Kawah Putih, Warna-Warni Keindahan Alam dan Menyelami Mitos yang Menyelimutinya

Kawah Putih, Warna-Warni Keindahan Alam dan Menyelami Mitos yang Menyelimutinya
info gambar utama

Berada di dataran tinggi, Kawah Putih selalu menjadi salah satu tujuan wisata favorit. Udaranya yang sejuk dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, cocok untuk Kawan GNFI yang ingin melepas penat dari pekerjaan sehari-hari. Lokasi wisata yang juga dikenal dengan sebutan Ciwidey ini berada di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Bandung.

Dari pusat kota Bandung, Kawan perlu menempuh perjalanan sekitar 1–1,5 jam. Di jalan menuju Kawah Putih pun, Kawan akan dimanjakan oleh keindahan kebun teh dan perkebunan stroberi yang ada di kanan-kiri jalan.

Jangan Terlalu Lama Berada di Kawah Putih!

Pemandangan danau kawah yang putih kehijauan, tanah di sekitarnya berwarna putih kekuningan, ditambah batu kapur abu-abu di sekeliling danau yang diselimuti lumut hijau, serta langit biru saat cuaca cerah, membuat Kawah Putih dikenal dengan warna-warna alami yang membuatnya menjadi memukau.

Seperti Tangkuban Perahu, warna putih pada air danau dan tanah disebabkan oleh tingginya kandungan belerang yang ada di wilayah tersebut. Karena alasan itu pulalah, wisatawan tidak diperkenankan untuk berada di sana dalam waktu yang lama. Sebab, aroma belerang dapat membuat sesak dan mengganggu pernapasan jika terlalu banyak terhirup.

Pengunjung juga tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam air yang berada di danau kawah. Hal ini karena akan sangat berbahaya bagi tubuh. Jadi, jangan lupa untuk membawa masker saat berlibur ke tempat ini, ya!

Ramai Kritik Film Horor Religi Indonesia, Begini Tanggapan Sutradara Joko Anwar

Saking banyaknya kandungan belerang di kawasan tersebut, burung yang lewat di atas kawah pun akan jatuh dan mati. Maka dari itu, jangan harap Kawan akan melihat burung berlalu-lalang ketika berkunjung di tempat wisata yang berada di daerah Bandung Selatan ini.

Harga Tiket Masuk ke Kawah Putih

Harga tiket masuk di Kawah Putih untuk 2 orang dan membawa motor
info gambar

Walaupun sudah lama terbentuk dan ditemukan. Namun, Kawah Putih baru resmi dijadikan tempat wisata oleh pemerintah melalui PT. Perhutani pada tahun 1987. Untuk dapat menikmati pemandangan indah di Kawah Putih, biaya yang dikenakan sebesar Rp28 ribu per orang.

Jika Kawan ke sana tidak membawa mobil, kamu diharuskan untuk menambah ongkos ontang-anting yang merupakan sejenis angkot yang sudah dimodifikasi. Sebab, jarak dari tempat pembelian tiket dan lokasi kawah terbilang jauh, berkelok-kelok, dan melewati perhutanan dengan jalan setapak yang aspalnya pun tak begitu mulus. Harga ontang-anting ini sebesar Rp29 ribu per orang, sudah termasuk ongkos pulang-pergi. Jika Kawan GNFI membawa motor, akan dikenakan juga biaya untuk parkir dan penitipan helm.

Mitos yang Beredar tentang Kawah Putih

Selain karena keindahannya, Kawah Putih juga dikenal dengan mitos yang menyelimutinya. Terbentuk sejak ratusan tahun lalu, Kawah Putih menjadi salah satu lokasi sakral karena dianggap sebagai tempat berkumpul para arwah leluhur yang hidup di masa lalu. Mitos ini dipercaya karena menurut pengakuan warga sekitar, mereka sesekali melihat sekumpulan domba putih yang entah dari mana datangnya.

Domba-domba putih yang biasa disebut domba lukutan itulah yang dianggap sebagai jelmaan para leluhur dari Tanah Pasundan. Sebut saja Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong. Hal ini juga diperkuat dengan adanya makam dari 7 sesepuh tersebut yang memang berada di kawasan wisata Kawah Putih.

Wahana Horor, Daya Tarik Baru Pariwisata Indonesia

Kawah Putih terbentuk dari hasil letusan Gunung Patuha yang memang sejak dulu dianggap angker oleh masyarakat sekitar. Puncak Gunung Patuha di masa lalu dipercaya sebagai tempat berkumpulnya para roh halus yang merupakan pengawal Prabu Siliwangi. Sehingga tak ada orang biasa yang berani datang ke tempat tersebut. Oleh karena itulah, masyarakat setempat mempercayai bahwa sampai saat ini lokasi tersebut masih menjadi kerajaan dari makhluk-makhluk yang tak kasat mata.

Pengakuan Pemain Film Pamali 2 Mengenai Kawah Putih

Fajar Nugra menceritakan mengenai keangkeran kawah putih
info gambar

Film Pamali 2 : Dusun Pocong yang dirilis pada Oktober 2023 lalu ternyata menghabiskan waktu syuting sekitar seminggu di daerah Kawah Putih. Jika berwisata ke sana, saat menuju kawahnya, Kawan GNFI pasti akan melewati jalan yang di kanan-kirinya dikelilingi dengan hutan. Nah, beberapa adegan dalam film tersebut diambil di hutan ini.

Melalui sebuah podcast, para pemain film mengaku mengalami kejadian horor saat proses syuting. Dea Panendra, salah seorang pemeran sinema ini menceritakan, ketika selesai syuting dan akan pulang pada dini hari, tiba-tiba alarm sensor dari mobil yang ia naiki berbunyi yang menandakan adanya orang yang berdiri di belakang atau depan mobil. Namun setelah dilihat, itu merupakan lapangan luas dan tidak ada siapa-siapa di sana.

Selain itu dalam sebuah scene, setiap Dea menyebut nama “Mbak Gendhis”, pohon-pohon di sekitar mereka bergoyang kencang, padahal saat itu sedang tidak ada angin.

Di podcast lainnya, Fajar Nugra, pemain lainnya, menampilkan perbedaan jumlah pemain pocong yang berfoto bersamanya. Padahal pengambilan foto tersebut hanya berjarak beberapa detik.

Ini Dia 5 Alasan Orang Bahagia Setelah Nonton Film Horor

Sumber:

  • https://www.youtube.com/watch?v=LEAO8LE3D1c
  • https://www.youtube.com/watch?v=o4hcXAkBnVo
  • https://www.kilat.com/wisata/pr-8445647983/misteri-di-balik-keindahan-kawah-putih-ciwidey
  • https://travel.detik.com/cerita-perjalanan/d-7044829/mitos-kawah-putih-yang-jadi-tempat-healing-terbaik-di-bandung

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AL
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini