Desa Sibetan Punya 15 Jenis Salak, Bakal jadi Warisan Budaya?

Desa Sibetan Punya 15 Jenis Salak, Bakal jadi Warisan Budaya?
info gambar utama

Salak khas Sibetan, Bali diajukan untuk dijadikan sebagai bagian dari warisan dunia. Saat ini, salak tersebut tengah melewati proses penilaian dari tim ahli.

Salak Sibetan merupakan salak yang tumbuh di Desa Sibetan, Karangasem, Bali. Di sana terdapat berbagai jenis salak, seperti salak nenas dan salak gula pasir yang terkenal manis gurih. Salak tersebut telah diajukan ke Food and Agriculture Organization (FAO) sejak 2017. Akan tetapi, karena terkendala Pandemi, pengajuan tersebut baru dapat ditindaklanjuti.

Saat ini salak Sibetan baru saja selesai dilakukan penilaian oleh tim ahli Scientific Advisory Group-Globally Important Agriculture Heritage System (SAG-GIAHS). Penilaian tersebut berlangsung mulai 1 – 4 Februari 2024.

"Ini merupakan penantian yang sangat panjang untuk menjadikan sistem pertanian salak Sibetan menjadi salah satu warisan dunia FAO," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (Distan PP) Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, Sabtu (3/2/2024), dikutip dari Kompas.

Penilaian yang dilakukan pun cukup kompleks. Banyak aspek yang dipertimbangkan, mulai dari meninjau pasar, proses pembibitan, kondisi kebun salak, dan aspek lainnya.

Meski melalui jalan yang panjang, penetapan salak Sibetan sebagai warisan dunia digadang-gadang akan dapat memberikan banyak manfaat, khusunya bagi Kabupaten Karangasem. Penetapan salak Sibetan menjadi warisan dunia dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, kemajuan sistem pertanian, hingga tata kelola wilayah.

“Saya sangat berharap dengan adanya kegiatan ini salak yang menjadi ikon Karangasem bisa benar-benar menjadi warisan dunia yang diakui FAO sehingga produksi yang selama ini dinikmati bisa bertahan dan diwariskan kepada generasi muda untuk mampu memberikan nilai tambah daya saing di pasaran,” jelas I Wayan Artha Dipa selaku Wakil Bupati Karangasem.

Jenang Salak Buah Tangan Khas Banjarnegara yang Mampu Menembus Pasar Luar Negeri

Lima Unsur Kriteria Salak Sibetan

Salak Sibetan dinilai memiliki lima kriteria utama sehingga dapat didaftarkan sebagai warisan budaya. Salak Sibetan mencerminkan kriteria aspek ketahanan pangan, agrobiodiversitas, pengetahuan lokal tradisional petani setempat, nilai budaya dan organisasi sosial, serta alam yang menarik.

Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali memiliki 15 jenis salak yang ditanam dengan tetap menjaga habitat pohon besar seperti kelapa, buah, enau, dan lainnya. Percampuran ini menunjukkan adanya keanekaragaman hayati (biodiversitas) di Sibetan. Kelimabelas jenis salak itu pun memiliki kriteria dan keunikan masing-masing.

Misalnya salak kelapa memiliki permukaan pelepahnya yang tidak banyak berduri seperti salak lainnya. Salak gula pasir dengan dagingnya putih dengan memiliki rasa yang paling manis. salak merah (getih) memiliki daging buah yang berwarna kemerahan.

Belasan jenis salak ini dapat dibedakan dari aroma dan rasa, daging buahnya, kulit buahnya, dan fisik pohon. Ada pula jenis salak yang dapat diidentifikasi berdasarkan pada aromanya, seperti salak nenas, nangka, gondok (beraroma bunga gondok), dan salak cengkeh.

Melansir dari Balipost, luas lahan tanaman salak di Kabupaten Karangasem mencapai 4.188 hektare dengan total produksi 240.608 kuintal pada 2023. Kecamatan Bebandem, khususnya Desa Sibetan selama ini berperan sebagai pusat produksi utama salak-salak tersebut.

Selain itu, melansir dari Mongabay, salah satu area di Sibetan juga merupakan kawasan yang masih menjaga cerita sejarah berupa kehadiran pohon salak tertua.

Salak Nglumut, Buah Khas Magelang

Referensi:

  • https://food.detik.com/berita-boga/d-7178129/salak-sibetan-bali-diusulkan-jadi-warisan-dunia-sudah-dinilai-tim-fao
  • https://www.mongabay.co.id/2022/05/02/menikmati-15-jenis-salak-di-desa-sibetan/
  • https://www.balipost.com/news/2024/02/05/386508/Dinilai-FAO,Wabup-Artha-Dipa...html

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini