Menikmati Bandeng Bakar Berlanskap Kearifan Lokal Tambak Ikan di Kabupaten Bone

Menikmati Bandeng Bakar Berlanskap Kearifan Lokal Tambak Ikan di Kabupaten Bone
info gambar utama

Libur Idul Fitri 1445 H / 2024 M telah tiba dan akan kunjung usai di pertengahan Bulan April 2024 ini. Beraneka cara dilakukan kalangan masyarakat yang merayakan liburan. Tidak tanggung-tanggung, libur dan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah bukan hanya dua, tiga atau lima hari, tetapi mencapai 10 hari!

Agaknya terasa sia-sia jika momentum hari kemenangan umat muslim yang hanya berlangsung setahun sekali ini tidak diisi oleh plesir dan tamasya. Ada yang memilih berwisata ke kampung halaman seraya mengunjungi lokasi wisata dan menikmati sajian kuliner bersama keluarga.

Tidak sedikit yang mengunjungi beberapa spot wisata di nusantara, sebut saja Bali yang eksotis, Gunung Bromo yang indah, klasiknya Candi Borobodur di Magelang, Danau Toba di Sumatera Utara, atau sekadar wisata ke Jatim Park di bilangan Malang, Jawa Timur. Ada juga yang memilih negeri mancanegara untuk berlibur, entah Singapura, Malaysia, Thailand bahkan melanglangbuana hingga ke Eropa.

"Sayang jika libur panjang idul fitri ini tidak dimanfaatkan" begitulah kurang lebih aforisme masyarakat kita. Semua sah-sah saja tentang bagaimana cara, selera, dan dimana mereka merayakan libur panjang kali ini. Sekaligus sebagai momentum penghilang penat dari rutinitas karier pekerjaan, bisnis, studi maupun aktivitas sehari-hari.

Liburan ke Labuan Bajo, Berikut 4 Pulau Eksotis di Labuan Bajo!

Nah, kali ini mari kita mengisi momentum libur lebaran dengan berwisata di alam terbuka. Sekaligus menikmati sajian ikan bandeng yang terpelihara dengan baik di salah satu empang berukuran kurang lebih 15.000 meter persegi di selatan Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.

"Agak laen" memang momentum liburan kali ini, seperti nama sebuah judul film yang belakangan ini populer diputar di bioskop.

Khalayak ramai lazimnya berkunjung liburan ke Gunung Bromo, Dieng, Yogyakarta, Solo, Bali atau Malang. Dan kali ini kita "memilih" berkunjung ke empang, sekadar bersilaturahmi dan menikmati ciptaan Tuhan yang sungguh luar biasa memesona, ditemani sajian ikan bakar dan bentang alam kolam tambak tentunya.

Dok. Pribadi Danny Richard P Tampubolon
info gambar

Empang Ikan Pancaitana di Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan

Sesuai namanya dan sangat baik didefinisikan oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), empang adalah kolam atau tambak untuk memelihara ikan. Empang ini berlokasi di suatu kawasan pedesaan di Kelurahan Pancaitana, Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone.

Dari jalan raya poros Bone-Sinjai, kita harus menempuh jalan dengan offroad kurang lebih tiga kilometer. Suasananya khas pedesaan dengan masyarakat dan lingkungan tambak pada umumnya. Dengan rumah yang berjauhan satu sama lain, dikelilingi pepohonan, rawa, dan beraneka kolam serta empang yang dikelola masing-masing pemiliknya.

Kawan, jadi pada kesempatan kali ini, penulis bersama keluarga memilih untuk menghabiskan suatu senja di akhir pekan pada area empang ini. Bukan ide yang buruk tentunya, karena kita dapat menikmati pemandangan berbagai tambak ikan dan tambak udang yang dibudidayakan di lokasi.

Liburan ke Pantai Gemah Tulungagung, Teluk Pantai di Selatan Jawa Timur

Area tambak tersebut dikelilingi gubuk kayu, pohon mangrove dan jalan tanah yang didesain khusus untuk para pejalan kaki. Dengan bermodalkan tikar dan beberapa peralatan seadanya, kita pun dapat menikmati sajian ikan bakar ditemani panorama alam tradisional.

Di empang setempat, terdapat puluhan kolam yang berbeda pemilik dan pengelola dengan batas teritorialnya masing-masing. Kali ini, kita memilih lokasi tambak budidaya ikan bandeng atau biasa disebut bale bolu. Bale bolu adalah sebutan bahasa Bugis Sulawesi Selatan untuk penyebutan ikan bandeng. Bale berarti ikan dan bolu untuk menyebut bandeng.

Setelah sejenak beristirahat duduk di tikar atau duduk di area gubuk kayu dengan tangga bertingkat, kita pun beranjak turun untuk "memanen" ikan bandeng. Cukup dengan peralatan seadanya, yaitu jaring jala dan baskom sebagai wadah memilih lalu membersihkan puluhan ekor ikan bandeng yang akan dipilih untuk dibakar.

Arang dan kayu bakar sudah siap, dan ikan bandeng pun langsung dibakar di atas tungku. Tungku yang menyerupai grill pemanggang tradisional untuk membakar daging maupun ikan. Dengan kipas yang terus dikibas-kibaskan agar arang tetap menyala kemudian kayu untuk membolak balik badan ikan bandeng yang dibakar. Sungguh nikmat betul, Kawan.

Dok. Pribadi Danny Richard P Tampubolon

Selang 10 hingga 15 menit, bandeng bakar pun siap kita nikmati diatas wadah rotan maupun piring plastik dengan alas kertas roti. Ditemani nasi, sayur dan saos sambal dan saos tomat, tentu. Menikmati aroma bakaran khas barbeque ikan ditemani pemandangan tambak diselingi kicau burung tentu menjadi suatu pengalaman estetis tersendiri.

Namun, jangan lupa untuk tetap perhatian dan peduli pada kebersihan serta kelestarian lingkungan sekitar ya.

Peduli Bumi yang Lestari, Jangan Membuang Sampah Sembarangan

Cintai lingkungan kita masing-masing. Salah satunya dengan metode sederhana. Jangan membuang sampah sembarangan, semisal membuang sampah di jalan, di area empang atau dimanapun kita berada.

Jika Kawan GNFI membawa kemasan pada makanan dan minuman, jangan lupa untuk membuangnya pada suatu karung atau onggokan sampah yang sudah disiapkan di sudut area tambak. Jika memang tidak tersedia di area empang, lebih baik sampah makanan minuman kemasan kita bawa pulang untuk dibuang di tempat sampah yang selayaknya.

Museum Komodo Jagat Satwa Nusantara Pamerkan Koleksi Hewan Eksotis untuk Momen Liburan

Sebentar lagi kita akan memperingati Hari Bumi atau Earth Day yang diperingati setiap tanggal 22 April setiap tahunnya. Peringatan Hari Bumi adalah momentum refleksi tahunan untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan hidup. Sebuah kampanye gerakan global untuk diperingati warga berbagai negara di belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Sudah sewajarnya kita wajib memelihara alam dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan. Tidak terkecuali di area empang dan tambak ini. Mari jaga bumi yang kita tinggali supaya tetap aman, nyaman dan lestari ketika dinikmati generasi anak, cucu serta cicit kita kelak. Salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya, dan tidak membuang sampah sembarangan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini