Minyak Makan Merah, Varian Baru dari Minyak Goreng

Minyak Makan Merah, Varian Baru dari Minyak Goreng
info gambar utama

Presiden Jokowi telah meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah Pagar Merbau, di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Kamis (14/3/2024). Pabrik ini menandai langkah maju hilirisasi kelapa sawit di Indonesia.

Hilirisasi adalah proses peningkatan nilai tambahan komoditas melalui pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi. Produk minyak makan merah tersebut sebagai varian baru dari minyak goreng. Harapannya dengan ada varian baru minyak goreng ini, dapat memenuhi kebutuhan dan terjangkau oleh seluruh masyarakat. Selain itu juga mengurangi pemakaian minyak curah.

Minyak Kelapa-Ikan Bikin Ekspor Sulawesi Utara Tembus Rp12 Triliun
Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit dan Tumpukan TBS: canva.com/MeiditaKS
info gambar

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, terjadi penurunan jumlah ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya dibanding 2021. Indonesia hanya mengekspor CPO dan produk turunannya sebanyak 25.01 juta ton.

Adanya penurunan ini tentunya bentuk dari larangan ekspor CPO dan turunannya. Minyak makan merah dikenal juga sebagai minyak sawit merah (Red Palm Oil), termasuk dalam produk turunan CPO yang artinya juga ikut diekspor. Larangan ekspor tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan produksi minyak goreng dalam negeri, melalui proses hilirisasi.

Indonesia dianggap tertinggal dari negara lainnya dalam konsumsi dan produkdi minyak masak merah. Beberapa negara penghasil kelapa sawit telah mengkonsumsi minyak goreng ini, guna memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Negara ASEAN yang telah mengkonsumsi minyak masak merah adalah Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Malaysia diketahui menjadi produsen utama dalam ekspor minyak makan merah di pasar global.

Apa itu Minyak Makan Merah?

Minyak makan merah (M3) adalah minyak nabati yang diperoleh dari kelapa sawit. Warna merah pada minyak tersebut berasal dari kandungan karotenoid, yang terdapat dalam buah kelapa sawit. Karotenoid merupakan pigmen alami yang juga ditemukan dalam buah dan sayur berwarna jingga atau merah.

Sementara itu, minyak goreng sawit biasa adalah minyak nabati yang juga diperoleh dari kelapa sawit, tetapi telah mengalami proses pemurnian lebih lanjut. Minyak goreng sawit biasa cenderung lebih jernih dan tidak berwarna merah karena proses pemurnian tersebut menghilangkan karotenoid.

ExxonMobil Bor 7 Sumur di Banyu Urip, Tambah Produksi Minyak 42 Juta Barel
Ilustrasi Karotenoid pada Minyak Masak Merah: canva.com/MeiditaKS
info gambar

Kandungan nutrisi minyak makan merah tidak ada bedanya dengan minyak goreng sawit biasa. Kelebihannya, minyak makan merah kaya akan karotenoid dan fitonutrien lainnya. Minyak sawit merah mengandung karotenoid, yang merupakan prekursor vitamin A sehingga mencegah kekurangan vitamin A.

Berdasarkan Warta PPKS, kandungan fitonutrien lainnya adalah tokoferol, tokotrienol, dan fitosterol. Fitonutrien ini berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, berperan sebagai antioksidan, dan melindungi dari radikal bebas.

Produksi minyak makan merah dapat mengurangi konsumsi minyak curah di Indonesia. Minyak makan merah diklaim lebih baik dibanding minyak curah dan harga jual yang terjangkau. Minyak curah adalah minyak jelantah yang telah dimurnikan.

Dalam peredaran harga minyak curah sangat terjangkau, sehingga banyak masyarakat kelas menengah ke bawah mengkonsumsinya. Secara tampilan dan fungsi minyak curah dapat digunakan sebagai minyak goreng biasa, sedangkan untuk nutrisinya sudah tidak ada.

Manfaat dari Minyak Makan Merah bagi Indonesia

Minyak makan merah memiliki manfaat di bidang perekonomian dan kesehatan Indonesia. Pertama, dapat menciptakan peluang baru bagi industri kecil dan menengah yang dikelola oleh petani kelapa sawit, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan para petani tersebut.

Kedua, mendorong produksi dan konsumsi pangan lokal. Ketiga, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, sehingga meningkatkan perekonomian negara.

RI Punya Pabrik Minyak Makan Merah di Deli Serdang, Kapasitas 7 Ton per Hari

Keempat, minyak makan merah diketahui kaya kandungan fitonutrien sehingga diprediksi dapat menurunkan angka stunting di Indonesia. Hal ini didukung juga dari harga yang terjangkau.

Referensi:

  • Badan Pusat Statistik., 2023, Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2022, 16, 5504003. ISSN 1978-9947.
  • Hasibuan, H.A., 2021, Potensi Minyak Sawit Merah sebagai Pangan Fungsional dan Nutrasetikal, Warta PPKS, 26(3), 178-184.
  • Setkab., 2024, Presiden Resmikan Pabrik Percontohan Minyak Makan Merah Pertama di Indonesia. Diakses melalui: https://setkab.go.id/presiden-resmikan-pabrik-percontohan-minyak-makan-merah-pertama-di-indonesia/ , pada 23/03/2024.
  • Tan, C.H., Lee, C.J., Tan, S.N., Poon, D.T.S., Chong, C.Y.E., and Pui, L.P., 2021, Red Palm Oil: A Review on Processing, Health Benefits and Its Application in Food, Journal of Oleo Science, 70(9), 1201-1210. DOI: https://doi.org/10.5650/jos.ess21108.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini