Mengenal Suku-Suku yang Ada di Kalimantan Timur

Mengenal Suku-Suku yang Ada di Kalimantan Timur
info gambar utama

Jika menilik sejarah Kalimantan Timur, para ahli mengemukakan teori bahwa diperkirakan antara tahun 3000—1500 SM, banyak imigran yang berasal dari Provinsi Yunnan, China, melakukan migrasi ke Kalimantan Timur melalui Kalimantan Utara, dan menetap di area hulu-hulu sungai.

Pendapat lain juga menyebutkan bahwa penduduk dari Laos, Thailand, Kamboja, dan wilayah sekitarnya, melakukan migrasi ke Kalimantan Timur melalui muara-muara sungai. Kedatangan penduduk dari dua golongan ras ini, ras Mongoloid (China) dan ras Malayan (Melayu), menjadi awal mula lahirnya suku-suku asli yang mendiami wilayah Kalimantan Timur.

Ras Mongoloid terdiri dari suku-suku Dayak yang memiliki ciri-ciri fisik berkulit putih dan bermata sipit. Sedangkan ras Malayan terdiri dari suku Kutai, suku Paser, suku Berau, dan suku Bulungan, yang memiliki ciri-ciri fisik tidak jauh berbeda dengan suku Melayu lainnya.

Mengenal Suku Kajang, Penjaga Hutan Terbaik Dunia Ada di Sulawesi Selatan

Suku-Suku yang Ada di Kalimantan Timur

Suku Dayak Kenyah

Penduduk suku Dayak Kenyah berasal dari Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Mereka menyebar hingga ke Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai. Secara antropologis, suku Dayak Kenyah dibagi menjadi beberapa subsuku, yakni suku Umaq Jalan, suku Umaq Kulit, suku Umaq Lepu’ Tau, suku Umaq Bakah, dan lain sebagainya.

Pada awal kedatangannya, sering terjadi konflik antar subsuku, hingga akhirnya mereka menyadari pentingnya persatuan antar subsuku demi menjaga eksistensi suku Dayak Kenyah. Hal ini ditandai dengan simbol lamin adat yang memiliki semboyan pemung tawai (satu pikiran satu tujuan).

Suku Dayak Tunjung

Penduduk suku Dayak Tunjung banyak dijumpai di daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat. Mereka tersebar di Kecamatan Kota Bangun (Kabupaten Kutai Kartanegara), Melak (Kabupaten Kutai Barat), Kembang Janggut (Kabupaten Kutai Kartanegara), dan Muara Pahu (Kabupaten Kutai Barat).

Banyak penduduk suku Dayak Tunjung yang hingga kini masih memegang teguh adat serta kepercayaan nenek moyang, meskipun banyak pula penduduk yang sudah beragama. Penduduk yang beragama Islam, biasanya keluar dari suku ini dan menjadi suku Holaq.

Suku Dayak Benuaq

Penduduk suku Dayak Benuaq banyak mendiami wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat, khususnya di Kecamatan Tenggarong, Muara Muntai, Tanjung Isuy, dan Damai.

Suku Dayak Benuaq dan suku Dayak Tunjung memiliki banyak kesamaan baik dalam hal adat-istiadat, kesenian, pemujaan, upacara-upacara adat, dan sebagainya, kecuali dalam hal bahasa.

Tradisi Tolak Bala Ala Suku Bajo yang Jaga Kelestarian Alam

Suku Dayak Berau/Punan

Jika dilihat dari tingkat kehidupan, suku Dayak Berau/Punan masih tergolong terbelakang dibandingkan suku-suku lainnya. Letak perkampungan yang terisolasi di Kabupaten Berau, membuat mereka sulit untuk mendapat pengaruh dari luar.

Penduduk suku Dayak Berau/Punan hingga saat ini masih meyakini bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kelahiran, kematian, dan melakukan hubungan kelamin merupakan hal-hal tabu untuk dilakukan di rumah.

Jika ada penduduk yang melahirkan atau sakit harus dilakukan di luar rumah atau di pondok kecil. Hal ini dikhawatirkan, mereka yang melahirkan atau sakit tiba-tiba meninggal dunia, akan dianggap sial dalam kehidupan mereka.

Sedangkan mereka yang ingin melakukan hubungan kelamin, dilakukan di hutan-hutan dekat rumah, karena jika dilakukan di rumah akan dianggap sial.

Suku Kutai

Suku Kutai kemungkinan besar merupakan keturunan atau penduduk dari Kerajaan Kutai. Penduduk suku Kutai banyak mendiami wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat di sepanjang Sungai Mahakam.

Suku Kutai terdiri dari beberapa subsuku, yakni suku Kutai Pahu, Kutai Kedang, Kutai Punang, Kutai Talun, Kutai Tuana, Kutai Tembai, Kutai Pantun, Kutai Lampong, dan Kutai Melanti.

Secara biologis, suku Kutai tidak jauh berbeda dengan suku Banjar. Perbedaan dari keduanya terletak pada adat istiadat yang diyakini dan bahasa yang digunakan.

Suku Paser

Suku Paser berasal dari Kabupaten Paser yang letaknya dekat tepi pantai. Menurut sejarah Paser, suku asli bangsa Paser masih satu keluarga dengan suku Dayak Benuaq. Hal ini dapat dibuktikan dari bahasa Paser yang sama dengan bahasa Dayak Benuaq.

Selain 6 suku yang disebutkan di atas, terdapat suku-suku lain yang mendiami wilayah Kalimantan Timur, antara lain suku Dayak Putuk, suku Dayak Abai, suku Dayak Tagel, suku Malinau, dan masih banyak lagi. Adapula suku-suku pendatang yang sudah lama menetap di Kalimantan Timur, seperti suku Jawa, suku Bugis, suku Bali, dan lainnya.

Mengenal Suku Balik, Masyarakat Adat yang Terdampak Pembangunan IKN

Referensi:

  • Pusat Pengembangan Kebudayaan Kalimantan Timur. 1979. Kumpulan Naskah Kesenian Tradisional Kalimantan Timur. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Rifani, A. M., Kumayza, T. N. (2014). Hari Budaya Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Ilmu Sosial MAHAKAM, 3(1).
  • Budiman, P. W., Sudaryono. (2021). Pola Pemukiman Suku Dayak Kenyah di Kelurahan Budaya Pampang Kota Samarinda. Jurnal Riset Pembangunan, 3(2).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini