Hari Hijab Sedunia, Tingkatkan Toleransi Beragama dan Mempertahankan Hak Wanita Muslim

Hari Hijab Sedunia, Tingkatkan Toleransi Beragama dan Mempertahankan Hak Wanita Muslim
info gambar utama

Islam merupakan agama terbesar kedua di dunia setelah Kristen dengan lebih dari dua miliar umat yang tersebar di berbagai penjuru, khususnya di daerah Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika Tengah, dan Asia Tenggara.

Berdasarkan worldpopulationreview.com, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Pakistan sebagai negara dengan mayoritas muslim yang mencapai 236 juta orang atau 84,35% dari populasi pada tahun 2024.

Menurut syariat Islam, wanita yang telah aqil balig (mencapai kedewasaan secara biologis) patut menutup auratnya dengan mengenakan hijab. Namun, tidak ada paksaan untuk mengenakan hijab karena pada dasarnya memakai hijab datang dari hati nurani dan memerlukan kesiapan lahir maupun batin.

Meski demikian, sebagian lapisan masyarakat di penjuru dunia masih memberi label pada wanita dengan hijab sebagai komplotan teroris dan cenderung dikaitkan dengan radikalisme yang sebenarnya dilakukan oleh suatu oknum.

Seperti di Jepang yang masih menganggap bahwa wanita berhijab mempunyai kesan tidak bersahabat, sehingga masyarakat masih takut untuk berinteraksi sosial. Tak jarang wanita berhijab di luar negeri mengalami diskriminasi sosial dari labelling yang diberikan.

Jakarta Muslim Fashion Week 2024 Bukukan Transaksi Rp330 Miliar

Nazma Khan, Aktivis Muslimah dan Pendiri World Hijab Day

Nazma Khan
info gambar

Diskriminasi sosial dan kontroversi atas pertanyaan mengapa wanita muslim harus mengenakan hijab mendorong Nazma Khan untuk membantu memberikan jawaban dari rasa penasaran orang-orang.

Didasari dari pengalaman tak mengenakkan semasa sekolah, wanita asal Bangladesh ini akhirnya mengemukakan gagasan untuk mendeklarasikan World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia dengan tujuan meningkatkan kesadaran tentang hijab.

Gagasan memperingati Hari Hijab Sedunia juga sebagai sarana menumbuhkan kebebasan personal dalam berekspresi beragama serta memberikan pemahaman budaya dengan mengundang perempuan dari lapisan masyarakat untuk mengenakan hijab selama satu hari.

Hari Hijab Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Februari dan telah berlangsung selama 11 tahun sejak pengakuan dunia atas jutaan wanita muslim yang memilih untuk mengenakan jilbab serta menjalani kehidupan dengan santun.

Melalui laman resmi worldhijabday.com,lebih dari 150 negara telah mengambil bagian untuk memperingati Hari Hijab Sedunia setiap tahunnya dan telah memiliki banyak relawan maupun duta besar di seluruh dunia.

Hari Hijab Sedunia juga sebagai ajang untuk memberikan perspektif positif bahwa ajaran Islam tidak mengajarkan radikalisme, wanita berhijab tidak menakutkan, dan yang terpenting adalah selalu menjunjung tinggi toleransi dalam beragama.

Itulah mengapa Hari Hijab Sedunia sepatutnya dirayakan dengan menegaskan bahwa wanita mempunyai hak kebebasan dalam memilih apa yang diinginkan, khususnya mengenakan hijab di manapun, kapanpun, dan dengan cara apapun.

Tanggapan Mixue atas Tuntutan Masyarakat Muslim Terhadap Sertifikasi Halal di Indonesia

Influencer Muslimah di Dunia

Ada beragam cara memperingati Hari Hijab Sedunia, salah satunya dengan mengikuti tren hijab terkini dari para influencer Muslimah yang tersebar di seluruh dunia berdasarkan parameter pengikut Instagram.

Dalal Aldoub, influencer Muslimah asal Kuwait @dalalid

Leena Snoubar, @withloveleena

Aisha Rosalie

Influencer muslimah ini dulunya merupakan seorang aktris dari Britania Raya dan pada akhirnya memeluk Islam. Konten YouTube dan Instagram-nya selalu memberikan aksi protes terhadap genosida yang masih terjadi hingga sekarang.

Dian Pelangi

Ia adalah designer muslimah asal Indonesia sekaligus influencer hijab trendi masa kini, @dianpelangi.

Bianca Kartika

Ia adalah seorang youtuber muslimah asal Indonesia yang kini tinggal di Korea Selatan.

Rasa penasaran masih melekat di benak orang-orang, sehingga banyak eksperimen sosial yang dibagikan di platform media sosial. Channel YouTube milik Korea bernama Giggle bereksperimen dengan mendatangkan salah satu muslimah di tengah-tengah warga Korea.

Giggle ingin mempertontonkan kepada seluruh dunia bahwa keragaman budaya dari aspek agama tidak membatasi ruang dan tempat untuk berekspresi serta mengembangkan diri dengan tetap berpedoman pada ajaran yang dianut.

Dalam meningkatkan kesadaran beragama dan berbudaya, terlebih di segala situasi yang menjurus pada penyimpangan agama, masalah kesetaraan gender, dan pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan mengatasnamakan suatu agama maupun suku.

Maka dari itu, sepatutnya masyarakat Indonesia selalu menjunjung toleransi agar tidak menimbulkan kegaduhan akibat perbuatan oknum. Ciptakan Indonesia berbudaya dan bertoleransi.

Penuh Toleransi, Akulturasi Masyarkat Tionghoa di Sumatera Barat

Referensi:

  • https://worldhijabday.com/our-story/
  • https://worldpopulationreview.com/country-rankings/muslim-population-by-country

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini