Dali Ni Horbo, Kejunya Orang Batak yang Gurih-gurih Sedap

Dali Ni Horbo, Kejunya Orang Batak yang Gurih-gurih Sedap
info gambar utama

Hidangan ini telah menjadi kuliner khas selama ratusan tahun di tanah Batak dan pengolahannya untuk menjadi menu makanan pun juga sangat beragam.

Mendengar nama keju, tentunya kita akan terpikirkan tentang makanan khas orang-orang Eropa yang kerap jadi campuran untuk berbagai menu masakan atau olahan makanan bagi orang-orang di sana. Dengan rasanya yang gurih dan cocok dengan berbagai makanan, keju pun menjadi favorit bagi banyak orang.

Keju sendiri berasal dari susu yang diolah sedemikian rupa dengan campuran enzim rennet serta asam untuk kemudian dipadatkan sehingga siap untuk dikonsumsi. Tetapi, olahan susu yang serupa ini tidak hanya dijumpai di budaya Eropa saja, tetapi juga dalam berbagai kebudayaan di Nusantara.

Salah satunya adalah dali ni horbo yang merupakan kejunya orang Tapanuli. Hidangan ini telah menjadi kuliner khas selama ratusan tahun di Tanah Batak. Mari kita kenali lebih jauh soal keju ini.

Dadiah, Yogurt Lokal dari Ranah Minang

Berasal dari susu kerbau

Dali ni horbo ini juga punya sebutan lain, yaitu bagot ni horbo. Tetapi, orang-orang Batak biasanya menyebut nama makanan ini sebagai dali saja supaya lebih sederhana. Selain itu, banyak pula yang menyebutnya sebagai keju Batak.

Penamaan dari makanan ini pun sesuai dengan bahan utamanya, yaitu “dali” yang dalam bahasa Batak artinya adalah susu sementara “horbo” yang memiliki arti kerbau.

Di rumah makan Batak atau lapoo, dali ni horbo biasanya menjadi salah satu menu yang wajib tersedia.

Biasanya, dali ni horbo ini banyak diolah oleh orang-orang Tapanuli menjadi arsik, olahan makanan khas berkuah dengan bumbu tradisional yang otentik dari Sumatra Utara. Yang mana, beberapa bumbu kuncinya adalah asam cikala, andaliman, serai, serta lengkuas.

Selain itu, dengan naniura atau berbagai sayuran juga menjadi cara lain untuk mengonsumsi dali ni horbo. Disantap secara langsung pun juga tidak kalah lezat sebagai camilan atau hidangan pencuci mulut.

Untuk saat ini, dali ni horbo memang semakin sulit untuk didapatkan. Tetapi, di pasar tradisional kerap ditemui para pedagang yang menjual dali. Faktor ini juga tidak terlepas dari semakin menurunnya jumlah para peternak kerbau di Sumatra Utara.

Mengapa Banyak Orang Batak yang Pandai Bernyanyi?

Perasan air nanas dan daun pepaya hijau menjadi kunci

Pembuatan dali ini bisa dikatakan cukup sederhana. Bahan utama dari dali ni horbo menggunakan susu kerbau yang diolah dengan teknik tradisional secara turun temurun. Pembuatannya sendiri tidak menggunakan bahan-bahan pengawet.

Susu kerbau biasanya diperah pada jam 6 pagi supaya waktunya tidak bertabrakan dengan jam menyusui anak kerbau. Selain itu, makanan dari kerbau juga menggunakan nutrisi tambahan yang terbuat dari dedak, ubi jalar, garam, serta vitamin. Hal ini dilakukan agar susunya lebih berkualitas ketika diolah menjadi dali.

Untuk membuatnya, susu yang sudah diperah ditaruh dalam wadah untuk memasak. Setelahnya, air perasan nanas dicampurkan agar susu bisa mengental. Perasan daun pepaya hijau juga kerap jadi campurannya. Proses ini juga bertujuan agar menghilangkan sensasi amis dari susu kerbau.

Setelah berbagai bahan tersebut dicampurkan, langkah selanjutnya adalah dengan merebusnya selama kurang lebih 10 menit. Bila sudah terlihat mengental, maka dali ni horbo siap untuk disantap atau diolah.

Kisah Sianjur Mulamula: Cara Masyarakat Batak untuk Melacak Asal Usulnya



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini