Mangi-mangi jadi Serial Persembahan Kemenko Marves untuk Tingkatkan Literasi Maritim

Mangi-mangi jadi Serial Persembahan Kemenko Marves untuk Tingkatkan Literasi Maritim
info gambar utama

Penulis: Nur Annisa Kusumawardani

Semarakkan semangat dan aksi kolaborasi Festival Negeri Kolaborasi live di seluruh kanal media sosial GNFI. Informasi lebih lanjut kunjungi FNK 2021.

Indonesia terkenal sebagai negara maritim dengan kekayaan lautnya. Hal ini tentunya perlu selalu dijaga agar lestari hingga ke generasi di masa depan. Berbagai cara dilakukan untuk tujuan tersebut

Mulai dari pembuatan undang-undang sebagai landasan hukum pemanfaatan sumber daya, hingga edukasi yang dimulai dalam dunia pendidikan maupun konsumsi pengetahuan dan konten sehari-hari.

Menanggapi perlunya meningkatkan literasi maritim khususnya bagi generasi muda Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mempersembahkan film series yang berjudul Mangi-Mangi. Peluncuran ini dilakukan secara virtual pada Rabu (8/9) lalu di Jakarta.

Dilansir dari Antara News, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa sebagai bangsa yang mengaku memiliki nenek moyang pelaut, wajib bagi kita untuk meneruskan cita-cita mulia para pendahulu.

Ia juga menambahkan bahwa kita perlu untuk tidak hanya menjadikan laut sebagai kehidupan, namun juga menjaganya untuk masa depan. Melalui peluncuran serial ini, Luhut juga menekankan pada generasi muda untuk turut menonton dan peduli serta sadar apa arti laut sesungguhnya.

Mangi-Mangi, film seri persembahan Kemenko Marves

Peluncuran Serial Mangi-Mangi | Lifestyle Kontan
info gambar

Disebutkan dalam Antara News, film serial Mangi-Mangi ini akan menceritakan mengenai persahabatan antara tiga anak pesisir yang sedang dalam proses mencari jati diri dan perjuangan mereka dalam membangun perekonomian melalui budaya kepiting soka.

Judul seri ini, "Mangi-Mangi", merupakan kata serapan dari bahasa Melayu Kuno yang dapat diartikan sebagai mangrove. Oleh karena itu, cerita ini akan membawakan kisah mengenai masyarakat di pesisir, tepatnya Brebes, dalam melestarikan hutan mangrove di wilayahnya.

Berjaya di Festival Internasional, Film Karya Anak Bangsa Raih Golden Leopard Award

Pelestarian hutan mangrove sebagai pesan utama, dinilai penting mengingat Indonesia telah kehilangan hutan mangrove sekitar 1,8 juta hektare akibat dampak dari berbagai peristiwa alam, maupun perilaku manusia. Pemberian edukasi melalui film disesuaikan dengan era digital, yang banyak memanfaatkan audio visual sebagai perantara pesan.

Tak hanya itu, nilai yang ingin ditekankan dari serial ini juga berupa kolaborasi untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Maka, membutuhkan bantuan dari berbagai institusi dan tokoh masyarakat untuk mewujudkan pemanfaatkan sumber daya maritim secara optimal sekaligus berkelanjutan.

Menekankan peran maritim dalam peradaban bangsa

Seperti tajuk film ini yang menekankan nama mangrove sebagai fokus utama, lokasi pembuatan film juga dilakukan di daerah pesisir yang masih terdapat cukup banyak hutan mangrove (pohon bakau) yang tersebar, tepatnya di desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah.

Di lokasi tersebut, terdapat ekowisata Mangrove Sari yang dikelola secara swadaya oleh kelompok masyarakat. Hal ini rupanya ialah bentuk dari kebangkitan masyarakat Dukuh Pandansari, setelah beberapa tahun sebelumnya mengalami bencana yakni diterpa banjir rob hingga mengalami abrasi.

Melihat Perkembangan Kapan Pinisi dan Budaya Maritim Nusantara

Melalui kerja sama dan komitmen untuk memperbaiki lingkungan, akhirnya warga setempat bersama pemerintah berhasil menanam tanaman mangrove. Tanaman ini dinilai mampu menahan abrasi dan berhasil bangkit dari keterpurukan.

Melalui cerita yang ada, peran sumber daya maritim bagi peradaban bangsa menjadi fokus utama pembuatan film ini. Banyak permasalahan di Indonesia yang dapat diselesaikan dengan pemanfaatan sumber daya kelautan. Maka dari itu, literasi maritim sangat diperlukan bagi kemajuan bangsa.

Sinopsis serial Mangi-Mangi

Mangi-Mangi Episode 2 Trailer © YouTube/Kemenko Marves
info gambar

Serial film "Mangi-Mangi" menghadirkan cerita persahabatan tentang tiga anak muda, yaitu Aris (Fachri Muhammad), Raha (Rinaldy Zulkarnain), dan Laras (Laras Sardi). Mereka adalah para pemuda yang cemas pada kondisi desa mereka, yang tak dapat menghasilkan apapun karena banyak pemuda-pemudi yang memilih merantau.

Ketiga remaja itu pun tergerak untuk memberdayakan pemuda-pemudi desa yang tersisa agar dapat produktif, sekaligus menggerakkan roda perekonomian desa melalui budidaya kepiting soka. Budidaya ini dipilih karena peran kepiting soka sebagai salah satu biota laut yang memiliki potensi tinggi di Indonesia.

Mengenal Karakteristik Paus Kepala Melon, Mamalia Laut Langka yang Wajib Dilindungi

Sayangnya, usaha ketiganya dalam membudidayakan kepiting soka banyak menemui tantangan hingga kegagalan. Petualangan ini menguji komitmen mereka untuk terus berusaha mengembangkan potensi desa mereka agar berdaya.

Terdiri dari dua episode dengan total durasi 31 menit di setiap episodenya, "Mangi-Mangi" juga menayangkan kisah suka duka dan persahabatan anak-anak pesisir yang sedang mencari jati diri. Film Mangi-Mangi dapat dinikmati oleh pelanggan MAXstream mulai 8 September 2021.

Hadirnya film ini diharapkan kian memperkaya varian konten inspiratif. Tak hanya itu, agar bisa juga mempertegas komitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan berkualitas dan mendidik.*

Referensi: Liputan 6 | Gaya Tekno | Lifestyle Kontan | Antara News

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini