Yoseph Ronaldi, Bergerak Memberdayakan Petani Kopi Colol

Yoseph Ronaldi, Bergerak Memberdayakan Petani Kopi Colol
info gambar utama

Tidak ada alasan untuk tidak menyebut Colol sebagai salah satu sumber kopi terbaik di Nusa Tenggara Timur. Kawasan lembah yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur ini, memang telah lama dikenal sebagai daerah penghasil kopi berkualitas.

Mengacu pada catatan sejarah, Colol bahkan pernah memenangkan sayembara kopi nasional pada masa kolonial Belanda. Dalam beberapa tahun ke belakang, kopi Colol juga tercatat telah beberapa kali memenangkan kontes kopi di level nasional dan internasional.

Keberadaan tanahnya yang subur, dengan potensi kopinya yang menjanjikan, menjadikan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat di dalamnya. Sayangnya, keberlimpahan potensi ini justru kontras dengan keberadaan masyarakat petani yang masih dilingkupi oleh berbagai persoalan pelik, terutama menyangkut kesejahteraan mereka yang belum sepenuhnya membaik.

Harumnya Kopi Specialty Indonesia Menyambangi Athena

Masyarakat petani kopi Colol masih harus dihadapkan dengan ragam persoalan serius, seperti persoalan harga kopi yang tidak sesuai, menurunnya produktivitas, dominasi para tengkulak dan praktik ijon, budidaya dan pengolahan pascapanen yang belum maksimal, kendala pemasaran, dan beberapa persoalan lainnya.

Yoseph Ronaldi dan Upaya Pemberdayaan Petani Kopi Colol

Lahir dan tumbuh besar di Colol membuat Yoseph Ronaldi menyadari betul bagaimana para petani di desanya masih dilingkupi dengan rentetan persoalan sulit. Terdorong oleh kesadaran itulah, ia mulai berpikir untuk mengambil langkah positif guna membantu dan memberdayakan para petani.

Sejak 2018 lalu, sosok muda yang akrab disapa Ronald ini mulai aktif memberdayakan para petani kopi Colol. Inisiatif baik yang rintis secara khusus menyasar pemberdayaan pada aspek budidaya, pengolahan pascapanen, serta penanganan rantai pasok di tingkat petani.

Dalam hal budidaya,Ronald mendorong para petani untuk menerapkan Good Agriculture Practices (GAP). Bersama para petani, ia terus berupaya untuk mempraktikkan teknik budidaya kopi yang baik guna menunjang produktivitas dan kualitas hasil kopi, sembari tetap memastikan keberlanjutan kopi dan lahan pertanian.

Selain itu, Ronald juga membimbing para petani untuk menerapkan pengolahan pascapanen sesuai prosedur Good Handling Practices (GHP). Langkah ini dilakukan untuk membantu para petani dalam memperbaiki metode penanganan pascapanen yang sebelumnya belum maksimal.

Menurut Ronald, kedua metode tersebut menjadi aspek penting yang perlu dipahami dan dipraktikkan para petani guna menunjang budidaya dan pengolahan kopi secara keseluruhan. Hal ini berperan penting guna meningkatkan produktivitas, memastikan kualitas kopi, menjamin mutu hasil olahan, menjaga keberlanjutan, serta memberikan keuntungan ekonomi bagi para petani.

Persoalan harga kopi juga menjadi perhatian Ronald. Secara khusus, perhatiannya tertuju pada sistem penentuan harga kopi, yang sebelumnya justru cenderung ditentukan oleh para pembeli. "Karena selama ini polanya terbalik, masyarakat sebagai pemilik kopi tapi harganya ditentukan oleh orang lain", terang Ronald.

Situasi demikian kemudian mendorong dirinya untuk mengembalikan pola penentuan harga kopi. Menurutnya, penentuan harga kopi seharusnya ditentukan oleh para petani, dan bukan oleh pembeli. Untuk itulah, Ronald berupaya memperkuat proses pengolahan kopi secara keseluruhan, guna memastikan kualitas dan mutu kopi yang dihasilkan. Sehingga nantinya petani dapat menentukan harga kopi, memastikan kestabilan harga, serta mampu menjamin kepuasan konsumen.

Langkah lain yang dilakukan Ronald adalah melalui strategi rantai pasok untuk membantu pemasaran para petani. "Gerakan saya ini tujuannya agar pemasaran lebih luas, lebih pendek rantai pemasarannya, dan penjualan kopi Colol tidak hanya terjadi di musim panen", jelas Ronald.

Inovasinya kemudian dilaksanakan bersama para petani dengan mengumpulkan hasil panen kopi serta mengolahnya dalam jumlah yang banyak. Strategi demikian memungkinkan ketersediaan pasokan kopi para petani, sehingga mereka tetap dapat menjual kopi di luar waktu panen dengan nilai tawar produk yang tinggi.

Ronald juga turut menjembatani petani dengan para pembeli. Ia menggandeng para petani untuk menjadi pemasok produk kopi mentah untuk diolah, lalu dipasarkan melalui Ponan Coffee, brand kopi miliknya.

Selain itu, ia rutin melakukan promosi melalui media sosial guna membantu pemasaran kopi para petani. Dengan itu, ia turut berupaya menciptakan sinergi guna menghasilkan kopi berkualitas, serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani.

Kopi Arabika Sajikan Cita Rasa Wedang khas Nusantara di KTT ke-43 ASEAN

Mendorong Keterlibatan Anak Muda

Seiring upaya konkret yang terus ia lakukan, Ronald juga konsen mendorong keterlibatan aktif anak-anak muda untuk menjaga keberlanjutan kopi Colol, sembari mendukung pemberdayaan petani kopi.

Salah satu langkah yang ia ambil adalah dengan membentuk Komunitas Milenial Gejur, sebagai komunitas anak muda yang memiliki kepedulian terhadap pertanian. Awalnya ia membentuk komunitas ini guna mewujudkan regenerasi petani di Colol.

Namun, komunitas ini menurutnya sudah kurang aktif, seiring dengan semakin banyaknya anak muda yang meninggalkan kampung dan mencari kehidupan yang lebih baik di kota. "Makanya untuk sekarang saya lebih fokus melalui langkah-langkah yang saya lakukan. Mungkin nanti ketika mereka melihat pergerakan saya berhasil, mereka bisa pulang kampung dan mulai peka terhadap potensi besar di Colol," tutur Ronald.

Di Colol, Ronald juga berjejaring dengan anak-anak muda yang memiliki minat dan kepedulian yang sama, terutama dengan cita-cita besar untuk bersama-sama memajukan kopi Colol dan memperjuangkan kesejahteraan para petani kopi.

Masih dan Akan Terus Bergerak

Setelah beberapa tahun bergerak, ia tak menampik beberapa masalah yang belum sepenuhnya teratasi. Belum lagi, ia juga kadang dihadapkan dengan sikap para petani yang kurang konsisten.

"Kadang para petani kita kurang konsisten. Nah, awalnya mereka semangat, setelah itu malah kembali dengan kebiasaan lama, dengan alasan memakan banyak waktu. Dengan begitu value kopinya kan jadi kurang, dan jatuhnya harga jadi rendah," jelas Ronald.

Namun, itu sama sekali tak menyurutkan semangatnya. Berbagai persoalan sulit yang dihadapi para petani menuntutnya untuk terus berupaya lebih keras lagi, guna mencapai tujuan baik yang ia cita-citakan sejak awal.

Hingga saat ini, Ronald masih dan akan terus bergerak untuk memberdayakan para petani kopi di Colol. Ia juga kini terlibat aktif dalam sosialisasi terkait kopi dan pemberdayaan petani kopi di berbagai daerah lainnya di Manggarai Timur.

"Saya punya keyakinan bahwa ketika kita menaburkan hal baik, alam dan leluhur pasti mendukung," tutup Ronald.

Ragam Inspirasi, Aksi, dan Inovasi yang Dapat Ditiru untuk Melestarikan Lingkungan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

OK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini