5 Daya Tarik Gunung Papandayan yang Memukau Wisatawan

5 Daya Tarik Gunung Papandayan yang Memukau Wisatawan
info gambar utama

Gunung Papandayan merupakan salah satu gunung aktif di Jawa Barat dengan ketinggian 2.666 m yang berada di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jabar. Gunung ini ramah dikunjungi wisatawan karena terdapat empat kawah, kolam lumpur, dan panorama yang indah.

Gunung Papandayan juga memiliki rute pendakian yang variatif dan trek yang cukup mudah dilalui siapa saja. Maka tidak heran jika wisatawan bahkan pendaki pemula sering ke gunung ini.

Gunung Papandayan juga punya daya tarik yang membuat wisatawan tidak menyesal datang ke gunung ini. Apa saja kira-kira?

1. Trekking Sambil Melihat Panorama Kawah Papandayan

Daya tarik Gunung Papandayan
info gambar

Saat di Papandayan, wisatawan bisa melewati jalur pendakian lewat trekking atau menyewa ojek. Sebagai saran, sebaiknya wisatawan pilih opsi pertama. Selain lebih hemat biaya, cara ini juga bisa membuat wisatawan melihat panorama kawah Papandayan yang indah.

Kawah Gunung Papandayan masih tergolong aktif dan mengeluarkan asap belerang setiap waktu. Pastikan wisatawan memakai masker atau buff yang tebal karena aroma asap belerangnya tergolong menusuk hidung. Beberapa kawah di Gunung Papandayan mencakup; Kawah Baru, Kawah Nangklak, Kawah Mas, dan Kawah Manuk.

Baca juga: Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho: Estimasi Perjalanan dan Rute

2. Kolam Renang Air Panas

Kolam Renang Air Panas Gunung Papandayan
info gambar

Tidak jauh dari Taman Edelweiss, wisatawan bisa menemukan daya tarik lainnya berupa kolam renang air panas. Kolam renang ini cukup luas dan airnya berasal dari sumber mata air pegunungan.

Terdapat dua jenis kolam renang yang bisa dijajal, yaitu: kolam renang anak-anak dan dewasa. Airnya sendiri mengandung belerang yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit kulit dan berbagai penyakit lainnya. Selain berenang, wisatawan juga bisa melihat panorama indah yang ada di sekitar kolam renang ini.

3. Hutan Mati

Hutan Mati Gunung Papandayan
info gambar

Walaupun namanya terdengar seram, daya tarik Gunung Papandayan ini justru begitu menarik dilihat. Di hutan ini, wisatawan bisa melihat deretan kayu cantigi yang menghitam berpadu dengan putihnya hamparan tanah di sekitarnya. Kombinasi keduanya membentuk suatu keindahan tersendiri, sehingga tidak heran jika wisatawan sering berfoto di sini.

Panorama di tempat ini akan semakin indah ketika ada genangan air yang muncul akibat hujan atau saat tempat ini dilanda kabut. Datanglah ke sini di waktu pagi jika wisatawan ingin melihat sunrise dari hutan ini.

Disarankan untuk tidak membangun tenda saat berada di sini karena akan sangat membahayakan wisatawan. Hutan Mati bisa diakses dengan berjalan kaki selama 2-3 jam dari kawah belerang.

Baca juga: 5 Fakta Gunung Sinabung yang Mungkin Belum Kamu Tahu

4. Pondok Saladah

Pondok Saladah Gunung Papandayan
info gambar

Tidak jauh dari Hutan Mati, wisatawan akan menemukan sebuah tempat berkemah bernama Pondok Saladah. Sebagai sebuah tempat berkemah, Pondok Saladah tergolong kompeten karena dilengkapi berbagai fasilitas menunjang, seperti toilet dan warung.

Pondok ini berdekatan dengan salah satu padang edelweiss terluas di Indonesia, Tegal Alun. Dari pondok ini, wisatawan bisa melihat deretan edelweiss indah yang ada di Tegal Alun.

5. Tegal Alun

Tegal Alun Gunung Papandayan
info gambar

Tempat ini adalah salah satu padang edelweiss terluas yang dimiliki Gunung Papandayan. Semua edelweiss di sini dilindungi oleh pihak pengelola, sehingga wisatawan dilarang untuk memetiknya.

Sebaiknya datang ke tempat ini ketika matahari terbit, karena Kawan bisa melihat hamparan edelweiss yang indah dan berpadu dengan sinar matahari yang baru terbit. Ditambah lagi kabut yang menyelimuti hamparan edelweiss tersebut, menjadikan suasana pegunungan terasa damai dan sejuk.

Baca juga: Inilah 5 Gunung Tertinggi di Bali, Siap untuk Menaklukkannya?

Sumber: Wikipedia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Anggie Warsito lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Anggie Warsito.

AW
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini