Upaya Menyelamatkan Obat Mujarab dari Madura yang Terancam Punah

Upaya Menyelamatkan Obat Mujarab dari Madura yang Terancam Punah
info gambar utama

Masyarakat Madura terancam kehilangan salah satu obat mujarabnya. Hal ini setelah tanaman komantin saebu sebagai obat dari Madura semakin asing di masyarakat karena jumlahnya tak banyak.

Dinukil dari Mongabay Indonesia, komantin saebu dikenal sebagai tumbuhan obat untuk segala macam penyakit. Tumbuhan yang memiliki nama latin Glossocardia leschenaultii ini memiliki habitat di tepi pantai dan perbukitan kapur.

Mohammad Ridwan, warga Dusun Mandala Barat, Desa Gadu Barat Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep mengaku pernah menggunakan komantin saebu untuk obat. Dirinya mengaku badannya lebih segar setelah mengkonsumsinya.

Kisah Bunga Dandelion, Berasal dari Eropa Memberi Beragam Manfaat ke Manusia

“Sekitar dua tahun lalu. Sehabis konsumsi ramuan yang salah satu bahannya komantin saebu itu, saya merasa lebih segar. Kebetulan waktu itu kondisi cuaca kurang bersahabat,” katanya.

Khasiat dipercaya sejak lama

Komantin saebu dikenal dengan nama-nama berbeda di beberapa tempat, seperti godong sewu di Jawa atau daun seribu dalam bahasa Indonesia. Tetapi khasiat komantin saebu sebagai obat telah dipercaya sejak zaman dahulu.

Dosen Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep mengatakan komantin saebu salah satu tumbuhan liar yang air rebusan daunnya bisa mengobati usus buntu.

“Ini berdasar penelitian kami 2019, hasil wawancara dengan penduduk di Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep,” katanya.

Daun Mekai, Micin Ala Suku Dayak untuk Penyedap Rasa Makanan

Peneliti dari Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Eko Setiawan mengatakan tumbuhan ini berupa rumput kecil dan menjalar dengan bau seperti adas jika diremas.

“Sejauh ini dimanfaatkan untuk obat sakit perut, pencernaan dan dicampur untuk hampir seluruh obat tradisional. Caranya, direbus dan diminum airnya. Atau dengan dicampur dengan bahan lain,” katanya.

Terancam

Tanaman komantin saebu masih hidup liar di dataran tinggi dengan karakter tanah bebatuan. Tanaman ini hanya ditemukan pada musim hujan, namun kondisinya semakin tahun semakin berkurang.

Hal ini disebabkan karena belum berhasil mencoba budidaya secara massal. Karena itu upaya pengkajian budidaya tanaman komantin saebu ini perlu dilakukan untuk melestarikan tanaman tersebut.

Lebih dari 90 Spesies Baru Tumbuhan dan Satwa Liar Ditemukan Sejak 2021

Karena itu Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melalui Pusat Penelitian dan Inovasi Rempah dan Obat melakukan kegiatan focus discussion group (FGD) eksplorasi dan pendampingan petani tanaman komantin saebu.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak di antaranya petani, kelompok tani, penyuluh pertanian, dan orang yang memanfaatkan (peracik) tanaman tersebut. Kegiatan ini digagas oleh Kelompok Tani Wanita (KWT) Kasih Ibu Desa Bragung.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini