.

Sebelumnya, Sultan Ma’mun meminta Van Erp yang akan merancang satu masjid megah, ia adalah arsitek yang juga merancang Istana Maimun. Akan tetapi, amanat itu diteruskan kepada JA Tingdeman. Alhasil, Van Erp diberangkatkan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke Jawa untuk merestorasi Candi Borobudur.

Desain yang diusung oleh JA Tingdeman untuk Masjid Raya menggabungkan corak Melayu, Maroko, dan Timur Tengah. Denahnya pun tidak biasa, bersegi delapan simetris dengan tujuan bentuk ruang yang berbeda. Berandanya berjumlah empat di sudut barat laut, timur laut, tenggara, dan barat daya yang juga dilengkapi kubah tinggi. Sedangkan di bawah kubah jendela-jendela kecil sejajar mengelilingi lingkar kubah.

Tidak sembarangan, marmer yang digunakan Masjid Raya didatangkan langsung dari Italia dan Jerman. Kaca patri dari China, sedangkan lampu gantung dari Perancis. Di samping itu, ciri khas Masjid Raya adalah cat berwarna putih yang dipadukan dengan ornamen sulur dan bunga warna hijau di sekitar bagian pintu-pintu, sisi dinding, dan kubahnya berwarna hitam.

Luas Masjid Raya Medan

Bangunan utama Masjid Raya berjarak 29 meter dari gerbang. Luas masjid mencapai 874 m2 yang di sekelilingnya terdapat parit selebar 50 x 50 cm. Adapun areal masjid memiliki luas 13.200 m2.

Baca juga: Sejarah Masjid Lama Gang Bengkok Kota Medan

Keunikan Masjid Raya Medan

Selain berdiri megah, Masjid Raya juga sangat tinggi. Pengunjung yang ingin masuk ke masjid harus melewati banyak anak tangga dari pelataran masjid menuju ruang utama. Di sisi pintu, terdapat dua pilar hijau yang sampai sekarang masih kokoh menopang bagian atas.

Jika dilihat dari kejauhan, delapan beranda Masjid Raya akan terlihat seperti menara-menara kecil yang menjulang di setiap sudut, cantik sekali.

Letak Masjid Raya bisa dibilang berada di pusat jalan. Namun, kebisingan lalu lintas akan terdengar sangat samar saat sudah berada di dalam masjid. Karena memang posisi masjid cukup jauh ke dalam sehingga memiliki pelataran yang sangat luas.

Pada dasarnya, rumah ibadah adalah tempat paling nyaman bagi setiap umat beragama. Begitu juga dengan masjid, setiap masjid pastinya mampu menyalurkan ketenangan hati dan jiwa bagi setiap insan yang datang. Namun, Masjid Raya Medan akan memberi kenyaman lebih dibanding masjid lain.

Ramainya pengunjung karena memang bagian dari cagar budaya tidak menjadikan masjid ini sebagai tempat yang akan membuat orang-orang tidak nyaman. Bahkan, hanya dengan menghirup aroma khas dari Masjid Raya akan membuat siapa saja betah.

Baca juga: Sejarah Hari Ini (9 Oktober 1879) - Belanda Bangun Kembali Masjid Raya Baiturrahman Aceh

Referensi:

  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/masjid-raya-al-mashun-lebih-indah-dari-istana-sang-sultan/
  • https://cagarbudaya.sumutprov.go.id/article/cagar/mesjid-raya-al-maksum-6153d9b448769

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini