Bendungan Pangga, Penyokong Kebutuhan Air di KEK Mandalika yang Kian Dioptimalkan

Bendungan Pangga, Penyokong Kebutuhan Air di KEK Mandalika yang Kian Dioptimalkan
info gambar utama

Bendungan Pengga, yang mulai dibangun pada tahun 1991, kini semakin dimaksimalkan fungsinya untuk mendukung pasokan air baku di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan kebijakan OPOR (Operasi Pemeliharaan Optimalisasi dan Rehabilitasi).

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menekankan pentingnya merawat infrastruktur yang telah dibangun dengan baik untuk memastikan manfaatnya tetap optimal, sehingga nilai aset yang telah dikembangkan dapat dimaksimalkan.

Ia juga menyoroti pembangunan bendungan dan embung sebagai langkah konkret dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, khususnya menghadapi cuaca ekstrem.

"Untuk menghadapi ancaman perubahan iklim (climate change) Pemerintah Indonesia harus memperbanyak tampungan air (reservoar), baik itu embung dan bendungan. Kita utamakan bendungan agar di saat kemarau masih ada cadangan air yang cukup besar. Dan di musim hujan, mampu menjadi tampungan yang efektif menahan debit banjir," kata Menteri Basuki dalam keterangannya.

Bendungan Pengga di Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, difungsikan sebagai saluran pengaliran air menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan wilayah pendukung di sekitarnya, termasuk area Sirkuit Moto GP Mandalika.

Bendungan Situ Lembang: Berdiri Sejak 1912, Direhab Rp43 Miliar

Intake yang telah selesai dibangun pada Bendungan Pengga digunakan untuk membawa air baku dengan sistem pompa berkapasitas 150 liter per detik. Proses pemompaan air baku dari Bendungan Pengga menuju KEK Mandalika melibatkan dua pompa, dan pembangunan booster pump diperlukan karena elevasi KEK Mandalika lebih tinggi dari Bendungan Pengga.

Air kemudian didistribusikan melalui jaringan Pipa HDPE sepanjang 24,150 km yang telah selesai dibangun pada tahun 2022. Intake dengan sistem pompa dari Bendungan Pengga dapat digunakan secara bergiliran selama 24 jam.

Bendungan Pengga yang berdiri sejak tahun 1991 dengan kapasitas volume mencapai 21 juta m3, merupakan infrastruktur lama. Bendungan ini memiliki kapasitas air baku sebesar 1.000 liter per detik, diambil dari Bendungan Batu Jai yang bersumber dari DAS Dodokan.

Sebelumnya, Bendungan Pengga telah memberikan manfaat sebagai penyedia air irigasi pertanian dan sumber air baku bagi masyarakat Lombok Tengah.

Habiskan Rp2 Triliun, Bendungan Cipanas Siap Pasok Air Baku ke Kawasan Rebana

Didukung dengan kolam retensi

Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Ditjen SDA, tidak hanya mengandalkan bendungan sebagai penyedia air baku, tetapi juga telah menyelesaikan pembangunan kolam retensi untuk mendukung pengendalian banjir di sekitar Sirkuit MotoGP Mandalika.

Kolam retensi ini dibangun dekat sisi Barat sirkuit dengan kapasitas lebih dari 9.000 m3, dirancang khusus untuk menampung air saat musim hujan. Saat kondisi normal tanpa hujan, kolam seluas 4.680 m3 ini menampung air sebesar 4.679 m3.

Kolam retensi ini dilengkapi dengan dua kolam sedimen berkapasitas 1.586 m3 masing-masing. Apabila kolam sedimen mencapai level maksimal, proses pengeringan akan dilakukan menggunakan alat berat yang telah disiapkan.

Selain pembangunan kolam retensi, saluran air juga dibuat untuk mengarahkan air hujan menuju muara, yang lokasinya berdekatan dengan sisi sirkuit. Dengan panjang saluran sekitar 162 m2, ini memastikan aliran air hujan langsung dialirkan ke muara sungai, mencegah genangan di kawasan sirkuit.

Dalam situasi hujan deras, telah disiapkan mobile pump berkapasitas 250 liter per detik untuk mengevakuasi air dari kolam retensi dan mengalirkannya langsung ke saluran yang tersedia.

Mengenal Bendungan Semantok, Terpanjang se-Asia Tenggara!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini