Sejarah dan Perjalanan Taman Nasional Gunung Leuser: Rumah Bagi Satwa Dilindungi

Sejarah dan Perjalanan Taman Nasional Gunung Leuser: Rumah Bagi Satwa Dilindungi
info gambar utama

Indonesia merupakan rumah dari sejumlah flora dan fauna. Namun, semakin maraknya penebangan hutan dan pembalakan liar, turut membahayakan nasib sebagian besar dari kekayaan alam tersebut. Salah satu cara untuk melindungi sekaligus melestarikan hewan dan tumbuhan yang dilindungi, dengan menjadikan wilayah tempat mereka hidup sebagai taman nasional.

Salah satu taman nasional yang menjadi rumah bagi satwa dan tumbuhan yang dilindungi ialah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Taman nasional ini memiliki peran vital karena posisinya sebagai rumah bagi kekayaan alam hayati di Indonesia.

Selain itu, kontribusinya dalam memberi suplai air bagi empat juta masyarakat yang tinggal di Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatra Utara, juga menjadikan TNGL sebagai bagian terpenting yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Dinamakan dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi di 3404 meter di atas permukaan air laut, taman nasional ini merupakan salah satu yang paling luas dan beragam di dunia. Yuk, mengenal lebih jauh tentangnya melalui pembahasan berikut.

Taman Nasional Kerinci Seblat Dibuka untuk Kunjungan Wisata dengan Prokes Ketat

Mengenal Taman Nasional Gunung Leuser

Penampakan Taman Nasional Gunung Leuser | Galeri Imaji Pertiwi
info gambar

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia. Kawasan yang secara geografis membentang pada koordinat 96º 35” – 98º 30” Bujur Timur dan 2º 50” – 4º 10” Lintang Utara ini memiliki kondisi topografi yang terdiri dari daerah pantai (0 mdpl) hingga daerah pegunungan (≥3000 mdpl).

Saat ini, Taman Nasional Gunung Leuser memiliki total luas sebesar 830.268,95 hektare. Dengan 75,27 persen terbentang di provinsi Aceh dan 24,73 persen sisanya di Sumatra Utara.

Angka ini mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 6589/Menhut-VII/KUH/2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Sebagian Taman Nasional Gunung Leuser Provinsi Aceh dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.4039/Menhut-VII/KUH/2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Sebagian Taman Nasional Gunung Leuser di Provinsi Sumatra Utara.

Wisata Edukasi Sambil Menyapa Satwa di Taman Safari Prigen

Taman nasional Gunung Leuser meliputi ekosistem asli dari pantai hingga pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dengan hampir 80 persen dari luas kawasan memiliki kemiringan di atas 40 persen. Taman ini dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pelestarian. Seperti penelitian, sarana pendidikan, tempat pariwisata, dan rekreasi.

Secara umum, Taman Nasional Gunung Leuser memiliki tiga fungsi utama, yaitu melindungi sistem penyangga kehidupan (flora, fauna, dan ekosistemnya), menjaga keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dan memanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari.

Sejarah dan perjalanan Taman Nasional Gunung Leuser

Dimulai sejak tahun 1920-an, Taman Nasional Gunung Leuser telah dijadikan sebagai kawasan konservasi pada zaman pemerintahan kolonial Belanda. Selanjutnya, pemerintah Indonesia meresmikan TN Gunung Leuser sebagai salah satu dari lima kawasan suaka alam sebagai Taman Nasional melalui SK Menteri Pertanian nomor 811/Kpts/Um/II/1980. Dengan adanya perlindungan hukum, diharapkan Taman Nasional Gunung Leuser dapat terus terjaga kelestariannya.

Pada tahun 2004, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra resmi masuk menjadi bagian Situs Warisan Dunia. Hal ini menjadikan Taman Nasional Gunung Leuser ikut masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, bersama dengan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Gelar atau status nasional dan internasional yang disandang oleh TN Gunung Leuser adalah Cagar Biosfer (1980), Asean Heritage Park (1984), Tropical Rainforest Heritage of Sumatra (Warisan Dunia) (2004) dan Kawasan Lindung Nasional (2008).

Menjadi rumah bagi satwa dilindungi

Orang Utan Sumatra pada TNGL | Galeri Imaji Pertiwi
info gambar

Topografi unik yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Leuser menjadikannya memiliki keragaman biodiversitas yang tinggi. Kawasan ini merupakan habitat dari berbagai spesies mamalia, burung, reptil, amfibi, ikan, dan invertebrata.

Bukti Cinta di Balik Kemegahan Mausoleum OG Khouw Petamburan

Dari 129 spesies mamalia besar dan kecil di seluruh Sumatera, 65 persen di antaranya berada di taman nasional ini. Lebih dari 350 jenis burung juga diperkirakan tinggal di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Selain itu, diperkirakan 36 dari 50 jenis burung endemik di Sundaland dapat dijumpai di kawasan ini.

Kawasan Ekosistem Leuser, sebutan bagi TN Nasional Gunung Leuser dan wilayah sekitarnya, merupakan habitat dari berbagai satwa dilindungi. Antara lain gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), orang utan sumatra (Pongo abelii), Siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), owa (Hylobates lar), dan kedih (Presbytis thomasi).

Sudah sepatutnya kita terus menjaga dan memberikan rumah bagi para satwa ini. Dengan adanya TN Gunung Leuser, satwa-satwa menjadi memiliki rumah dan tempat untuk bertahan.* (COMM/NAK)

Referensi: Portal Hijau | Gunung Leuser

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini