Benteng Belgica Bangunan Bersejarah Di Banda Neira, Tempat Wisata Favorit Pecinta Sejarah

Benteng Belgica Bangunan Bersejarah Di Banda Neira, Tempat Wisata Favorit Pecinta Sejarah
info gambar utama

Saksi bisu penguasaan bangsa Eropa di Ambon yaitu Benteng Belgica. Benteng ini terletak di Kota Banda Neira, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Pembangunan benteng ini melalui proses sejarah yang panjang.

Berawal dari kedatangan bangsa Portugis pada awal abad XVI, lalu disusul oleh Belanda dan Inggris pada periode selanjutnya, kedatangan bangsa-bangsa asing tersebut menjadikan hampir seluruh wilayah Kepulauan Nusantara sebagai zona ekonomi kolonial. Salah satu contohnya Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

Banda Neira merupakan salah satu kota kecil peninggalan zaman kolinial Portugal dan Belanda di Nusantara. Banda Neira ini berubah menjadi kota ketika Portugis menginjakkan kakinya untuk pertama kalinya di pulau yang terkenal sebagai pulau rempah-rempah (spice land) pada tahun 1527 ini. Pada saat itu Banda Neira diproyeksi sebagai sentra dagang Portugal untuk Eropa.

Oleh karenanya, dibutuhkan pelabuhan yang memadai dan dilengkapi prasarana pertahanan, yaitu benteng yang sekaligus berfungsi sebagai penjara dan gudang mesiu.

Optimisme Generasi Muda: Landasan Masa Depan Indonesia Tahun 2023

Pembangunan Benteng Belgica ini dipimpin oleh Pieter Both, Gubernur, Jenderal pertama VOC, pada tahun 1611. Benteng ini digunakan sebagai markas dan pusat pertahanan militer. Dalam kurun waktu itu, benteng yang pada awalnya difungsikan sebagai pusat pertahanan tersebut berkembang menjadi benteng pemantau lalu lintas kapal dagang.

Saat mengunjungi benteng ini, wisatawan akan merasakan atmosfer napak tilas riwayat kolonialisme di Nusantara. Wisatawan seolah-olah berada di Banda Neira pada abad XVII yang lalu.

Meskipun telah berusia lebih dari empat ratus tahun, benteng ini masih terawat dengan baik. Tidak tampak adanya coretan-coretan pada tembok benteng yang tebalnya mencapai puluhan sentimeter itu. Selain masih terawat dengan baik, penampilan benteng ini juga masih terlihat kukuh dan tangguh.

Sesaat setelah berada di objek wisata ini para wisatawan pasti akan berdecak kagum. Benteng ini memiliki arsitektur yang sangat unik. Dari sisi luar bangunan, Benteng Belgica yang dibangun pada tahun 1611 ini tampak menyerupai Gedung Pentangon di Washington D.C, Amerika Serikat.

Bahkan, benteng ini sampai dijuluki sebagai The Indonesian Pentangon. Sebutan tersebut diberikan karena secara desain arsitektur bangunan benteng bekas markas VOC tersebut berbentuk pentagonal atau persegi lima.

Uniknya, apabila benteng ini dilihat dari salah satu penjuru niscaya hanya akan terlihat empat buah sisi. Meskipun sesungguhnya benteng tersebut memiliki lima sisi layaknya sebuah bintang persegi.

Membaca Buku sebagai Self-Healing untuk Mengatasi Overthinking

Di setiap sudut benteng ini wisatawan akan disuguhi keindahan dinding-dinding bangunan yang dikreasi sebagai sarana bertahan ketika ada musuh yang menyerang atau yang lazim disebut sebagai defensive wall. VOC mendirikan Benteng Belgica ini merujuk pada tren teknologi arsitektur (model) benteng di Eropa kala itu atau gaya benteng di periode modern awal (Early Modern Era).

Di benteng tersebut Kawan juga dapat melihat beberapa meriam. Meriam-meriam tersebut pernah digunakan VOC untuk menghalau pemberontakan yang dilakukan oleh penduduk lokal dan beberapa kesultanan dari Sulawesi dan Maluku Utara antara akhir abad XVI hingga awal abad XIX.

Sementara itu, dari dalam benteng Kawan dapat melihat kontruksi benteng yang terdiri atas dua lapis bangunan (dua lantai). Untuk masuk ke dalam benteng, kita harus menggunakan tangga aslinya. Tangga tersebut dapat diangkat (semacam tangga hidrolik) dan setibanya di tengah, Kawan akan menemukan sebuah ruang terbuka yang luas khusus untuk para tahanan.

Di tengah ruang terbuka tersebut akan dijumpai dua buah sumur rahasia berbentuk persegi. Konon, kedua sumur itu menghubungkan benteng dengan pelabuhan dan Benteng Nassau yang berada di tepi pantai.

Di setiap benteng Kawan dapat melihat menara. Untuk menuju puncak menara tersebut, dapat melewati tangga yang posisinya nyaris tegak dan lubang keluar yang sempit. Dari puncak menara inilah Kawan dapat menikmati panorama sebagian daerah di Kepulauan Banda. Panorama tersebut mulai dari birunya perairan Teluk Banda, terbenam matahari (sunset), puncak Gunung Api hingga rimbunnya ratusan pohon pala di Pulau Banda Besar.

Dengan berwisata di Benteng Belgica Kawan akan mendapatkan kepuasan tersendiri. Kawan dapat mempelajari salah satu tempat sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Selain itu, Kawan juga dapat berjalan-jalan di sekitar benteng sambil membayangkan suasana masa kolonial dulu.

Apabila ingin menginap, dapat menginap di Kota Banda Neira, di kota tersebut tersedia banyak penginapan dalam berbagai kelas. Beberapa penginapan di antaranya penginapan tersebut berada di Jalan Ratu Liliselo dan Jalan Pelabuhan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini