Kerupuk Upil, Camilan Renyah yang Dimasak dengan Pasir

Kerupuk Upil, Camilan Renyah yang Dimasak dengan Pasir
info gambar utama

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan aneka ragam budaya, salah satunya adalah makanan khas yang cukup beragam dan tersebar di seluruh wilayahnya. Nah, salah satu makanan khas di Indonesia dan sering kita jumpai adalah kerupuk, yaitu makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung tapioka, dicampur dengan bahan perasa seperti udang atau ikan dan kemudian digoreng menggunakan minyak. Rasa yang gurih dan teksturnya yang renyah, kerupuk ini biasanya dikonsumsi sebagai pelengkap saat makan nasi dan sayur.

8 Jenis Kerupuk Tradisional Indonesia untuk Pelengkap Makanan dan Camilan

Sejarah Kerupuk

Di indonesia sendiri banyak sekali jenis kerupuk, ada yang berbentuk bulat pipih, lonjong berisi, kotak persegi, dan beragam bentuk lainnya. Dikutip dari laman kompas, Kerupuk ini sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sudah tercatat dalam Naskah Jawa kuno sejak sebelum abad ke-10 Masehi.

Di mana dulunya yang pertama kali dimasak itu jenis kerupuk rambak, kerupuk ini berasal dari kulit sapi atau kerbau. Namun, kerupuk rambak ini pada zaman dahulu hanya dikonsumsi masyarakat yang memiliki kasta tinggi. Sedangkan untuk masyarakat pada umumnya yang masuk dalam kategori menengah ke bawah membuat kerupuk dari tepung tapioka dan dimakan sebagai pendamping nasi, karena pada zaman itu masyarakat sedang kesulitan untuk membeli sayur dikarenakan harganya yang mahal.

Kerupuk Uyel, Ikon Lomba 17 Agustus-an yang Rambah Pasar Ekspor

Lalu kerupuk jenis apa sih, yang pernah Kawan GNFI coba? apakah Kawan GNFI pernah mendengar salah satu jenis kerupuk yang bernama "kerupuk upil"?

Iya, namanya kerupuk upil. Mungkin terdengar sedikit lucu atau jijik jika mendengarnya. Namun, kerupuk ini memang ada di Indonesia, kerupuk ini tersedia di beberapa daerah di Indonesia utamanya di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Di masing-masing daerah tersebut ada yang memiliki nama berbeda seperti kerupuk melarat dan kerupuk wedi (pasir). Meskipun namanya unik, kerupuk ini tidak kalah lezatnya dengan kerupuk yang lainnya.

Bahan dan Proses Pembuatan

Seperti kerupuk pada umumnya, kerupuk upil ini terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bawang putih dan garam yang sudah dihaluskan. Biasanya kerupuk ini berbentuk bulat pipih dan sedikit lebar. Yang unik dari kerupuk ini selain namanya adalah cara memasaknya, yaitu menggunakan pasir yang sudah dibersihkan, kemudian diletakkan di atas wajan yang sudah panas.

Setelah itu dimasukkan adonan kerupuk, goreng dan aduk adonan berulang kali hingga mengembang dan matang. Sebelum pasir digunakan untuk menggoreng kerupuk, pasir harus sudah dicuci dalam keadaan benar-benar bersih tanpa ada kotoran yang tertinggal agar tidak memengaruhi cita rasa dan kehigienisan kerupuk tersebut. Penggunaan pasir untuk menggoreng kerupuk ini awal mulanya disebabkan oleh mahalnya harga minyak pada zaman dahulu yang belum bisa dijangkau oleh masyarakat di kelas menengah ke bawah.

Health Fryer, Inovasi Alat Goreng Kerupuk Rendah Minyak Ciptaan Mahasiswa UNY

Meskipun saat ini minyak goreng mudah untuk didapatkan, namun masyarakat masih menggunakan metode ini untuk menggoreng kerupuk upil untuk melestarikan budaya yang berupa makanan khas Indonesia. Selain itu, menggoreng kerupuk dengan mengunakan pasir juga bisa menjadi alternatif masyarakat untuk mengurangi konsumsi terhadap minyak goreng yang menyebabkan naiknya kadar kolesterol karena jumlah kalori pada minyak goreng yang cukup tinggi.

Kerupuk ini bisa didapatkan di toko yang menjual camilan maupun oleh-oleh dengan harga berkisar Rp. 3.000 sampai Rp. 10.000 tergantung dari seberapa besar bungkus plastik kemasan yang tersedia. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah kerupuk ini bisa dikonsumsi kapan saja dan cocok untuk camilan maupun teman makan nasi. Bagaimana Kawan GNFI, apakah tertarik untuk mencoba kerupuk ini?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini