5 Masakan Tradisional Indonesia, Sejarah dan Filosofinya yang Wajib Diketahui!

5 Masakan Tradisional Indonesia, Sejarah dan Filosofinya yang Wajib Diketahui!
info gambar utama

Makanan merupakan keperluan pokok yang harus terpenuhi setiap hari bagi manusia. Selain berperan dalam menjaga kelangsungan hidup, makanan juga sering menjadi identitas budaya dan sejarah dari suatu wilayah yang biasa disebut sebagai makanan tradisional.

Seiring dengan perkembangan budaya dan zaman, makanan tradisional yang semula hanya disiapkan pada perayaan atau upacara kebudayaan, kini telah menjadi bagian dari menu sehari-hari tidak hanya terbatas pada acara kebudayaan atau upacara seperti yang disebutkan sebelumnya, melainkan telah menjadi pilihan yang umum dikonsumsi.

Biasanya, makanan diolah dari bahan alami yang tersedia di sekitar dan disesuaikan dengan tradisi serta kebiasaan hidup masyarakat tertentu, sehingga dikenal sebagai makanan tradisional. Di Indonesia, beragam kuliner daerah tersedia dengan variasi yang khas di setiap wilayahnya. Keanekaragaman ini dipengaruhi oleh beragamnya kebudayaan dan kondisi geografis di Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah.

Sebagai contoh di Sumatra Barat, makanan seperti soto padang, rendang, dan martabak menjadi ikon kuliner. Sementara di Jawa Timur, rawon, tahu tek, dan sate kambing menjadi kuliner khas yang terkenal. Tidak hanya populer di dalam negeri, makanan khas Indonesia juga mendapat pengakuan di luar negeri, bahkan beberapa di antaranya telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Begini Penampakan Makanan Tradisional 18 Negara Dunia Disusun Seperti Bendera Negaranya

Lumpia Semarang

Lumpia Semarang
info gambar

Lumpia dalam bahasa Mandarin seringkali diterjemahkan sebagai chun juan, tetapi dalam penggunaan sehari-hari oleh masyarakat Tionghoa disebut lun pia. Perubahan dalam pengucapan nama ini adalah hal yang biasa terjadi terutama karena perbedaan dalam pengucapan antara kedua kelompok tersebut.

Tjoa Thay Joe pindah ke Semarang pada abad ke-19 dan mulai bisnis makanan dengan menjual daging babi dan rebung. Di sana, ia bertemu dengan Wasih, yang juga berjualan makanan dengan rasa manis yang berisikan kentang serta udang. Mereka menikah dan menciptakan perpaduan budaya dalam bisnis kuliner mereka.

Makanan awal mereka, berisi daging babi dan rebung, diubah menjadi ayam atau udang dengan tambahan rebung, kemudian dibungkus dengan kulit lumpia. Varian rasa baru ini populer karena rasa udang dan telurnya yang tidak berbau amis dan rebungnya yang manis. Oleh karena itu, hingga saat ini masyarakat Indonesia menyebutnya "Lumpia Semarang".

Dari sejarahnya, lumpia mewakili ikatan yang erat antara komunitas Tionghoa dan masyarakat Jawa, di mana cinta telah menyatukan dua budaya yang berbeda menjadi satu serta menjanjikan harapan baru.

Di beberapa budaya, makanan seringkali memiliki makna filosofis yang dalam. Di Tiongkok lumpia disukai karena bentuknya yang panjang dan warna keemasannya dianggap sebagai simbol kemakmuran, sehingga diberi makna sosial yang kaya. Gulungan pada lumpia juga diinterpretasikan sebagai simbol persatuan antara manusia di seluruh dunia dan mengabaikan segala perbedaan yang ada.

Kue Lapis Legit

Kue Lapis Legit
info gambar

Tahukan Kawan? Kue lapis legit merupakan hasil akulturasi dari Belanda, lho! Lapis legit, awalnya diperkenalkan sebagai spekkoek oleh kolonial Belanda, memengaruhi masyarakat lokal dengan rempah-rempah khas Indonesia seperti kapulaga, cengkih, bunga pala, kayu manis, dan adas manis.

Dalam proses pembuatannya, bahan-bahan ini dicampur dengan kuning telur, tepung terigu, gula, dan mentega, serta membutuhkan sekitar tiga puluh hingga empat puluh telur per adonan. Kue ini dikenal sebagai lapis legit karena rasanya yang sangat manis dan memiliki banyak lapisan, biasanya antara delapan belas sampai dua puluh tiga lapis.

Bakso

Bakso
info gambar

Meng Bo, seorang anak di Fuzhou, Cina pada masa Dinasti Ming, menemukan ide kreatif mengolah daging menjadi bakso saat ibunya tidak bisa makan daging karena penyakit. Terinspirasi dari tetangganya yang membuat moci, Ming Bo menciptakan bakso yang lalu terkenal di Fuzhou, menarik minat banyak orang untuk meminta resepnya.

Bakso menjadi terkenal secara internasional saat perdagangan global meningkat, terutama karena migrasi orang Tionghoa yang membawa pengaruh kuliner ke berbagai negara. Meskipun nama bakso berasal dari kata 'babi' dan 'makanan', di Indonesia, bakso umumnya dibuat dari daging sapi atau ayam karena mayoritas penduduknya muslim.

Nasi Boran, Makanan Khas Lamongan Cetak Rekor Muri!

Perkedel

Perkedel
info gambar

Makanan ini disebut perkedel atau bergedel yang hampir seluruhnya terbuat dari kentang. Proses pembuatannya dimulai dengan mengupas dan membersihkan kentang, kemudian dikukus dan ditumbuk dengan bumbu-bumbu seperti seledri, irisan daun bawang dan daging cincang. Adonan ini dibentuk menjadi bulatan gepeng dan dilumuri telur sebelum digoreng menjadi perkedel atau begedel.

Perkedel asalnya dari kata Belanda frikadel, adalah hidangan daging cincang yang dilumat lalu digoreng, menunjukkan pengaruh kuliner Belanda di Indonesia. Meskipun berasal dari budaya yang berbeda, perkedel Indonesia dan frikadel Belanda memiliki ciri khas masing-masing.

Frikadel Belanda terbuat dari daging cincang yang digoreng, sementara perkedel Indonesia biasanya dari kentang dengan atau tanpa daging. Perkedel sering disajikan dengan nasi kuning dalam acara seperti selamatan, menjadi bagian budaya Indonesia.

Kenapa Ketupat Jadi Makanan Khas Lebaran?

Soto si Kuah Kuning

Soto
info gambar

Siapa yang belum pernah menikmati hidangan yang lezat ini? Hampir dapat dipastikan bahwa semua orang pernah mencoba. Soto adalah hidangan yang familiar bagi orang Indonesia karena hampir setiap daerah di nusantara memiliki variasi sendiri. Soto dianggap sebagai salah satu hidangan khas yang dimiliki oleh semua orang Indonesia, tidak hanya terbatas pada satu etnis saja.

Tahukah Kawan, bahwa soto memiliki asal-usul yang menarik? Menurut buku terkenal berjudul Nusa Jawa: Silang Budaya karya Dennys Lombard, soto sebenarnya berasal dari Cina. Pada sekitar abad ke-19, soto mulai dikenal luas di wilayah Semarang.

Awalnya, para penggemar menyebutnya dengan nama caudo atau jao to, yang merupakan istilah dalam dialek Hokkian yang berarti rerumputan jeroan. Nama soto kemudian muncul ketika makanan ini mulai dikenal oleh banyak orang dan dibawa ke berbagai kampung halaman. Seiring berjalannya waktu, penyebutan kata caudo berubah menjadi soto untuk mempermudah pengucapannya.

Menariknya, ada kepercayaan di kalangan masyarakat bahwa soto juga terpengaruh oleh India dengan mengadopsi penggunaan kunyit untuk memperkuat warna dan rasa soto. Penggunaan kunyit memang lazim dalam kari hidangan khas India.

Referensi:

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/files/Multikulturalisme_Makanan_Indonesia-Unsiyah-Final_0.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

VR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini