Pertamina Ingin Jual BBN dari Campuran Tebu di Tahun 2023, Akankah Terealisasi?

Pertamina Ingin Jual BBN dari Campuran Tebu di Tahun 2023, Akankah Terealisasi?
info gambar utama

Setiap negara saat ini sedang mengejar target untuk memenuhi kewajiban pengurangan emisi karbonnya masing-masing, termasuk Indonesia. Upaya tersebut pastinya dibantu dengan kerja sama berbagai pihak yang terlibat dalam industri terkait.

Beberapa di antaranya yang paling berperan penting perusahaan pertambangan, perkebunan sawit, hingga pengelolaan minyak dan gas bumi. Di mana di Indonesia salah satunya adalah Pertamina.

Perusahaan plat merah tersebut diketahui juga memiliki fokus utama dalam mengembangkan bahan bakar alternatif atau biofuel berbagai jenis, termasuk bioetanol, biodiesel, dan biogas.

Membahas soal bioetanol, salah satu bahan campuran alternatif yang sedang dikembangkan oleh Pertamina adalah tebu.

Indonesia Berhasil Kembangkan Sawit Jadi BBN Murni, Eropa Cemas?

Rencana penjualan biofuel tebu tahun 2023

Komposisi biofuel A20 | Dok. Pertamina
info gambar

Pertamina rupanya sedang dalam tahap penjajakan dengan pemerintah untuk segera bisa menjual biofuel campuran ekstrak tebu mulai tahun 2023.

Nantinya, bahan bakar kendaraan tersebut selanjutnya akan diperkenalkan dengan nama A20. Adapun bahan bakar yang dimaksud komposisinya terdiri dari campuran 80 persen bensin, 15 persen metanol yang berasal dari gas alam, dan 5 persen etanol yang berasal dari tebu.

CEO Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, jika rencananya pasokan tebu yang digunakan dalam pembuatan biofuel tersebut akan berasal dari perusahaan induk perkebunan negara PT Perkebunan Nusantara III.

Berangkat dari hal tersebut, Nicke juga mengaku bahwa perusahaan pimpinannya memiliki target yang ambisius dari pemerintah.

Untuk diketahui, secara nasional pemerintah memiliki target emisi nol bersih bertahap sebesar 29 persen di tahun 2030. Namun Pertamina, menurut Nicke ingin mempercepat target tersebut dalam skala perusahaan mereka menjadi 31,89 persen di tahun yang sama.

“Kami sebenarnya lebih agresif dan ambisius dari Pemerintah dalam mengurangi emisi” imbuhnya dalam salah satu kesempatan wawancara di Bali, mengutip Bloomberg.

Kendati begitu, Nicke tidak menampik jika mereka tetap membutuhkan kerja sama Pemerintah untuk mendukung target tersebut. Ia berharap pemerintah dapat mengeluarkan peraturan baru yang mengamanatkan penggunaan campuran bahan bakar pada tahun 2023 untuk kendaraan bermotor.

Bicara Deforestasi, Ketahanan Pangan, dan BBN Non-Sawit, Seperti Apa Catatannya?

Strategi realisasi

Sebagai upaya untuk merealisasikan target emisi bersih mencapai 31,89 persen di tahun 2030, Pertamina disebut telah merancang berbagai strategi.

Pertama, mereka sedang dalam tahap penjajakan untuk membangun pembangkit listrik EBT dan fasilitas pemanfaatan serta penyimpanan penangkapan karbon. Untuk pembangunan fasilitas tersebut, mereka akan menyisihkan sekitar 14 persen dari anggaran perusahaan di tahun 2023 sekitar 10 miliar dolar AS.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pembangkit listrik dan unit EBT di anak usaha PT Pertamina Power Indonesia.

Sedangkan mengenai proyeksi dari produksi biofuel-nya, perusahaan tersebut optimis akan mampu memproduksi 36 juta kiloliter A20. Mereka berencana membangun fasilitas metanol di Bojonegoro, yang kaya akan SDA gas di Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan produksi.

Lain itu bukan hanya dari tebu, di saat yang sama Pertamina juga sedang mengupayakan bahan baku pembentuk etanol dari bahan nabati selain tebu. Beberapa di antaranya singkong, jagung, dan sekam kelapa sawit.

Jarak Pagar, Alternatif Pembentuk BBN Biodiesel Selain Sawit

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini