Menuju Ubud Sebagai Destinasi Gastronomi Dunia, Bagaimana Perkembangannya?

Menuju Ubud Sebagai Destinasi Gastronomi Dunia, Bagaimana Perkembangannya?
info gambar utama

Ubud sedang diperkenalkan sebagai destinasi pariwisata gastronomi melalui Workshop for UNWTO Gastronomy Tourism Development yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dan Pemerintah Kabupaten Gianyar.

Workshop ini bertujuan untuk mewujudkan strategi pengembangan destinasi gastronomi di Ubud, Bali. Sebelumnya, dokumen strategi tersebut telah diserahkan oleh UNWTO kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dokumen tersebut juga telah diterima oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar.

Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya, Jumat (15/12/2023), mengatakan workshop dan sosialisasi ini diharapkan dapat memperkuat peran dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan (stakeholder) di Ubud. Mulai dari berbagai organisasi, pengelola destinasi baik lokal maupun regional, perwakilan bisnis dan akademisi yang terkait dengan gastronomi di Ubud.

“Ubud dipilih sebagai pilot project pengembangan wisata gastronomi karena kesiapan dan tingginya tingkat kolaborasi antar stakeholder. Makanan di Ubud tidak sekadar hidangan kuliner, tetapi sudah menjadi gaya hidup dan budaya bagi masyarakat setempat.” kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangan tertulis.

UNWTO Tunjuk Ubud Jadi Prototipe Wisata Gastronomi Dunia

Ubud dengan budaya gastronominya dan proses menuju destinasi dunia

Budaya gastronomi yang berakar di Ubud tercermin melalui interpretasi relief di dinding Pura Yeh Pulu. Relief tersebut menggambarkan keberagaman budaya lokal, termasuk kegiatan beternak, bertani, dan berburu yang menjadi bagian integral dari warisan kuliner daerah.

Keunikan Ubud tidak hanya terbatas pada aspek kuliner, melainkan juga mencakup Subak, sistem tradisional pengelolaan irigasi yang menjadi pilar budaya masyarakat Bali. Selain itu, filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan, menjadi landasan kekayaan budaya dan kuliner yang dimiliki oleh Ubud.

“Ubud merupakan salah satu ikon pariwisata di Gianyar yang diharapkan dapat lebih berkontribusi terhadap ekonomi daerah melalui Gastronomi dan kami dari pemerintah daerah Gianyar akan mendukung dari sisi regulasi” kata Asisten III Setda Gianyar, I Ketut Pasek Lanang Sadia.

Wisata gastronomi tidak hanya memberikan pengalaman kuliner yang autentik, tradisional, inovatif, dan berkelanjutan, tetapi juga mewujudkan pariwisata inklusif.

Perwujudan dari pariwisata gastronomi ini juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan kegiatan terkait, seperti kunjungan ke produsen lokal, partisipasi dalam festival makanan, kelas memasak, kunjungan ke pusat pendidikan, hingga menikmati hidangan tradisional, menjadi implementasi yang beragam.

Oleh karena itu, keterlibatan dan semangat kolaborasi dari semua pihak memegang peranan penting untuk mengoptimalkan manfaat yang dapat dihasilkan dari pengembangan wisata gastronomi.

Contoh Praktik Sederhana untuk Terapkan Prinsip Gastronomi Berkelanjutan

Patricia Carmona, Department Officer, Tourism Market Intelligence and Competitiveness UNWTO, menyarankan pembentukan Gastronomy Tourism Club sebagai salah satu rekomendasi utama dalam program ini.

Klub ini akan menjadi badan organisasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam industri gastronomi. Tujuannya adalah untuk berkolaborasi secara aktif dan berkomitmen dalam menginisiasi pengembangan serta implementasi berbagai program terkait gastronomi di Ubud untuk masa depan yang lebih baik.

“Program dan action plan dari kegiatan ini diharapkan dapat dikolaborasikan dengan kementerian, lembaga, serta stakeholder yang lebih luas” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu.

Acara "Workshop for UNWTO Gastronomy Tourism Development" selanjutnya dilanjutkan dengan Gastronomy Tourism Club Kick-off Meeting, yang mana peserta membahas rencana tindak lanjut untuk pengembangan wisata gastronomi di Ubud.

Diplomasi Gastronomi Indonesia-Bulgaria: Realisasi Fasilitas Produksi Rendang di Eropa

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini