Merayakan Tradisi Bibibi, Lebaran Anak di Probolinggo yang Berhasil Puasa Selama 27 Hari

Merayakan Tradisi Bibibi, Lebaran Anak di Probolinggo yang Berhasil Puasa Selama 27 Hari
info gambar utama

Masyarakat Probolinggo mempunyai tradisi yang terus dilestarikan saat menjelang Lebaran atau bertepatan pada puasa ke 27. Tradisi ini disebut Bibibi atau tradisi yang harus menggembirakan anak-anak.

Dimuat dari Detik, tradisi Bibibi atau memberikan hadiah ini tidak berlaku untuk semua anak. Namun hanya kepada anak-anak yang sudah berhasil berpuasa hingga 27 hari. Karena itulah banyak anak-anak yang menanti momen untuk mendapatkan uang jajan itu.

Seperti yang dilakukan oleh warga Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Anak-anak sudah berkumpul di mushola setempat sejak pagi hari. Hal yang menarik, anak-anak ini sudah mempersiapkan plastik jumbo.

Libur Lebaran Dongkrak Perputaran Ekonomi hingga Rp276 Triliun, Ini Alasannya

Masyarakat juga secara sukarela mengikuti tradisi Bibibi ini. Mereka telah mempersiapkan berbagai makanan ringan, minuman, hingga angpao. Untuk mendapatkan bingkisan itu, pemilik rumah cukup berteriak Bibibi di depan rumah, lalu akan disambar anak-anak.

“Setiap hari ke-27 bulan Ramadan. Bahkan kadang orang tuanya juga turut ikut serta, tapi hanya menggendong anaknya saja, tidak sampai ikut rebutan, karena ini memang Lebaran-nya anak-anak,” kata Kamalia Nurul Karomah.

Sudah 100 tahun

Ketua RT 3 Sulistiorini mengungkapkan tradisi Bibibi sudah berlangsung selama lebih dari 100 tahun. Dirinya menjelaskan terus melestarikan tradisi yang diwariskan oleh ibunya dan juga neneknya.

“Sudah berlangsung lebih dari 100 tahun, Mas. Usia saya sekarang 62 tahun. Sementara tradisi ini sudah ada sejak nenek saya,” kata Sulis yang dinukil dari Times Indonesia.

Menurut cerita dari mulut ke mulut, tradisi Bibibi merupakan pemberian sedekah kepada anak kecil. Awalnya yang diberikan kepada anak-anak bukan uang, melainkan makanan, semisal kue serabi.

Dua Hal Ini Jadi Indikator Pendongkrak Ekonomi Saat Momen Lebaran, Apa Saja?

Dikenal sebagai tradisi Bibibi karena dulu anak kecil memanggil bibi kepada wanita yang dimintai uang. Uang Bibibi yang menyerahkan adalah ibu-ibu rumah tangga. Sehingga dalam tradisi Bibibi, anak kecil yang memanggil bibi kepada ibu rumah tangga.

“Kalau zaman 80-90-an, dikasih kue, saya masih ingat itu. Kalau sekarang berupa uang, lebih praktis. Intinya sama, mengajarkan anak bersedekah,” cerita Amina.

Diharapkan bertahan

Rini berharap tradisi Lebaran anak-anak ini tidak sampai hilang seiring perkembangan zaman. Tradisi turun-temurun itu sudah ada sejak dia masih kecil dulu. Selain itu, baginya tradisi ini juga mengingatkan momen akhir Ramadan.

“Jangan dihilangkan, tradisi ini turun temurun dari nenek moyang. Saat saya kecil tradisi ini sudah ada, selain jadi Lebaran anak-anak, tradisi ini juga jadi pertanda kalau puasa kurang tiga hari lagi, maka dari itu tradisi ini tetap dan haus dipertahankan,” tutur Rini.

Ragam Oleh-Oleh Khas Indonesia, Pengaruh Historis dan Letak Geografisnya

Hal ini juga dianggap memberikan semangat kepada anak-anak untuk menyelesaikan puasa secara full. Bahkan, bagi perempuan 62 tahun ini melihat puluhan anak-anak berlari dari satu rumah ke rumah lain mengingatkannya pada masa kecil.

“Farel Adi Lausen, bocah berusia 9 tahun mengaku sangat senang. Bahkan, dia berhasil mengumpulkan makanan ringan sebanyak satu kresek besar, serta beberapa uang pecahan dua ribu, lima ribu, dan sepuluh ribu rupiah.

“Senang mas, dapat banyak makanan dan juga uang. Serta bisa berlari-lari kesana kemari bareng teman-teman,” kata Farel.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini