Kisah Cinta di Piliana, Maluku Tengah

Kisah Cinta di Piliana, Maluku Tengah
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

“Halo adik-adik…apa kabar?” sapaku kepada kawanan anak Negeri Piliana yang mengintip dari jendela hunian kami. Namun, mereka tidak menjawab. Malahan, saat aku mau mendekati mereka berlarian ke balik pohon sambil terdengar sayup-sayup tawa malu mereka.

Rasanya gemas sekali dan rasa penasaranku untuk mengobrol bersama mereka semakin besar. Tak kehabisan akal, kubawa biskuit dan buku cerita anak untuk memikat mereka datang. Perlahan, satu per satu keluar dari sembunyiannya dan dengan semangat duduk disampingku.

Bersama anak-anak Piliana yang selalu ceria | Sumber: Dokumentasi pribadi
info gambar

Mulai ramai, kubagikan biskuit sambil menceritakan buku tentang cita-cita. Lalu, kutanyakan pada mereka mau jadi apa bila besar nanti dan dengan semangat ada yang menyahut menjadi guru, tentara, pemain sepak bola, dan penyanyi. Rasanya dadaku mau meledak, terharu mendengar bagaimana semangatnya mereka di tengah keterbatasan kebutuhan sekunder yang tidak pernah dirasakan orang kota.

Kolam Air Panas Sampuraga: Legenda Malin Kundang dari Tanah Mandailing
Menikmati papeda, makanan unik dari sagu | Sumber: Dokumentasi pribadi
info gambar

Negeri Piliana adalah desa kecil di bawah kaki Gunung Binaya, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Keindahannya tak bisa terucapkan melalui kata-kata tapi interaksi bersama warga membuatku lebih takjub, bagaimana cara mereka membuat nyaman seorang pendatang sepertiku. Bahkan saat mencuci baju di tempat pencucian umum, mama (sebutan untuk ibu-ibu) disana akan selalu mengajak berbincang tentang kegiatan risetku.

Ketika mengamati pekerjaan sehari-hari warga pun, dengan ramah mereka mengajak untuk ikut mencoba seperti saat memanen sagu, menganyam tikar, membuat papeda, ataupun mendaki bukit untuk melihat perkebunan warga. Adapun untuk urusan pangan, warga menggunakan hasil panenannya sendiri ataupun barter dengan tetangga. Banyak hal yang kupelajari dari hal ini, yaitu bagaimana bersyukur dengan apa yang ada dan dengan begitu mereka juga sangat mencintai alam, karena sudah menjadi bagian dari diri.

Keindahan alam Negeri Piliana memiliki potensi tinggi sebagai objek wisata. Beberapa yang patut dicoba adalah Wae Ninivala, pendakian Bukit Leleseru, dan pendakian Gununung Binaya.

Keindahan alam Wae Ninivala | Sumber: Dokumentasi pribadi
info gambar

Wae Ninivala, berdasarkan bahasa setempat memiliki arti menyucikan. Warga percaya ketika mereka meninggal nantinya arwah akan disucikan dulu disana agar layak bertemu Sang Kuasa. Air biru bergelembung dengan suhu dingin ini sangat menenangkan dan cocok untuk melepaskan segala penat yang kita alami dan menjadi bersyukur dengan kasih penyertaan Tuhan.

Uniknya, di tengah Wae Ninivala, terdapat pohon gohi yang mitosnya jika seseorang berlutut diakar pohon sambil mendoakan jodoh, maka akan dikabulkan. Oleh karena itu, para wisatawan yang datang akan berusaha menggapainya dengan harapan doa mereka tercapai. Selain itu, mata air Wae Ninivala memiliki pH sempurna dan tak jarang orang-orang yang datang membawa botol untuk menampungnya.

Mitosnya, jika diminum pada pagi hari sebelum matahari terbit, dapat membuat tubuh sehat bugar. Walaupun banyak takhayul yang mewarnai, destinasi wisata ini memang layak sebagai tempat menenangkan diri dari hiruk pikuk kota.

Sirongge, Dusun Ramah Anak yang Menerapkan Appreciative Inquiry, Layak untuk Ditiru
Menikmati pendakian Bukit Leleseru | Sumber: Dokumentasi pribadi
info gambar

Selanjutnya, destinasi pendakian Bukit Leleseru sangat cocok untuk yang ingin mencoba pendakian namun dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Bagi pendatang, tentunya tidak dapat melihat lintasan jalan karena seluruhnya tertutupi rerumputan dan ada juga tanah batuan. Namun, jangan khawatir, karena Bapa Raja (kepala desa) akan menuntun pendakian.

Walaupun perjalanan terasa melelahkan dan lagi-lagi karena lintasan yang tidak terlihat membuat kita tidak tahu kapan mencapai tujuan. Saat mendaki beberapa kali aku terpeleset oleh bebatuan tetapi hal ini yang membuatku semakin semangat untuk mencapai tujuan.

Sesampainya di tujuan, rasa takjub tak hentinya kursakan melihat keindahan alam penuh dengan pepohonan hijau. Hal yang istimewa dari puncak Bukit Leleseru adalah terdapat banyak pohon g (penamaan oleh warga lokal) yang merupakan makanan kesukaan kupu-kupu sehingga kecantikan warna-warni sayap memenuhi pohon yang daunnya berwarna hijau-putih ini.

Penampakan gunung Binaya yang memukau | Sumber: the7summitsindonesia.com
info gambar

Selanjutnya, jika ingin merasakan keindahan alam dengan level usaha tinggi , Kawan GNFI patut mencoba mendaki Gunung Binaya yang juga merupakan Seven Summit Indonesia. Banyak para pendaki yang mengaitkan Binaya dengan singkatan “batin dibina, fisik dianiaya” karena jalur trekking yang sulit dan tingginya yang mencapai 3.027 m di atas permukaan laut.

Sebelumnya, sesuai dengan adat istiadat warga setempat seorang pendaki harus memastikan dirinya bersih secara batin dan tidak memiliki niat buruk di kawasan huatan yang akan dilalui. Kemudian, akan diarahkan untuk mengikuti ritual adat yang dipimpin oleh Kepada Adat di mana pendaki harus memakan sirih dan pinang, lalu didoakan agar selamat sampai tujuan dan kembali nantinya.

Dali Ni Horbo, Kejunya Orang Batak yang Gurih-gurih Sedap

Walaupun jalurnya sangat sulit, pendaki tidak perlu khawatir karena ada porter yang siap menemani dan ada shelter di titik tertentu untuk beristirahat sejenak. Jika sudah mencapai puncak, pendaki pastinya tidak akan menyesal melihat bagaimana eksotisnya alam Maluku.

Berpose dengan anak-anak yang begitu ceria | Sumber: Dokumentasi pribadi
info gambar

Piliana dalam bahasa setempat memiliki arti sudah terang. Oleh karena itu walaupun listrik disana belum stabil, warga tidak memerlukannya karena harmoni yang terbentuk dan hubungan cinta mereka dengan alamnya membuat negeri ini bersinar hangat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini