Ketika Yasser Arafat Temui Soeharto untuk Bicarakan Kemerdekaan Palestina

Ketika Yasser Arafat Temui Soeharto untuk Bicarakan Kemerdekaan Palestina
info gambar utama

Dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina telah ditegaskan oleh para pemimpinnya, salah satunya oleh Presiden Soeharto. Hal inilah yang dilihat dari kehadiran Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat ke Indonesia.

Yasser Arafat tiga kali berkunjung ke Indonesia. Kunjungan pertama dilakukannya pada 25 Juli 1984. Selama dua hari di Indonesia, Yasser tak hanya bertemu dengan Soeharto tetapi melakukan pertemuan dengan para duta besar negara-negara Arab untuk Indonesia.

Soeharto dan Gagasan Swasembada Beras yang Dilanjutkan dari Mataram Islam

Dimuat dari News on Indonesia, setibanya di Jakarta, Yasser Arafat disambut Menteri Luar Negeri Supardjo Rustam, serta para duta besar Timur Tengah dan negara-negara sahabat. Karpet merah juga disiapkan untuk menyambut tokoh pejuang Palestina tersebut.

“Pengamanan ketat terlihat di sekitar area penyambutan. Lebih dari 50 wartawan yang meliput hanya diperbolehkan berdiri sekitar 20 meter dari jalan masuk,” jelas Amanda Rachmadita dalam Soeharto, Yasser Arafat dan Dukungan untuk Palestina yang dinukil dari Historia.

Dukungan Soeharto

Setelah berbincang dengan duta besar, Arafat lalu bersiap untuk bertemu Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta. Soeharto kemudian menyambut Arafat di Istana Merdeka pada Rabu (27/7) Malam.

“Keduanya berbincang mengenai banyak hal, khususnya mengenai perjuangan rakyat Palestina. Soeharto mengatakan bahwa Indonesia akan tetap membantu perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya karena ini merupakan hal yang prinsipil secara politis sesuai Undang-Undang Dasar 1945,” ucapnya.

Peran Soeharto Hingga Amerika dalam Ketergantungan Indonesia Akan Gandum

Azyumardi Azra dalam Indonesia, Islam, and Democracy: Dynamics in a Global Context menyebut Arafat menekankan organisasinya bukanlah gerakan Islam tetapi memiliki komposisi agama yang pluralis.

Soeharto saat itu juga menjanjikan PLO untuk mendirikan biro di Jakarta. Tetapi janji itu tidak kunjung dipenuhi karena Indonesia khawatir jika PLO memiliki kantor di Jakarta. Karena itulah izin mendirikan kedutaan besar Palestina baru muncul bertahun kemudian.

“Namun demikian, butuh waktu dua tahun (hingga 1991) sebelum kedutaan besar Palestina dibuka di Jakarta,” tulis Azra.

Datang ke KAA

Arafat kembali datang ke Indonesia untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi ke-10 Gerakan Non Blok (GNB) pada 1-6 September 1992. Pada kesempatan itu, Soeharto kembali lagi mengutarakan perhatiannya atas kondisi Palestina.

“GNB harus tetap gigih mendesak penyelesaian masalah Palestina serta konflik Arab-Israel secara adi dan menyeluruh berdasarkan legalitas internasional dari resolusi-resolusi PBB. Termasuk di dalamnya resolusi DK-PBB No 242, 338, dan 425, yang menghendaki penarikan mundur Israel dari seluruh wilayah Palestina dan Arab yang didudukinya, termasuk Al-Qus Al Sharif, Golan Syria, dan Lebanon Setalan,” kata Soeharto.

Pada kunjungan itu, Arafat sempat mengunjungi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dan diterima Direktur IPTN sekaligus Menristek B.J Habibie. Dari IPTN, Arafat menuju Hotel Savoy Homann bersama Soeharto.

Soeharto dan Empat Pengamen yang Diundang untuk Menghibur Ultah Ibu Tien

Setahun berselang, Arafat didampingi istrinya tiba di Jakarta dari Beijing. Dalam pertemuan dengan Arafat, Soeharto selaku ketua GNB menyambut baik kesepakatan perdamaian antara Israel dan Palestina.

“Soeharto berharap hal ini menjadi langkah awal menuju penyelesain permasalah Timur Tengah secara komprehensif, khususnya melalui pembentukan negara berdaulat bagi rakyat. Lebih lanjut, presiden menyampaikan bahwa Indonesia siap memberikan dukungan nyata terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut,” tulis Azra.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini