Kaleidoskop 2023: Kiprah RI Jadi Pemain Energi, Raja Migas, dan Rumah PLTS Terapung

Kaleidoskop 2023: Kiprah RI Jadi Pemain Energi, Raja Migas, dan Rumah PLTS Terapung
info gambar utama

Indonesia seakan mempertegas potensinya untuk menjadi pemain utama dalam industri energi dan hilirisasi global. Setidaknya sepanjang semester kedua 2023, sejumlah infrastruktur minyak dan gas bumi (migas) dengan mega-investasi resmi beroperasi.

Proses konstruksi berbagai proyek multinasional pun banyak yang dimulai tahun ini dan melibatkan sederet perusahaan pemimpin sektor energi global dari Arab Saudi hingga Eropa Selatan. Lokasi pembangunannya tidak di satu kawasan saja, tapi tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Pada pertengahan tahun, Indonesia resmi memiliki pabrik nikel sulfat terbesar di dunia. Operasinya mengawali langkah Indonesia mewujudkan hilirisasi. Kemudian, dalam tiga bulan terakhir, dua penemuan raksasa atau giant discovery cadangan gas mencetak sejarah baru kekayaan migas di negeri ini.

Sebetulnya banyak gagasan Indonesia di sektor energi yang telah terwujud pada tahun ini. GNFI telah merangkumnya dalam Kaleidoskop 2023.

Sumber Gas Raksasa Ditemukan di Lepas Pantai Sumatra, Terbesar ke-3 Dunia

Pengembangan PLTS Terapung

Komitmen Indonesia dalam menerapkan energi bersih semakin runcing setelah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Asia tenggara dan terbesar ketiga di dunia. Proyek bernilai Rp1,8 triliun itu terletak di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat, dan telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (9/11). Masdar dari Uni Emirat Arab (UEA) dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) selaku pengelola juga telah menyampaikan bahwa kapasitas PLTS Cirata bakal ditingkatkan dari 145 megawatt (MW) atau 192 MWp menjadi 500 MW.

Tak sampai sebulan, PT PLN (persero) dan ACWA Power dari Arab Saudi meresmikan kerja sama pengembangan dua PLTS Terapung di Danau Singkarak, Sumatra Barat, dan Waduk Saguling, Jawa Barat. Direktur kedua perusahaan telah menandatangani Letter of Intent (LoI) di Dubai, Minggu (3/12). Nilai investasi proyek itu mencapai 104,95 juta dolar AS atau setara Rp1,63 triliun.

Kaleidoskop 2023: Upaya Membaca Kembali Sejarah Indonesia untuk Masa Depan

Pembangkit hidrogen hijau

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menunjukkan kesungguhan Indonesia mengembangkan energi bersih dengan meresmikan operasi perdana 21 pembangkit hidrogen hijau atau Green Hydrogen plant (GHP) yang tersebar di Sumatra, Jawa, dan Bali. Peluncuran ini menyusul kehadiran hydrogen plant di PLTGU Muara Karang, Jakarta Utara, yang telah lebih dahulu diresmikan pada 9 Oktober lalu.

Menurut Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, setelah 21 GHP beroperasi, kapasitas produksi hidrogen di Indonesia per tahun akan meningkat dari 51 ton menjadi 199 ton. Bukan itu saja, pihaknya kini bisa menyuplai hidrogen untuk 424 mobil listrik fuell cell dan mengurangi emisi 3.720 ton karbondioksida (CO2).

2 PLTS Terapung Akan Dibangun di Sumbar dan Jabar, Investasi Rp1,6 Triliun

Kilang gas alam cair

Jika mengulas agenda tahun ini, Presiden RI Joko Widodo cukup banyak mengunjungi infrastruktur energi di Tanah Air. Salah satunya Tangguh LNG Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek Strategis Nasional (PSN) itu dia resmikan pada Jumat (24/11).

Jokowi dalam pidatonya menyebut total investasi proyek ini sebesar 4,83 miliar dolar AS atau setara Rp72,45 triliun. Ladang gas Tangguh LNG juga diklaim sebagai produsen gas terbesar di Indonesia. Ketika kapasitas produksi maksimal tercapai, maka seluruh kilang Tangguh diperkirakan dapat memasok sepertiga dari seluruh produksi gas negara.

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga melakukan groundbreaking untuk tiga proyek hulu migas, di antaranya: pembangunan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) di Lapangan Ubadari, Distrik Kramomongga, Kabupaten Fakfak. Lalu, hilirisasi Blue Ammonia, serta lapangan gas Asap-Kido-Merah (AKM). Nilai investasi seluruh proyek ini mencapai Rp115 triliun.

Cadangan Minyak RI Bertambah 599 Juta Barel, Nilainya Rp156 Triliun

Cadangan minyak berlimpah

Pemerintah Indonesia menemukan ladang minyak dengan potensi 27 miliar barel di wilayah kerja Warim Basin, cekungan besar di Papua, berbatasan dengan Papua Nugini. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan kabar ini pada Selasa (19/9).

Baru-baru ini, Pertamina Hulu Energi (PHE) pada 6 Desember turut mengumumkan penemuan dua sumur cadangan minyak baru di Jawa Barat. Kedua sumur tersebut antara lain: East Akasia Cinta (EAC)-001 di wilayah kerja PEP Lapangan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, dan Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Lapangan Tambun, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. Total potensi minyak di sumur EPN-001 diperkirakan mencapai 92,70 juta MMBOE.

Menjelang akhir tahun, beberapa rencana pengembangan ladang minyak pun disetujui, di antaranya: proyek Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku Utara, senilai Rp528 triliun. Lalu, Lapangan Minas Tahap-1 (Area-A) dan Lapangan Rantau Bais Tahap 1 di Blok Rokan, Riau, dengan total investasi Rp5,81 triliun.

Kaleidoskop 2023: Ragam Prestasi Cemerlang dan Ajang Olahraga Bergengsi Tanah Air

Penemuan 2 cadangan gas raksasa di Kalimantan dan Sumatra

Dua penemuan gas raksasa (giant discovery) abadini mengakhiri kuartal keempat 2023. Eni—perusahaan energi asal Italia—pada 2 Oktober lalu mengumumkan penemuan cadangan gas di sumur eksplorasi Geng North-1, Wilayah Kerja Ganal Utara, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Total struktur yang ditemukan mencapai 5 triliun kaki kubik (tcf) gas dan 609 juta barel setara minyak (MMBOE).

Kemudian, SKK Migas dan Mubadala Energy—perusahaan energi asal Abu Dhabi—melaporkan penemuan sumber gas besar dari sumur Eksplorasi Layaran-1, Kontrak Kerja Sama (KKS) Andaman Selatan pada Rabu (20/12). Lokasinya berjarak 100 kilometer dari lepas pantai Sumatra bagian utara, Indonesia. Potensi gas-in-place di sumur tersebut mencapai 6 triliun kaki kubik (TCF). Penemuan ini pun digadang-gadang masuk ke dalam 3 sumber gas terbesar di dunia.

Kilang Gas Alam Cair di Papua Barat Resmi Beroperasi, Habiskan Rp72,45 Triliun

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini