Calon Pemimpin Berlatar Belakang Artis Tak Laku di Kalangan Mahasiswa, Mengapa?

Calon Pemimpin Berlatar Belakang Artis Tak Laku di Kalangan Mahasiswa, Mengapa?
info gambar utama

Dalam setiap pemilu, ada satu fenomena yang kerap menuai perhatian publik, yakni artis yang maju sebagai calon pemimpin, baik itu di tingkat eksekutif maupun legislatif. Namun, mereka ternyata tidak laku di kalangan mahasiswa.

Hal itu tergambar dari hasil survei Praxis mengenai Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024. Diketahui bahwa hanya 0,15 persen mahasiswa yang tertarik untuk memilih sosok calon pemimpin dengan latar belakang artis.

Mahasiswa lebih menyukai calon pemimpin yang memang berpengalaman di dunia politik. Sebanyak 20,88 persen responden menyatakan jika politisi menjadi latar belakang calon pemimpin yang paling layak untuk dipilih.

Temuan itu menarik karena nyatanya sejumlah artis papan atas berhasil terpilih dalam pencalonan. Di DPR RI periode 2019-2024 misalnya, ada nama seperti Mulan Jameela, Krisdayanti, hingga Rano Karno. Artinya, tak bisa dipungkiri jika ada kelompok masyarakat di luar mahasiswa yang tertarik kepada para artis yang terjun di gelanggang politik.

Atribut Kampanye Pemilu Menuai Keluhan, Apa Akar Masalah dan Solusinya?

Rasionalitas Mahasiswa

Mengapa calon pemimpin berlatar belakang artis tidak menarik bagi mahasiswa? Jawabannya adalah mahasiswa lebih rasional dalam menentukan pilihan dalam pemilu sehingga sulit dipengaruhi status artis seseorang yang terjun ke dunia politik.

Hal itu disampaikan oleh Director of Public Affairs Praxis Indonesia, Sofyan Herbowo. Namun, ia juga mengingatkan bahwa mahasiswa termasuk kelompok masyarakat yang jumlahnya sedikit di Indonesia.

"Proporsi mahasiswa dibandingkan seluruh populasi itu kan hanya sekian persen, masih banyak orang yang gampang tergoda dengan 'oh ini ganteng, atau ini cantik'," ujar Sofyan dalam paparan hasil surveinya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).

Berdasarkan data Kemendikbudristek, mahasiswa memang hanya berjumlah 9.320.420 orang pada 2023. Sementara itu, total penduduk Indonesia menyentuh 278 jita jiwa di mana lebih dari 204 juta di antaranya masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024.

Keterlibatan artis di panggung politik memang kerap menuai persepsi negatif. Seperti dicatat Muslimin Ritonga dan Raegen Harahap dalam artikelnya di Jurnal Pemerintahan dan Politik, artis dianggap kurang berpengalaman dan terkesan lebih fokus pada citra dan popularitas ketimbang kompetensi dan program.

Namun di sisi lain, terjunnya pada artis di kancah politik semestinya tidak perlu dipersoalkan. Menurut content creator dan pendiri Malaka Project Ferry Irwandi, masyarakat tidak sepatutnya mendiskriminasi seseorang karena profesinya. Dalam konteks politik, masyarakat tinggal memastikan bahwa artis yang dipilih memang punya kapabilitas atau kompetensi yang memadai.

"Problemnya adalah, apakah selama ini artis yang merepresentasikan masyarakat dan direpresentasikan partai polilik itu punya kapabilitas atau komoetensi?" kata Ferry.

Kominfo: Angka Hoaks Pemilu 2024 Menurun, Kabar Baik untuk Demokrasi Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini