Fenomena "Perang Takjil" Semarakkan Ramadan, Berkah bagi Perekonomian

Fenomena "Perang Takjil" Semarakkan Ramadan, Berkah bagi Perekonomian
info gambar utama

Fenomena “perang takjil” mewarnai bulan suci Ramadan 1445 H tahun ini. Warganet ramai-ramai membagikan momen umat Islam dan non-muslim bersaing memborong jajanan untuk berbuka.

Salah seorang warganet, @carrolinakr mengunggah video candaan saat dirinya yang non-muslim ikut meramaikan pasar Ramadan. “Untukmu Agamamu Takjilmu juga takjilku,” tulisnya di akun TikTok miliknya, Kamis (14/3).

Alih-alih ribut karena urusan takjil, umat Islam di media sosial justru merasa senang dan bahagia. Mereka menganggap fenomena “perang takjil” sebagai hiburan sekaligus berkah bulan Ramadan yang ternyata juga dirasakan oleh sahabat non-Islam.

Ramadan tahun ini menunjukkan sisi harmonis dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Bukan apa-apa, warga non-Muslim yang memborong takjil Ramadan memang ingin membantu bisnis sahabat muslim—selain karena lapar.

Belanja makanan meroket

Ahli ekonomi dari Bank Mandiri, Andry Asmoro turut menyoroti fenomena “perang takjil” di Ramadan tahun ini. Menurutnya, hal itu menunjukkan warga Indonesia yang hobi jajan, memiliki daya beli yang terkonsentrasi di sektor makanan dan minuman.

“Saya tergelitik juga sama fenomena perang takjil. Itu kan menandakan memang orang tuh hobi jajan. Jadi memang spending-nya banyak di makanan,” kata Andry yang dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (21/3/2024).

Dari fenomena itu, dapat diramal bahwa konsumsi masyarakat di sektor makanan dan minuman akan naik pada Ramadan kali ini. “Perang takjil” menjadi tren yang positif mengingat kenaikan konsumsi sebelumnya yang sempat turun.

Baca juga Berburu Takjil? Ini Daftar Kampung Ramadan di Berbagai Wilayah Indonesia

Asal-usul Takjil

Tradisi berburu takjil ternyata dilakukan setiap komunitas Muslim di seluruh dunia. Riwayat lain menyebutkan bahwa takjil menjadi salah satu sarana dakwah Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Jawa sekitar abad ke-15.

Suara Muhammadiyah menjelaskan, tradisi takjil dilakukan di Masjid Kauman Yogyakarta pada 1950-an, dan sejak itu terus dilestarikan hingga akhirnya populer di seluruh kalangan masyarakat Muslim Indonesia.

Baca juga Pergeseran Makna takjil dan Menu Terpopuler




Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini