Kontribusi Retno Marsudi dalam Diplomasi dan Derajat Perempuan

Kontribusi Retno Marsudi dalam Diplomasi dan Derajat Perempuan
info gambar utama

Retno Marsudi merupakan Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia yang menjabat selama masa kepemimpinan presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo. Ia yang sudah berusia 62 tahun pada 2024 ini memiliki segudang prestasi, loh!

Saat berusia 38 tahun, Retno sudah berhasil menjadi direktur kerja sama antarnegara dan menjadi duta besar pada usia 42 tahun. Di atas semua itu, Retno berhasil memiliki karier yang cemerlang dan berkeluarga yang hangat. Ia diketahui mempunyai suami bernama Agus Marsudi dan juga dua orang anak, yaitu Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi.

Masa Kecil Retno dan Impiannya menjadi Seorang Diplomat

Retno Marsudi yang memiliki nama lengkap Retno Lestari Priansari Marsudi lahir pada tanggal 27 November 1962 di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Keinginan untuk menjadi seorang diplomat sudah dimiliki oleh Retno sejak di usia belia.

Keffiyeh dan Bros Kupu-Kupu, Fashion Statement Menlu Retno Marsudi Saat Bela Palestina

Cita-cita tersebut muncul berkaitan dengan kondisi keluarga Retno di masa kecil. Kala itu, ia berasal dari keluarga yang kurang berada dan suka melihat tayangan Dunia dalam Berita. Acara tersebut memang selalu disiarkan di TVRI setiap jam 21.00 WIB dulu.

Saat Retno masih kecil, bepergian keluar negeri merupakan suatu hal yang sangat mewah. Karena itu, beliau mempunyai impian untuk menjadi seorang diplomat karena berpikir bahwa seorang diplomat pasti keluar negeri.

Retno menempuh pendidikan dasarnya di SDN Randusari di Semarang dan dilanjutkan dengan pendidikan menengah pertama di SMPN 3 Semarang. Oiya, tahu tidak Kawan GNFI, ketika beranjak SMA, ia menempuh pendidikannya bersama dengan Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, loh! Tepatnya di di SMA Negeri 3 Semarang.

Retno lantas berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Di sana, beliau mempelajari Ilmu Hubungan Internasional dan meraih gelar S.H. saat lulus di tahun 1986.

Selain itu, Retno juga pernah mengenyam pendidikan di Haagse Hogeschool di Den Haag mengenai Hukum Uni Eropa dan Studi Hak Asasi Manusia di Universitas Oslo. Hebat sekali, ya?

Wanita berambut pendek tersebut sudah masuk Kementerian Luar Negeri Indonesia sejak dirinya lulus dari universitas hingga sekarang. Pada tahun 1990, Ia bertugas di Kedutaan Besar Indonesia di Canberra selama 4 tahun dan dilanjutkan di Den Haag pada tahun 1997—2001.

Setelah itu, Retno menjadi direktur kerja sama intra dan antarregional Amerika dan Eropa hingga tahun 2003 dan menjabat sebagai Direktur Eropa Barat sampai 2005. Tak hanya itu, ia juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia pada tahun 2005—2008.

Menlu Retno Marsudi Lakukan Walk Out saat Dubes Israel Pidato di PBB

Lalu, sejak 2008—2012, ia adalah Direktur Jenderal Amerika dan Eropa dan menjadi Duta Besar untuk Kerajaan Belanda tahun 2012—2014. Adapun pada tahun 2014 hingga sekarang, Retno berkedudukan sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Prestasi Retno Marsudi jadi Inspirasi Wanita Indonesia

Beliau pernah mendapat penghargaan dari UN Women dan Partnership Global Forum karena telah menjadi agen perubahan, khususnya dalam isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Selain itu, beliau juga mendapat The Order of Merit pada tahun 2011 silam. Sebagai Menteri Luar Negeri, Ia tidak lelah untuk terus memperjuangkan isu-isu global seperti pembangunan, perdamaian, dan keadilan. Terlebih lagi, untuk isu mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di pertemuan Perserikatan Bangsa-bangsa atau United Nations.

Ibu dua anak tersebut juga pintar menjaga relasi antarnegara. Terbukti saat masa pandemi COVID-19, terlampir di website Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bahwa Retno bisa mengamankan lebih dari 500 juta dosis vaksin COVID-19, yang mana 26 persen di antaranya gratis.

Di tengah-tengah masyarakat yang memiliki stigma bahwa peran perempuan seharusnya "hanya" di rumah, Retno berhasil memecahkan stigma ini dengan menjadi perempuan hebat yang berhasil terjun dalam dunia diplomasi yang dianggap merupakan dunia laki-laki.

Retno juga membantu dan mendorong banyak perempuan lain untuk bisa berkarier dan mendobrak persepsi perempuan yang harus memilih di antara berkeluarga dan bekerja. Perempuan bisa memiliki keduanya dan Retno merupakan bukti nyata akan hal ini.

Peran Pivotal ASEAN pada Isu-isu Global: Pandangan dari Retno Marsudi di Forum Media ASEAN

Sumber:

  • AULIANI, PALUPI ANNISA, and FABIAN JANUARIUS KUWADO. “Profil Retno Marsudi: Nobody, Anak Gunung, dan Perempuan Pertama Jadi Menlu Indonesia.” JEO Kompas.com, Kompas, 1 February 2021, https://jeo.kompas.com/profil-retno-marsudi-nobody-anak-gunung-dan-perempuan-pertama-jadi-menlu-indonesia#section2. Accessed 13 March 2024.
  • “Diplomasi Kesehatan Indonesia Berhasil Amankan Lebih Dari 500 Juta Dosis Vaksin Covid 19 | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.” Kemlu, 8 January 2024, https://kemlu.go.id/portal/id/read/5666/berita/diplomasi-kesehatan-indonesia-berhasil-amankan-lebih-dari-500-juta-dosis-vaksin-covid-19. Accessed 13 March 2024.
  • “Diplomasi Kesehatan Indonesia Berhasil Amankan Lebih Dari 500 Juta Dosis Vaksin Covid 19 | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.” Kemlu, 8 January 2024, https://kemlu.go.id/portal/id/read/5666/berita/diplomasi-kesehatan-indonesia-berhasil-amankan-lebih-dari-500-juta-dosis-vaksin-covid-19. Accessed 13 March 2024.
  • Sopiah, Anisa. “Inspiratif! Kisah Retno Marsudi dari Nobody Jadi Somebody.” CNBC Indonesia, CNBC Indonesia, 25 March 2023, https://www.cnbcindonesia.com/news/20230325170618-4-424463/inspiratif-kisah-retno-marsudi-dari-nobody-jadi-somebody. Accessed 20 March 2024.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CL
KO
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini