Minyak Hitam Menggempal Masih Mencemari Laut Bintan, Belum Adakah Solusi?

Minyak Hitam Menggempal Masih Mencemari Laut Bintan, Belum Adakah Solusi?
info gambar utama

Pencemaran minyak hitam yang terjadi sepanjang pantai di Kabupaten Bintan dikeluhkan para nelayan. Minyak hitam itu selain mencemari pantai juga mengenai alat tangkap nelayan seperti kelong, jaring ikan dan perahu.

Karena pencemaran minyak hitam ini, hampir seminggu nelayan tidak bisa melaut. Sementara itu bila para nelayan memaksakan untuk melaut, kondisi di pesisir pantai juga tidak ada ikan karena tercemar.

“Saat ini mau turun ke laut, kasihan alatnya, jaringnya hitam, ikan tak dapat. Sementara istirahat dulu lah,” kata Muswanto yang dimuat CNN Indonesia.

Kapal Phinisi Hadir di Kepulauan Riau, Jadi Daya Tarik Wisata Baru

Muswanto bersama nelayan lainnya berharap dampak minyak hitam bagi pesisir bisa ditanggulangi pemerintah. Menurutnya, ini fenomena musiman tiap tahun terjadi di musim angin utara.

“Kalau bisa ditanggulangi, musiman setiap tahun terjadi mengalami seperti ini, kita tidak bisa melihat langsung kapal yang membuang di laut bang, tapi pas musim angin utara gumpalan minyak hitam itu hanyut ke pantai kita,” jelasnya.

Perangkat desa pasrah

Kejadian tumpahan minyak ini sudah hampir terjadi setiap tahun di Kabupaten Bintan. Perangkat Desa Teluk Bintan mengaku tak bisa berbuat banyak melihat adanya kejadian seperti itu.

Bagi mereka kondisi itu sudah menjadi hal biasa. Meskipun dibersihkan dengan gotong royong kejadian sama akan terulang lagi. Hal ini disampaikan Ketua RT 02 RW 01 Desa Teluk Bakau Kurnia bahwa pihaknya tak bisa berbuat banyak.

“Ya pasrah aja setiap tahun seperti itu sih,” katanya.

Deretan Sport Tourism dengan Kearifan Lokal Indonesia

Dikatakan oleh Kurnia, limbah hitam ini tidak hanya mencemari laut namun juga merugikan nelayan sekitar. Biasanya minyak hitam yang menempel di pasir pantai akan hilang sendiri dan terbawa arus.

“Saya berharap jangan ada lagi sih, karena mengganggu nelayan pinggiran kita,” katanya.

Bagaimana mitigasi?

Pada sebuah penelitian Mitigasi penanggulangan tumpahan sludge oil di kawasan strategis pariwisata Kabupaten Bintan menyebutkan penanganan tumpahan minyak harus dilakukan dari hulu.

“Pembersihan yang dilakukan selama ini adalah penanganan di hilir yang bersifat sementara,” ucap Hendra Kurniawan.

Pada jurnal itu menyebutkan setidaknya ada 13 mitigasi yang sudah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bintan untuk penanganan masalah tumpahan minyak tersebut. Namun sampai saat ini tim yang sudah dibentuk belum membuahkan hasil.

Membelah Lautan, Jembatan Batam-Bintan Bakal Menjadi Jembatan Terpanjang di Indonesia

Karena itu dirinya merekomendasikan pemerintah daerah perlu menyusun petunjuk teknis terkait operasional bagi tim daerah penanggulangan minyak di laut. Kemudian memberikan pelatihan kepada tim penanggulangan, diperlukan anggaran yang tersentral.

“Terakhir penelitian ini juga merekomendasikan pemerintah menghadirkan teknologi dalam upaya mitigasi penanggulangan sludge oil,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini