Sosrokartono, Sang Jenius di balik Intelektualitas R.A. Kartini

Sosrokartono, Sang Jenius di balik Intelektualitas R.A. Kartini
info gambar utama

Siapa sih, yang tidak mengenal sosok R.A. Kartini? Beliau adalah tokoh emansipasi wanita di Indonesia yang pola pikirnya melebihi perempuan di zamannya.

Pada tanggal 21 April saja, hari kelahirannya menjadi hari nasional, yaitu Hari Kartini. Maka, setiap tahun, masyarakat Indonesia terutama di sekolah-sekolah mengadakan acara yang unik untuk memperingati dan mengenang jasanya.

Keren ya, beliau ini sudah wafat, tetapi masih dikenang oleh masyarakat atas kontribusinya, terlebih bagi kaum perempuan?

Siapa sangka, di balik sosoknya yang hebat. Ternyata ada seorang yang menjadi inspirasi dan mendukung R.A. Kartini untuk menjadi perempuan yang melek terhadap ilmu pengetahaun, yakni kakaknya, R.M.P. Sosrokartono. Apakah kawan GNFI pernah mendengar nama tersebut?

Kalau belum, wajar saja. Ia memang tak terkenal seperti adiknya, bahkan nyaris terlupakan oleh masyarakat Indonesia. Padahal laki-laki tersebut tak kalah hebat, hingga mendapat julukan 'Si Genius dari Timur' di masanya.

Tertarik membaca kisah hidupnya? Simak artikel berikut!

Karya Imajinatif R.A Kartini: Tumbuh Bersama Kekuatan Mimpi Perempuan Indonesia

Siapa R.M.P. Sosrokartono?

Ia bernama lengkap Raden Mas Panji (R.M.P.) Sosrokartono. Pria tersebut lahir di Moyong, Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 10 April 1877 M. Dari namanya saja, pasti kawan GNFI sudah bisa menebak, bahwa ia berasal dari keluarga bangsawan.

Dirinya memang dari keluarga terpandang yang lahir dari R.M. Adipati Arip Sosroningrat dan M.A. Ngasiroh. Sosrokartono merupakan anak keempat dan kakak kandung dari R.A. Kartini.

Meski lahir dan tumbuh dari keluarga ningrat, yang digambarkan kaku dan cenderung menganut sistem feodalisme seperti bangsawan lain di tanah Jawa pada masa itu, keluarga Sosrokartono, terutama ayahnya, memiliki pemikiran maju dan terbuka terhadap dunia modern. Meski demikian, mereka tetap menjunjung tinggi dan berpegang teguh terhadap adat istiadat budaya Jawa.

Dengan begitu, ia tumbuh menjadi pribadi yang menyukai ilmu pengetahuan dan memiliki minat baca yang tinggi, hingga melahap semua jenis bacaan, bukan hanya dari bahasa Indonesia saja. Btw, Sosrokartono pengetahuan juga seorang polygot atau bisa berbicara dan memahami banyak bahasa.

Sosrokartono Belajar di Negeri Belanda

Setelah menempuh pendidikan di Indonesia, Sosrokartono melanjutkan pendidikannya di negeri kincir angin, Belanda. Ia menjadi salah satu angkatan pertama dari Indonesia yang sekolah di luar negeri.

Awalnya, kakak Kartini tersebut berkuliah di Universitas Delf, Jurusan Teknik Sipil. Alasannya adalah ingin mengembangkan pertanian di wilayah Demak, yang saat itu sebagai daerah pertanian terbesar di Jawa.

Namun, ia tak menyelesaikan hingga akhir dan bertahan hanya 2 tahun karena minatnya yang menurun. Sosrokartono lantas pindah ke Universitas Leiden.

Di sana, pria cerdas tersebut memilih bidang sastra dan bahasa di Fakultas Sastra Timur. Sebenarnya, Sosrokartono memang dikenal seperti pemuda pada umumnya saat menempuh pendidikan di Indonesia, hanya saja ia terlalu pintar sehingga dapat mengungguli temannya dari kalangan bangsawan Belanda.

Hasilnya, ia menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan nilai sempurna, sekaligus menjadi sarjana pertama dar Indonesia. Sayangnya, studi doktoralnya tidak diselesaikan karena memiliki konflik dengan Snough Hurgonje, guru besarnya.

Menjaga Kelestarian Budaya dalam Peringatan Hari Kartini

Jejak Sosrokartono di Eropa

Meski gagal melanjutkan gelar doktoral, ia memiliki reputasi yang baik dan cemerlang di Eropa, hingga mendapatkan julukan 'Sang Genius dari Timur'. Berikut beberapa prestasinya:

  • Berpidato di acara Kongres Bahasa dan Sastra di Belgia

Atas kesempatan ini, Sosrokartono menyampaikan aspirasinya dengan santun dan sikapnya sebagai bumiputra terhadap bangsa yang berani merendahkan bangsanya.

  • Menjadi wartawan di Perang Dunia I

Saat itu, ia mendaftarkan diri dan diterima di surat kabar The New York Herald, surat kabar yang memiliki reputasi internasional dengan prasyarat yang sangat ketat dan bersaing dengan pelamar dari berbagai negara.

  • Menjadi Penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa

Atas pengetahuan yang kaya dan menguasai berbagai macam bahasa (yang jika dihitung sekitar lebih dari 20 bahasa), pemuda tersebut mendapat kepercayaan untuk memegang jabatan penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa.

Konon, ilmuwan terkemuka, Albert Einstein juga pernah bergabung di LBB. Namun, terkait apakah Sosrokartono dan Einstein pernah bertemu atau tidak, hingga kini belum ada data yang valid. Namun, pada tahun 1925, ia memilih pulang ke tanah air dan hidup sederhana karena alasan tertentu.

Sebagai Guru dan Inspirasi R. A. Kartini

Wikimedia Commons
info gambar

Karena mempunyai minat dan perhatian yang sama akan ilmu pengetahuan, maka tak heran, jika Kartini menjadi adik terdekat dan mendapat perhatian khusus dari Sosrokartono.

R.A. Kartini memang tak seberuntung kakaknya, yang bisa bebas menimba ilmu di mana saja dan meneruskan studinya hingga sarjana.

Kartini tidak mendapatkan kesempatan yang sama bukan karena dirinya yang kurang cerdas, melainkan terganjal adat istiadat yang mana saat itu hanya membolehkan perempuan menempuh pendidikan hingga akil baligh saja. Setelah itu, ia harus melakukan tradisi pingitan.

Mengenal RMP Sosrokartono, Kakak Kandung RA Kartini, Sosok Inspiratif Tak Lekang Zaman

Sang kakak, Sosrokartono, mampu merasakan kesedihan yang dialami oleh adiknya. Maka, pria tersebut mengolah cara supaya adiknya tetap mendapatkan ilmu pengetahuan. Lantas, ia mengirim banyak buku bacaan dengan berbagai tema, dari mulai pemikiran modern hingga tradisi Jawa seperti buku Centhini.

Awalnya, Kartini menolak. Namun, lambat laun ia mulai menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan dirinya harus belajar melalui buku bacaan tersebut di kamar pingitan. Sosrokartono sering mendorong adiknya untuk mengkritisi setiap bacaan buku bacaan yang dikirimkan.

Hal inilah yang menjadikan Kartini sebagai salah satu perempuan yang cerdas, tetapi tetap arif terhadap budaya Jawa. Bahkan hingga kini, karyannya masih dibaca dan menjadi bahan diskusi.

Menarik bukan kisah kakak beradik yang sangat intelektual ini?

Referensi:

  • Muhibbuddin, Muhammad. (2019). R. M. P. Sosrokartono. Yogyakarta: Araska.
  • Yuuji-Sensei. (2019, April 21). "R.M.P. Sosrokartono: Abang R.A. Kartini yang Jenius." Website Zenius. Diakses tanggal 21 April 2024, dari https://www.zenius.net/blog/sosrokartono-abang-kartini

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini