RI Gandeng Jepang Bikin Kawasan Berorientasi Transit di Jabodetabek

RI Gandeng Jepang Bikin Kawasan Berorientasi Transit di Jabodetabek
info gambar utama

Indonesia bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) akan mengembangkan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) di Jabodetabek. Proyek ini bakal terlaksana melalui program Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3).

TOD berarti pembangunan perkotaan untuk mempermudah orang beraktivitas, berpergian, dan menjangkau bangunan atau ruang publik, dengan berjalan kaki, bersepeda, atau layanan transit ke seluruh kota. Nah, JUTPI-3 ini bertujuan untuk menguatkan mekanisme dan koordinasi pengembangan perkotaan Jabodetabek berbasis transportasi umum, serta menghasilkan rumusan rencana pengembangan TOD di lokasi-lokasi percontohan.

Pada Kamis (25/1/2024) lalu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI menggelar Rapat Koordinasi setingkat eselon I, Joint Coordinating Committee (JCC) Meetingof JUTPI-3 di Kantor Kemenko Perekonomian RI. Pertemuan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan.

Bagaimana Kelanjutan Upaya Peningkatan Kualitas Udara Jabodetabek?

Pertama, penyusunan dasar pemodelan perkiraan permintaan perjalanan atau travel demand forecast dan perumusan strategi untuk mendorong TOD di Jabodetabek. Hal ini termasuk mengintensifkan jaringan perkeretaapian di pusat-pusat Jabodetabek, mengembangkan feeder, dan penguatan kelembagaan pengelolaan transportasi.

Kedua, penetapan beberapa isu utama dalam koordinasi TOD, penetapan studi kasus untuk penguatan mekanisme koordinasi TOD, serta pelaksanaan First Training in Japan dengan fokus materi penyelenggaraan TOD di Jepang dari perspektif sistematis dan perencanaan.

Ketiga, perumusan fokus area dan pokok penting perencanaan yang diperlukan oleh setiap lokasi pilot.

“Hasil rekomendasi JUTPI-3 ini diharapkan dapat diimplementasikan. Pembangunan TOD diharapkan dapat menjadi sebuah etalase kota di wilayah metropolitan Jabodetabek yang dapat memberikan dampak kepada ekonomi regional, serta menjadi contoh untuk wilayah kota lainnya di luar Jabodetabek,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo dalam keterangan tertulis, Senin (12/2/2024).

Di samping itu, pihak-pihak yang hadir dalam pertemuan tersebut turut membahas beberapa isu utama terkait percepatan realisasi TOD, seperti keterbatasan akses pembiayaan yang terjangkau untuk pengembangan kawasan TOD, pengelolaan aset dan lahan dalam kawasan TOD, serta teknis pengembangan area TOD.

Kelak Jabodetabek-Punjur Jadi Wilayah Metropolitan Terbesar Pertama Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini