Asyiknya Belajar dengan Metode Game-Based Learning, Anti Bosan!

Asyiknya Belajar dengan Metode Game-Based Learning, Anti Bosan!
info gambar utama

Kawan pernah bosan belajar di kelas? Bila hanya mendengarkan ceramah kemudian mengerjakan tugas, tentu akan cepat bosan hingga mengantuk. Dampaknya tidak ada semangat belajar dan muncul rasa malas.

Oleh karena itu, guru harus mengubah metode pembelajaran menjadi lebih kreatif agar tidak membosankan. Beruntung, teknologi yang semakin berkembang mampu mengubah metode pembelajaran.

Melansir dari IDN Times, ada lima tren education tech yang digandrungi sebagai model pembelajaran di tahun 2023, antara lain game-based learning, Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), pendekatan menggunakan data, blockchain analysis, dan cloud-based infrastructure.

Kali ini, kita akan membahas game-based learning atau metode pembelajaran berbasis permainan. Dijamin anti bosan dan anti ngantuk!

Baca juga: Nara Kupu Jogja, Eduwisata Sekaligus Belajar Menjaga Lingkungan

Metode Pembelajaran Game-Based Learning

Metode Game-Based Learning | Foto: Julia M Cameron/Pexels
info gambar

Melansir dari jurnal berjudul Game-Based Learning (GBL) sebagai Inovasi dan Solusi Percepatan Adaptasi Belajar pada Masa New Normal, game-based learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan aplikasi permainan yang dirancang khusus membantu proses pembelajaran. Intinya belajar sambil bermain game di internet.

Berdasarkan penelitian, perhatian siswa meningkat 15—20 menit pertama, kemudian turun pada 15—20 menit kedua, dan terus menurun seiring waktu belajar yang semakin lama.

Karakteristik game adalah memecahkan masalah dan melangkah lebih jauh setelah menyelesaikan masalah. Inovasi game-base learning terbukti meningkatkan perhatian siswa dan merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Belajar lebih menarik, mengasyikkan, menantang, interaktif, dan ada umpan balik dari siswa.

Aplikasi Game-Based Learning

Jenis game-based learning yang sering digunakan, antara lain metode konvensional atau tanpa menggunakan gawai, video game, hingga aplikasi di desktop atau gawai.

Aplikasi game-based learning di gawai lebih sering dipakai karena mudah digunakan dan lebih seru. Kira-kira apa saja aplikasi tersebut?

Baca juga: Makin Tahu Manfaatnya, Makin Ingin Belajar Bahasa Asing

1. Quizizz

Quizizz adalah web tool untuk permainan kuis interaktif. Guru bisa membuat kuis berupa pilihan ganda hingga lima jawaban. Tak hanya teks, guru bisa memasukkan gambar dalam soal. Nantinya, siswa akan menjawab dan mendapatkan poin.

Aplikasi ini memiliki antarmuka yang menyenangkan. Keunggulan Quizizz, antara lain setiap menjawab benar akan mendapat poin dan perangkingan, setiap jawaban salah akan muncul jawaban yang benar, dan tampilan Review Question untuk melihat kembali jawaban. Setiap siswa juga mendapatkan soal berbeda di setiap nomor karena diacak.

2. Kahoot

Tak jauh berbeda dengan Quizizz, Kahoot juga aplikasi kuis untuk membantu guru dalam pembelajaran. Kahoot dapat diakses melalui situs web atau aplikasi di Google Play Store.

Kuis menggunakan Kahoot akan menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Penggunaannya pun cukup mudah. Guru dapat mulai membuat kuis berupa pertanyaan, jawaban salah, jawaban benar, dan waktu pengerjaan.

Siswa dapat mengerjakannya secara individu atau berkelompok.

Baca juga: Bosan Belajar di Rumah? Yuk Intip 4 Website Buat Belajar Tambah Asik

3. Educandy

Aplikasi berbasis web dengan slogan making learner sweeter menyediakan permainan pembelajaran asyik dan menyenangkan. Guru bisa memilih jenis permainan yang akan digunakan, seperti matching pairs, words, dan quiz question.

Keunggulan Educandy sebagai aplikasi pembelajaran, antara lain punya banyak jenis permainan kata, pembuatan kuis yang mudah dan bervariasi, efektif untuk mengevaluasi, dan latihan soal akan lebih menyenangkan.

4. Wordwall

Wordwall menyediakan puluhan template yang dapat digunakan secara gratis. Jenis permainannya pun beragam, mulai dari kuis, menjodohkan, anagram, acak kata, pencarian kata, mengelompokkan, dan lain sebagainya. Permainan yang telah dibuat pun dapat dicetak di kertas.

Tertarik menggunakan game-based learning dalam pembelajaran di kelas? Namun, bila menggunakan aplikasi gawai, Kawan juga perlu memperhatikan kesiapan siswa di kelas. Jangan memaksakan untuk memakai aplikasi jika belum siap, metode game konvensional pun tak kalah menarik. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Referensi: Jurnal INTEGRATED | IDN Times | Geografi UMS

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini