Didiet Maulana, Sosok di Balik IKAT Indonesia dan "Goodie Bag" Grammy Award ke-58

Didiet Maulana, Sosok di Balik IKAT Indonesia dan "Goodie Bag" Grammy Award ke-58
info gambar utama

Sosok Didiet Maulana tidak bisa dipisahkan dari tenun ikat dan juga fashion. Diakui Didiet, ia sebenarnya sudah memiliki ketertarikan dalam merancang busana dari kecil tetapi ia hanya menganggap hal tersebut adalah sebatas hobi.

Didiet saat ini telah memiliki sebuah rumah busana yang diberi nama IKAT Indonesia. Ide IKAT Indonesia ini diakui muncul sekitar tahun 2009-2010 tepatnya saat anak-anak muda Indonesia heboh di sosial media akibat isu batik yang diklaim oleh negeri jiran.

Dari situlah, rupanya Didiet memiliki keinginan agar anak muda Indonesia tidak terlambat untuk menyadari dan menghargai budaya Indonesia. Didiet kemudian berpikir kira-kira hal apalagi yang anak muda harus tahu.

Baca juga:Karya Desainer Dua Anak Bangsa ini Dipamerkan di Australia

Peluncuran jenama IKAT Indonesia

Kreasi tenun IKAT Indonesia by Didiet Maulana © Lifestyekompas
info gambar

Karena wujud kecintaannya terhadap dunia mode dan menurutnya dunia tersebut yang mampu ia ubah, akhirnya muncul ide IKAT Indonesia. Namun, sebelum mendirikan IKAT Indonesia banyak hal yang perlu dipersiapkan.

Pada tahun 2010 Didiet melakukan riset untuk membangun pondasi yang kuat pada brand nya. Akhirnya pada tahun 2011 brand IKAT Indonesia berhasil diluncurkan.

Nama “Ikat” sendiri dipilih karena memiliki arti mengikat dirinya untuk terus memakai bahan-bahan tradisional Indonesia sebagai acuan desain. Hingga saat ini IKAT telah bekerja sama dengan 300 perajin tenun di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Didiet, selama membangun brand IKAT hal yang dibutuhkan tidak hanya niat, mempempelajari industri adalah salah satu kunci ditambah business plan, branding dan marketing. Yang membedakan tenun ikat miliknya dengan tenun lainnya adalah “relevan” yang membuat produk miliknya rdapat diterima, baik oleh tren serta target market.

Baca juga:Didiet Maulana Menembus Grammy Award Bukan Lewat Musik

Sosok di balik goodie bag dalam Grammy Award ke-58

Beberapa goodie bag rancangan Didiet Maulana untuk pemenang Grammy Award ke-58 © Trax FM
info gambar

Prestasi-prestasi membanggakan pun berhasil diraih pria kelahiran Jakarta tersebut. Pada tahun 2016, Didiet dipercaya merancang dan membuat goodie bag untuk acara penghargaan Grammy Award ke-58. Didiet lalu mendapatkan kesempatan menjadi salah satu designer goodiebag untuk acara penghargaan bergengsi tersebut.

Dalam tayangan Live Instagram GNFI, Didiet membagikan cerita di balik momen tersebut. Awalnya Didiet dihubungi oleh produsen tas di tahun 2015 untuk membuat suatu tas limited edition.

Kemudian dibuatlah tas dengan perpaduan beberapa motif tenun yang menggambarkan warna Indonesia yang ditunjukkan menjadi suatu storytelling yang menarik, dan kemudian dibuat menjadi koleksi terbatas di beberapa negara.

Dalam kurun waktu yang sangat singkat, tas tersebut terjual habis beberapa negara Asia. Kemudian di bulan Desember ia mendapatkan kabar bahwa pihak tas tersebut memutuskan agar tas yang dibuat untuk koleksi limited edition tersebut dijadikan goodie bag untuk acara Grammy Award.

Berkolaborasi dengan Disney dan luncurkan buku tentang kebaya

Didiet Maulana padukan rancangan kain tenun dengan Mickey Mouse © Suara.com
info gambar

Di tahun 2018 lalu Didiet juga berkesempatan membuat kolaborasi antara kain tenun dengan Disney. Hasil kolaborasi tersebut berhasil ditampilakan dalam ajang Jakarta Fashion Week 2019. lain itu, dalam rangka perayaan 90 tahun Mickey Mouse di film Steamboat Willie, Disney berkerja sama dengan label fashion Indonesia.

Tak hanya mengeluarkan karya berupa busana, Didiet juga berkesempatan menulis sebuah buku. Berangkat dari kesulitannya mencari referensi kebaya Indonesia, pada tahun 2012 Didiet berhasil membuat buku yang berjudul Kisah Kebaya. Buku yang berhasil dirilis pada 2018 lalu itu merupakan hasil risetnya selama kurang lebih 6 tahun.

Didiet juga memiliki keinginan agar kebaya Indonesia bisa menjadi salah satu identitas busana nasional Tanah Air, sama seperti kimono di Jepang, dan kain Sari di India, yang tentu saja namanya sudah mendunia. Menurutnya, Indonesia adalah negeri yang kaya akan energi dan keindahan.

“Ketika kita bisa mengolah kebuadayaan ini menjadi satu potensi ekonomi yang benar-benar diolah secara tepat, maka kita tidak harus banyak menggali dari bumi Indonesia. Kebudayaan ini bisa menjadi satu pendapatan yang bisa memberi penghidupan layak,'' ungkapnya dalam live Instagram GNFI bertema ''My Future Version of Indonesia'', Rabu (14/04/2021).

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

IA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini