Mendorong Industri Kayu Olahan dan Furnitur dengan Sistem Informasi

Mendorong Industri Kayu Olahan dan Furnitur dengan Sistem Informasi
info gambar utama

Industri kayu olahan dan furnitur adalah sektor hilir yang mampu menambah nilai produk dengan tingkat tambahannya yang tinggi. Aktivitas industri ini secara proaktif menciptakan dampak positif terhadap perekonomian nasional melalui kinerja ekspor yang signifikan dan penyediaan produk untuk pasar domestik.

Pada tahun 2022, industri olahan kayu, rotan, dan bambu, sebagai bagian dari subsektor industri agro, memberikan kontribusi yang cukup berarti, mencapai 4 persen dari total ekspor nasional dengan nilai mencapai USD4,66 miliar.

“Dari data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) dan asosiasi, jumlah industri kayu olahan (KBLI 16) terdapat 520 perusahaan, dengan serapan tenaga kerja langsung sebanyak 310.330 orang,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat (15/12).

Sebagaimana diungkapkan oleh Dirjen Industri Agro, investasi industri kayu olahan di Indonesia mencapai realisasi sebesar Rp3,5 triliun sepanjang tahun 2022. Di sisi lain, kinerja ekspor industri furnitur juga mencatat prestasi yang signifikan dengan mencapai USD2,47 miliar pada tahun 2022.

“Sesuai data SIINas dan asosiasi, jumlah industri furnitur (KBLI 31) sebanyak 1.114 perusahaan, dengan serapan tenaga kerja langsung hingga 143.119 orang. Sedangkan total investasinya tahun 2022 sebesar Rp2,9 triliun,” ungkapnya.

Sinergi ini terwujud dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pertukaran dan pemanfaatan data bahan baku kayu dan produk olahan kayu, yang ditandatangani oleh perwakilan dari kedua kementerian dan Dirjen Industri Agro Kemenperin.

Harapannya, interkoneksi antara SIPHL KLHK dan SIINas Kemenperin ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan, dan juga kepada para pelaku industri kayu baik di sektor hulu maupun sektor hilir.

Produksi Arang Kayu dan Lingkungan: Mengantisipasi Dampak dan Menemukan Solusi

Membantu penentuan kebijakan

Kerja sama antara KLHK dan Kemenperin dalam pertukaran data bahan baku kayu juga nantinya akan dapat memberikan manfaat transparansi aliran data kepada sektor hilir dan sebaliknya, memperkaya bahan data untuk pengambilan kebijakan pemerintah.

Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, menilai kerja sama ini penting dalam menyediakan data dan informasi terkait sumber bahan baku kayu dan kebutuhan produk olahan kayu dari hulu hingga hilir.

“Melalui penandatanganan PKS dan Peluncuran Interkoneksi Sistem Informasi di SIPHL dan SIINas, diharapkan data dan informasi kayu sebagai bahan baku hanya diinput sekali di hulu, tidak perlu diinput berulang di setiap tahapan, hal ini sangat membantu pelaku usaha industri hilir," ujar Nani.

Interkoneksi sistem informasi antara SIPHL dan SIINas bertujuan untuk saling bertukar data secara dua arah secara online. Ini memungkinkan data tentang penggunaan kayu dan produk olahan kayu dapat diakses secara real-time melalui dashboard di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Industri Mebel dan Kayu Makin Signifikan Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini