Mengenal Keunikan Kubung Sunda yang Hanya Memiki Dua Spesies di Dunia

Mengenal Keunikan Kubung Sunda yang Hanya Memiki Dua Spesies di Dunia
info gambar utama

Bagi kalangan orang awam yang belum mengetahui dengan baik ragam jenis hewan unik yang jarang terlihat di alam terbuka, bisa jadi akan merasa kurang familiar ketika melihat atau menemukan hewan sejenis tupai yang memiliki selaput tipis di antara kaki serta tangannya, dan sering kali diartikan sebagai sayap sehingga membuatnya bisa terbang, yakni kubung.

Seperti dalam sebuah video yang belakangan ini diunggah oleh akun @indoflashlight, di mana seorang pria terlihat dihinggapi oleh hewan yang dimaksud namun mengaku tidak mengetahui apa nama dari hewan tersebut, dan menanyakan makanan apa yang harus diberikan serta bagaimana cara memperlakukannya.

Pria tersebut mengaku menemukan kubung yang diduga terpisah dari induknya saat sedang bekerja di hutan. Di kolom komentar, tak sedikit masyarakat Indonesia yang mengaku baru pertama kali melihat hewan tersebut, dan sebagian ada pula yang menganggap kubung sebagai hewan yang serupa dengan sugar glider.

Di saat bersamaan juga kerap disalah artikan sebagai jenis hewan yang bisa terbang karena wujud tubuhnya yang terlihat bersayap, seperti apa sebenarnya klasifikasi dari hewan kubung yang memiliki nama berbeda di setiap wilayah Indonesia?

Diminati Banyak Orang, Sugar Glider jadi Tren Hewan Peliharaan

Satu dari dua jenis yang ada di dunia

kubung sunda
info gambar

Memiliki nama ilmiah Galeopterus variegatus, hewan ini dikenal dengan banyak nama di tiap daerah berbeda. Dalam Bahasa Inggris disebut dengan nama Sunda Colugo, namun di Indonesia sendiri hewan ini kerap disebut sebagai Kubung Sunda, Tupai Tando, Walang Kopo, Walangkekes, dan masih banyak lagi julukan lainnya.

Lain itu, kubung sering kali juga disebut sebagai flying lemur atau lemur yang bisa terbang. Padahal, klasifikasinya jelas berbeda dengan lemur dan pada dasarnya mereka sama sekali tidak bisa terbang.

Jika didefiniskan secara tepat, kubung adalah hewan mamalia nokturnal dengan bentuk tubuh nyaris menyerupai tupai dan memang memiliki selaput tipis yang jika direntangkan akan membuat keempat kaki dan tangannya saling terhubung sehingga menyerupai bentuk sayap.

Sementara itu jika bicara mengenai jenisnya, kubung sunda sendiri merupakan satu dari dua jenis kubung yang ada di dunia, di mana satu jenis lainnya adalah kubung filipina (Cynocephalus volans) yang sesuai namanya hanya bisa ditemukan di negara Filipina.

Kubung sunda sebenarnya dapat ditemui di negara-negara kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Termasuk di Indonesia sendiri, kubung sunda diketahui tersebar di sekitar Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

Kubung sunda biasanya ditemukan pada habitat hutan hujan tropis dataran rendah hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Senang memakan bagian tumbuhan yang lunak seperti daun muda, tunas, bunga, dan buah-buahan, kubung sunda betina diketahui biasa berkembang biak dengan mengandung selama 60 hari dan akan membawa anaknya dalam selaput kulit yang besar setelah dilahirkan.

Benarkah Berang-Berang Jadi Salah Satu Hewan yang Berperan Menekan Perubahan Iklim?

Tidak bisa terbang, melainkan melayang

Secara umum, kubung memiliki ukuran hampir setara dengan kucing dewasa, yakni dengan berat 1-1,75 kilogram dan panjang antara 36-43 sentimeter, namun belum termasuk ekor yang memiliki panjang antara 22-27 sentimeter. Sementara itu jika ‘sayap’ atau lapisan selaput tipisnya direntangkan, kubung bisa memiliki lebar mencapai 70 sentimeter.

Fakta lain yang masih sering menimbulkan salah persepsi adalah anggapan jika kubung merupakan hewan yang bisa terbang. Anggapan tersebut merujuk pada kebiasaan mereka yang dapat melompat pindah dari satu pohon ke pohon lain dengan cara melayang. Kenyataannya, perpindahan tersebut hanya bisa mereka lakukan dari pohon yang tinggi ke pohon yang lebih rendah.

Menariknya, wujud selaput tipis yang membuat kubung dapat melayang ini ternyata menjadi inspirasi dari hadirnya kostum wingsuit flying yang biasa digunakan oleh manusia saat ingin melakukan aksi terjun bebas dari ketinggian seperti dari pesawat, salah satunya operasi militer pada saat-saat tertentu.

Mengenai eksistensinya, kubung sendiri saat ini menjadi salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia berdasarkan UU No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Meski dalam klasifikasi IUCN yang terakhir kali dilakukan pada tahun 2008 hewan ini masih berada pada status Least Concern, namun kekinian populasinya dianggap semakin langka karena kehadirannya yang semakin sulit ditemui di alam bebas.

Pulau Rambut, Surga bagi Burung-Burung Air Langka di Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini