Benih Timun Jawa yang Jadi Inspirasi Model Pesawat yang Lebih Stabil

Benih Timun Jawa yang Jadi Inspirasi Model Pesawat yang Lebih Stabil
info gambar utama

Timun jawa merupakan tanaman merambat yang tumbuh pada pohon-pohon tropis. Tumbuhan ini mudah dikenali dari buahnya yang besar, serta memiliki biji bersayap yang berukuran 13 cm.

Tanaman yang memiliki nama ilmiah Alsomitra macrocarpa ini banyak ditemukan tumbuh di hutan hujan Jawa. Karena itu, para peneliti kerap menyebutnya dengan Javan Cucumber. Carl Ludwig Blume yang pertama kali mendeskripsikan tanaman ini pada tahun 1825.

Timun jawa termasuk tumbuhan merambat berkayu yang sejak semai hingga tumbuh dewasa butuh tanaman lain sebagai rambatan. Saat buah terbuka, akan terlihat ratusan biji bersayap tipis tersusun rapi.

Kisah Bunga Dandelion, Berasal dari Eropa Memberi Beragam Manfaat ke Manusia

Berisi hampir 500 biji panjang dengan ketebalan biji 1 mm. Di alam, saat buah matang akan membuka sekaligus. Ratusan biji tipis bersayap pada kedua sisinya, akan menghambur dan berterbangan ditiup angin.

Sayap yang dimiliki mengantarkan biji untuk mendarat pada media atau tanah sehingga berkecambah. Hal ini menjadi bagian penting regenerasi pohon pada habitat alami. Dan faktanya keberadaan sayap dapat membantu biji melekat ketika mendarat.

Inspirasi pembuatan sayap

Ternyata struktur unik yang dimiliki biji terbang itu menarik perhatian para ilmuwan. Mereka mempelajari struktur sayap dan menemukan kondisi aerodinamik yang seimbang. Berkat lembaran tipis dan konfigurasi terpusat.

“Sehingga memiliki kemampuan akselerasi gaya terbang yang stabil. Hal ini kemudian menginspirasi dunia aviasi,” jelas Melani Kurnia Riswati yang dimuat Kumparan.

Daun Mekai, Micin Ala Suku Dayak untuk Penyedap Rasa Makanan RK Rizky Kusumo

Igo Etrich dan rekannya Frans Xaver Wels membuat rancang bangun pesawat layang tanpa awak. Pesawat terbang dengan sayap stabil meniru timun hutan ini ternyata berhasil terbang pada tahun 1904

Merujuk riset Akira Azuma dan Yoshinori Okuna dari University of Tokyo pada 1987 mencoba menguji stabilitas gaya terbang dari biji timun hutan. Ini menjadi acuan dalam perkembangan aviasi dunia.

Penyebaran biji

Bentuk biji yang mudah tertiup angin memberinya kesempatan untuk menempuh perjalanan jauh. Karena itu biji ini dapat mencapai jarak hingga ratusan meter. Tumbuh menyebar dari induknya menjadi strategi tumbuhan untuk dapat menemukan daerah baru.

“Hal ini untuk menghindari persaingan dan menjaga kelangsungan hidup generasinya,” jelasnya.

Evolusi yang berlangsung cukup panjang telah menciptakan biji kecil dan ringan. Tipe seperti itu secara substansial telah berhasil mengatasi gaya gravitasi. Jenis biji anggrek yang halus dapat menjelajahi kawasan yang jauh berkat bantuan angin.

Lebih dari 90 Spesies Baru Tumbuhan dan Satwa Liar Ditemukan Sejak 2021

Selain memiliki sayap, beberapa tumbuhan juga memiliki cara lainnya untuk dapat menyebar. Tumbuhan mendapat jasa hewan yang memakan buahnya. Biji akan keluar bersama feses.

“Pada tempat baru yang cocok akan berkecambah lalu tumbuh menjadi individu baru,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini