5 Alasan Bunga Tabebuya Ditanam di Surabaya

5 Alasan Bunga Tabebuya Ditanam di Surabaya
info gambar utama

Kawan tentu mengenal Bunga Tabebuya. Pohon ini tersebar di sebagian penjuru Indonesia. Diantaranya di Jakarta, Magelang, Bandung dan salah satunya di Surabaya, lho! Memangnya apa sih, alasan Pemerintah Kota menanam Bunga Tabebuya?

Perlu Kawan ketahui, Bunga Tabebuya berbeda dengan bunga sakura. Bunga ini berasal dari Brasil dan berwarna lebih terang daripada bunga sakura. Bunga ini berbentuk terompet dengan panjang 5-8 cm dengan warna beragam. Di antaranya merah muda, kuning, ungu, dan putih. Bunga ini mekar pada musim kemarau, yaitu pada bulan Juli—Agustus atau September—Oktober.

Berikut 5 Alasan Bunga Tabebuya Ditanam di Surabaya:

  1. Bunga dari pohon ini memiliki kecocokan dengan perkotaan Surabaya, sehingga jalanan perkotaan yang luas dapat menjadi tempat nya untuk mekar menghiasi kota Surabaya.
  2. Pohon yang ditanam memiliki toleransi pada berbagai macam jenis tanah, sehingga Surabaya sebagai salah satu kota tropis di Indonesia dapat mempertahankan dan menjaga keindahan pohon ini dengan mudah tanpa takut kekeringan dan layu.
  3. Akar dari pohon ini tidak merusak tembok dan bunga yang dihasilkan tidak gampang rontok. Dengan demikian, arsitektur perkotaan tidak terganggu akibat adanya Pohon Tabebuya.
  4. Bunga Tabebuya ternyata mudah ditemukan bijinya di toko bunga. Oleh karenanya pohonnya juga mudah ditanam di halaman rumah bagi Kawan yang ingin menikmati keindahan Bunga Tabebuya. Ataupun di pinggiran jalanan Kota Surabaya bagi Pemerintah Kota.
  5. Bunga Tabebuya sebagai bentuk pemerintah mengindahkan jalanan Surabaya sehingga Kawan yang melewati jalanan Kota dapat menikmati indahnya Bunga Tabebuya sembari berjalan atau pergi dari wilayah Surabaya dari ujung Utara hingga Selatan.
Yuk, Kenali Perbedaan Bisindo dan Sibi, Bahasa Isyarat Indonesia Untuk Komunitas Tuli

Pohon Tabebuya yang sudah ditanam oleh Pemerintah Kota saat ini sudah berada di jalanan protokol seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Manyar, Jalan Ngagel, Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Sulawesi, Jalan Ir Soekarno, Jalan Kertajaya, serta di sejumlah taman kota salah satunya Taman Ngagel Surabaya.

Tentu saja warna bunga yang ditanam juga bermacam. Tercatat ada tiga warna bunga yang ditanam di penjuru Surabaya. Diantaranya merah muda, kuning dan putih. Semuanya diinisiasi oleh Kepala Penerangan Jalanan Umum (PJU) dan Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Namun meski tidak sesuai bulan mekarnya, Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau di Surabaya, Hendri Setianto menjelaskan bahwa untungnya, bunga ini mekar di Bulan November.

Sudah satu dekade sejak Pemerintah Kota Surabaya menanam Bibit Tabebuya di pinggir jalan. Jumlah dari penanaman juga diperbanyak hingga sampai bulan November 2023 berhasil mekar dipinggiran jalan Surabaya.

Uniknya, perawatan Bunga ini sangat mudah. Hanya melakukan penyiraman secara berkala dan memberikan pupuk organik yang ramah lingkungan karena berasal dari pengomposan sampah masyarakat.

Hal ini tentu saja dapat membuka kesempatan bagi Kawan untuk ikut mendukung penyelesaian permasalahan mengenai sampah yang menumpuk di kota. Kebersihan lingkungan yang seimbang menghasilkan keindahan yang tak terhingga dari Bunga Tabebuya. Dan keadaan Kota Surabaya semakin indah dimata Kawan.

Kehadiran bunga yang awalnya diberikan pupuk kompos ini merupakan bentuk manifestasi bahwa kebersihan lingkungan dapat ditanam dan membuahkan hasil yang indah dipandang mata memandang.

Membaca Perjuangan Rakyat Aceh Melawan Kompeni Selama 72 Tahun

Tentu keberadaan Bunga Tabebuya menyenangkan bagi Kawan GNFI. Bunga Tabebuya yang sedang mekar di Surabaya saat ini harus menunggu setahun sekali dan penanamannya pun melalui proses yang lama dan panjang.

Namun hasil yang memuaskan memberikan dampak yang signifikan bagi Kota sehingga kesempatan ini tidak boleh Kawan lewatkan demi berfoto dan bersantai di antara Bunga Tabebuya. Tentu saja, semuanya berawal dari kebersihan akan lingkungan demi kebahagiaan di masa mendatang.

(sumber: surabaya.go.id)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadira Hamamah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadira Hamamah.

NH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini