Melihat Optimisme Generasi Muda dalam Aspek Ekonomi melalui Survei Optimisme Nasional 2023

Melihat Optimisme Generasi Muda dalam Aspek Ekonomi melalui Survei Optimisme Nasional 2023
info gambar utama

Pada tanggal 14 November 2023 yang lalu, GNFI bekerja sama dengan Lembaga Survei Populix telah berhasil meluncurkan Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia tahun 2023. Adapun, survei ini merupakan survei tahunan yang sudah diselenggarakan oleh GNFI sejak tahun 2018.

Survei ini terdiri dari lima dimensi utama dan satu dimensi tambahan, diantaranya ada Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum, serta Lingkungan dan Pemilu.

Skor rata-rata nasional untuk Indeks Optimisme Indonesia tahun 2023 adalah 7,77 dari skala 10. Jika dibandingkan dengan Indeks Optimisme Indonesia dua tahun sebelumnya, skor indeks tahun ini adalah yang tertinggi dengan selisih sebesar 0,57 dari skor 7,2 di tahun 2021 dan 2022.

Stunting Dapat Menurunkan Kualitas SDM Indonesia Di Masa Depan

Selain itu, skor indeks untuk semua dimensi kecuali Politik dan Hukum juga mengalami kenaikan dibandingkan skor di tahun-tahun sebelumnya. Tercatat unsur “berkurangnya korupsi di masa depan” pada dimensi Politik dan Hukum merupakan yang terendah dengan skor sebesar 5,43.

Sementara itu, dimensi Ekonomi dan Kesehatan menempati posisi tertinggi ketiga dengan skor indeks sebesar 8,31. Menariknya, responden yang memiliki tingkat optimisme tertinggi pada dimensi ini berasal dari kalangan Gen Z dengan skor sebesar 8,34. Adapun, rincian skor pada dimensi Ekonomi dan Kesehatan sebagai berikut.

Gambar 2 I Visualisasi Data Skor Indeks Dimensi Ekonomi & Kesehatan. Sumber: GNFI

Di sini, kita akan lebih fokus membahas aspek ekonominya saja. Seperti yang bisa dilihat dari data di atas, responden dari kalangan mahasiswa dan yang belum bekerja memiliki skor pesimis sebesar 3% pada unsur “terserap di dunia kerja”. Dengan latar belakang responden yang salah satunya adalah mahasiswa, tentu membuat kita bertanya-tanya, apakah memang sesulit itu untuk mendapatkan pekerjaan sehingga membuat mereka merasa pesimis?

Jika mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 4,3 juta tenaga kerja yang terserap dari Februari 2022 hingga Agustus 2023. Angka ini pun sebenarnya naik sekitar 3,17% atau naik dari 135,6 juta di Februari 2022 menjadi sebesar 139,9 juta di Agustus 2023. Jika kita membandingkannya dengan angka pengangguran hingga Agustus 2023, yaitu sebesar 7,85 juta, maka persentase penyerapan tenaga kerja hingga bulan Agustus 2023 adalah sebesar 54,77%.

Dengan persentase penyerapan tenaga kerja yang hanya setengah dari jumlah pengangguran, tak ayal jika sebanyak 3% responden merasa pesimis. Belum lagi, meningkatnya persaingan di pasar kerja yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya angkatan kerja yang tak diimbangi dengan mengingkatnya lapangan pekerjaan.

Selain itu, mulai banyaknya pekerjaan yang digantikan oleh oleh mesin atau AI dikhawatirkan akan semakin mempersempit lapangan pekerjaan di masa depan.

Penghapusan Stigma Guru "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"
 Gambar 3 I Visualisasi Data Persentase Permasalahan Utama Indonesia. Sumber: GNFI
info gambar

Seperti dapat dilihat dari gambar di atas, selain dari permasalahan penyerapan tenaga kerja, terdapat juga permasalahan ketidakstabilan harga pangan, rendahnya penghasilan dibandingkan laju inflasi, serta beban utang negara yang semakin tinggi. Permasalahan-permasalahan inilah yang pada akhirnya menyebabkan aspek ekonomi berada pada urutan kedua teratas permasalahan utama Indonesia.

Yang pertama, permasalahan ketidakstabilan harga pangan yang juga berkaitan dengan permasalahan kedua, yaitu rendahnya penghasilan dibandingkan laju inflasi. Kedua hal ini berkaitan sebab laju inflasi berhubungan erat dengan daya beli masyarakat. Ketika inflasi naik, maka harga-harga barang akan naik tetapi nilai dari uang menurun, jika kondisi ini tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan, maka dapat menurunkan daya beli masyarakat, begitu juga sebaliknya.

Dilansir dari Kompas.com, dalam beberapa tahun ini, baik pemerintah pusat maupun daerah tengah berusaha untuk menjaga kestabilan harga pangan dan inflasi. Upaya ini dilakukan utamanya oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Untuk menjaga kestabilan harga dan inflasi, Bank Indonesia juga sudah memberikan batasan target inflasi sebesar 2,5±1%. Dengan begitu, baik laju inflasi maupun harga pangan diharapkan dapat tetap berada dalam kisaran angka yang masih terkendali dan stabil.

Kemudian, yang terakhir adalah permasalahan beban utang negara yang semakin tinggi. Dilansir dari Tempo.co, hingga Mei 2023, Indonesia memiliki utang sebesar Rp7.787,51 Triliun atau mencakup 37,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Pemilu 2024: Nalar Publik dan Masa Depan Demokrasi

Adapun, persentase tersebut masih berada di batas aman (di bawah 60% dari PDB). Terlebih lagi, jika dibandingkan dengan negara-negara maju, misalnya Jepang, utang Indonesia jauh lebih rendah.

Oleh karena itu, masyarakat sebenarnya tak perlu khawatir dengan utang Indonesia karena utang ini pun sudah melalui banyak pertimbangan dari berbagai aspek sebelum diambil, dan pastinya akan digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

Dari pembahasan di atas, Kawan GNFI pastinya jadi makin tahu nih, mengenai indeks optimisme generasi muda di Indonesia, khususnya di dalam aspek ekonomi. Dari sini pun kita bisa melihat, jika sebenarnya masih banyak masalah-masalah ekonomi yang perlu kita hadapi bersama. Oleh karena itu, yuk sama-sama kita bekerja keras menghadapi tantangan-tantangan ekonomi ini ke depannya demi wujudkan Indonesia Emas 2045!

Referensi:

  • Hasil Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 oleh GNFI dan Populix.
  • https://www.bps.go.id/indicator/6/1953/1/jumlah-dan-persentase-penduduk-bekerja-dan-pengangguran.html
  • https://money.kompas.com/read/2023/09/12/173000626/pentingnya-stabilisasi-harga-dan-ketahanan-pangan-nasional?page=1
  • https://bisnis.tempo.co/read/1803533/utang-pemerintah-tembus-rp-7-950-triliun-ekonom-picu-debt-overhang-dan-hambat-pertumbuhan-ekonomi?tracking_page_direct

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini