Industri Makan dan Minuman Makin Nikmat, Ekspor dan Investasi Makin Meningkat

Industri Makan dan Minuman Makin Nikmat, Ekspor dan Investasi Makin Meningkat
info gambar utama

Sektor makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang strategis dan memegang peranan vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Fakta ini diperkuat dengan kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas sebesar 39,10 persen, serta memberikan sumbangan sebesar 6,55 persen terhadap PDB nasional pada tahun 2023.

“Industri makanan dan minuman juga mulai kembali bangkit setelah mengalami pukulan akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2023 (YoY), industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 4,47 persen,” tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya pada pembukaan Bazaar Lebaran Tahun 2024 di Jakarta.

Industri makanan dan minuman mencatatkan pencapaian yang luar biasa dalam nilai ekspor, yang berhasil mencapai angka USD41,70 miliar selama tahun 2023. Sektor ini juga berhasil mempertahankan neraca dagang yang positif atau surplus sebesar USD25,21 miliar selama tahun yang sama.

Tidak hanya itu, investasi di sektor industri makanan dan minuman terus mengalami pertumbuhan dan menarik minat dari investor baik dari dalam negeri maupun global. Hal ini tercermin dari realisasi investasi yang mencapai Rp85,10 triliun pada tahun 2023.

Industri Pengalengan Ikan Indonesia Masuk 10 Besar Dunia

Kebutuhan diupayakan, alternatif pun dikembangkan

Demi memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri, pemerintah saat ini sedang berusaha untuk menggali sumber-sumber pangan alternatif, misalnya sagu.

Sagu dan berbagai produk olahan turunannya seperti beras analog sagu memiliki potensi untuk menjadi pilihan utama sebagai pengganti beras, terutama saat terjadi kelangkaan beras. Beras analog sagu juga memiliki keunggulan berupa kandungan resistance starch yang tinggi dan kadar glikemik indeks yang rendah, yang bermanfaat untuk mencegah diabetes.

“Sagu berpotensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan sumber karbohidrat utama nasional karena Indonesia memiliki lahan sagu yang diperkirakan mencapai 5,5 juta hektar yang berpotensi menghasilkan 34,3 juta ton pati sagu,” jelas Agus.

Dalam menghadapi bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445H, Menperin juga menyebutkan bila persediaan komoditas pokok seperti gula, minyak goreng, tepung terigu, jagung untuk industri makanan, dan bahan baku daging untuk industri masih cukup untuk kebutuhan selama 1-1,5 bulan ke depan.

Demikian pula produksi air minum dalam kemasan yang mencapai 32,6 miliar liter per tahun, dipastikan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sebesar 32,5 miliar liter per tahun.

Industri Mamin RI Jadi Primadona Investor Asing, Ini Penyebabnya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini