Mengapa Orang Medan Sebut Sepeda Motor dengan Kereta, Pengaruh dari Mana?

Mengapa Orang Medan Sebut Sepeda Motor dengan Kereta, Pengaruh dari Mana?
info gambar utama

Masyarakat Medan atau Sumatra Utara pada umumnya menyebut sepeda motor menggunakan kata kereta. Hal ini berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya yang menyebut sepeda motor.

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kereta memiliki tiga arti. Pertama, kendaraan yang beroda dua atau empat (biasanya ditarik oleh kuda). Kedua, kata kereta diartikan sebagai kereta api, dan ketiga adalah sepeda motor.

Kota Medan, Antara Modernitas dan Keindahan Tradisional

Biasanya seorang sopir akan mengingatkan seorang penumpang yang hendak turun dari bus di persimpangan jalan raya. Rupaya penyebutan kereta tersebut bukanlah untuk memperingati penumpang untuk awas terhadap sepeda motor.

“Ya memang benar bang orang sini menyebut kereta itu motor,” kata salah satu seorang warga Medan.

Berawal dari alat angkut

Ahli bahasa dan akademisi dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Amrin Saragih mengatakan kata kereta sudah sejak lama digunakan oleh orang Medan. Amrin menjelaskan pada awalnya digunakan untuk menyebut semua alat angkut.

“Dulu segala kendaraan yang bergerak tidak dipandu oleh manusia disebut kereta,” kata Amrin yang dimuat dari Detik.

Amin mengatakan jenis kereta yang pertama adalah kereta yang ditarik lembu. Seiring dengan berkembangnya zaman, muncullah kereta dengan menggunakan mesin. Setelah itu ada kereta berjentera atau mesin.

Sejarah Masjid Lama Gang Bengkok Kota Medan

Dia mengatakan kereta bermesin kemudian tak lagi disebut sebagai kereta berjentera, melainkan hanya disebut sebagai kereta. Amrin mengatakan tidak mengetahui pasti alasan kata berjentera itu dihilangkan dari percakapan warga.

“Tapi bedanya kereta ini bertahan pada sepeda motor itu tanpa dibarengi kata-kata yang lain. Sama sebenarnya dengan di Semenanjung, Malaysia. Di Semenanjung itu, kata kereta untuk mobil,” tutur Amrin.

Dipengaruhi dari bahasa Melayu

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumut, Dr Maryanto mengatakan penyebutan sepeda motor di Medan ada pengaruh dari bahasa Melayu. Sejak lama, jelasanya bahasa Melayu menjadi bahasa pergaulan sejak zaman kerajaan Melayu Deli.

“Kereta ini semula bahasa Melayu, kereta itu untuk semua kendaraan yang tidak bermotor (ditarik hewan) pada masa dulu. Ini menunjukkan perkembangan bahasa Melayu lebih awal di Sumut, kita kenal bahasa Melayu menjadi bahasa pergaulan,” katanya.

Sejarah Rumah Tjong A Fie dan Kisah Didalamnya

Dia mengatakan tingginya intensitas masyarakat di Sumut untuk menggunakan bahasa Melayu, membuat kata kereta tetap menjadi bahasa pergaulan hingga sekarang. Karena itu sangat wajar baginya menjadi varian bahasa di Medan.

Saat perkembangan bahasa Indonesia, sepeda motor memiliki padanan untuk kendaraan bermotor, tetapi kata kereta yang sudah lama digunakan masih tetap lestari. Bahasa ini jadi percakapan pergaulan di Sumatra utara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini