Peran Agung Cucuk Lampah dalam Tradisi Pernikahan Jawa Klasik

Peran Agung Cucuk Lampah dalam Tradisi Pernikahan Jawa Klasik
info gambar utama

Keberadaan cucuk lampah menjadi bagian dari tradisi yang khas dalam pernikahan suku Jawa. Cucuk lampah adalah bagian tak terpisahkan dari pernikahan adat Jawa klasik yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Cucuk lampah biasanya berjalan di depan para pengantin yang berfungsi sebagai pembuka jalan.

Dalam bahasa Jawa, “cucuk” merupakan pemimpin pasukan, sedangkan “lampah” berarti berjalan. Dari dua kata tersebut, cucuk lampah berarti pemimpin pasukan yang berjalan di barisan terdepan.

Dalam tradisi pernikahan Jawa klasik, cucuk lampah mengantarkan rombongan pengantin beserta keluarga berjalan menuju pelaminan. cucuk lampah berjalan sambil menari dengan gerakan yang khas.

Menelusuri Sejarah, Makna Filosofis, dan Nilai-Nilai Masyarakat Jawa Dalam Tari Lengger

Seorang penari cucuk lampah memimpin rombongan dengan melakukan gerakan tarian yang disebut "lumaksana putra halus" di sepanjang iring-iringan kirab.

Di belakang cucuk lampah biasanya diikuti oleh dua orang gadis kecil yang berperan sebagai "patah sakembaran". Kemudian, ada kelompok remaja yang membentuk pagar ayu dan pagar bagus, dengan jumlah yang berkisar antara 4 hingga 8 orang.

Setelah itu, pasangan pengantin menempati barisan kelima, diikuti oleh orang tua kedua mempelai, dan yang terakhir adalah barisan sanak saudara.

Ketika sampai di pelaminan, cucuk lampah memberikan penghormatan kepada mempelai pengantin sebagai tanda bahwa keduanya merupakan raja dan ratu.

Dalam versi lain, cucuk lampah berperan sebagai pengantar sekaligus pembuka jalan pengantin pria yang akan bertemu dengan pengantin perempuan.

"Pengantin itu kan akan menuju kehidupan rumah tangga. Dalam perjalanan menuju kehidupan baru itu kadang ada halangan dan rintangan. Nah cucuk lampah inilah secara filosofis sebagai pembuka jalan dan menyingkirkan balak agar pengantin pria bisa bertemu dengan pengantin perempuannya dengan lancar," jelas Heri Prasetyo, seniman tari Jawa Timuran, Minggu (22/1/2023) dalam Detik.com.

Inilah Makna Riasan Paes Pengantin Jawa

Simbol Penolak Bala

Kehadiran cucuk lampah dalam tradisi pernikahan Jawa bukan tanpa makna. Cucuk lampah bahkan memiliki misi yang mulia. Ia dipercaya menjadi simbol penolak bala atau malapetaka untuk mengusir segala bentuk energi negatif yang dapat mengganggu kelancaran rangkaian resepsi pernikahan.

Cucuk lampah biasanya juga dikenal sebagai subamanggala. “Suba” berarti tata krama atau tata susila, dan “manggala” yang berarti pemimpin. Artinya, subamanggala berperan menjadi pemimpin yang penuh tata krama

Dilansir dari Kumparan, makna peran cucuk lampah adalah seorang pemimpin rombongan yang bertanggung jawab atas keselamatan rombongan yang dipimpinnya dengan penuh tata krama.

Oleh karena itu, jenis gerak cucuk lampah dalam memimpin jalannya kirab pada umumnya menggunakan gerak lumaksana putra halus atau berjalan seperti putra yang memiliki sifat halus dalam tari Jawa gaya Surakarta.

Biasanya cucuk lampah dilakukan oleh seorang pria. Akan tetapi, sekarang cucuk lampah dapat diperankan oleh wanita maupun pria dan wanita yang menjadi Panji Asmara Bangun dan Dewi Sekartaji.

Saat ini, cucuk lampah tidak hanya berperan sesuai dengan filosofinya dan menciptakan suasana sakral dalam pernikahan, tetapi juga menyelipkan guyonanan yang dapat menghibur para pengiring. Bahkan, cucuk lampah juga mengajak interaksi para tamu undangan.

Tradisi Kirab Pengantin : Cara Penguasa Jawa untuk Bersatu dengan Masyarakat

Referensi:

Dilansir dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini