Flexing: Budaya "Norak" yang Kini Melekat pada Anak Muda

Flexing: Budaya "Norak" yang Kini Melekat pada Anak Muda
info gambar utama

Belakangan ini jagat maya dihebohkan dengan kasus tindak kekerasan yang dilakukan oleh saudara Mario Dandy Satrio (20) terhadap David (17) pada malam hari di bilangan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Bukti rekaman penganiayaan tersebar luas di sosial media hingga berlanjut ke ranah hukum.

Berawal dari kejadian tersebut, netizen Indonesia pun akhirnya beramai-ramai menelusuri identitas pelaku penganiayaan yang ternyata merupakan anak dari mantan direktoral jenderal pajak kementerian keuangan.

12 Jenis Mamalia di Gunung Merapi Perlu Perlindungan

Di akun sosial medianya, Dandy seringkali memamerkan kekayaannya. Yang paling disoroti adalah saat ia mengendarai motor Harley dan berputar-putar di sebuah pom bensin. Tidak hanya itu, ia juga mengunggah sebuah foto tengah duduk di atas mobil Jeep Rubicon. Netizen yang tidak senang mulai mengolok-olok dan mengatakan bahwa Dandy memiliki kebiasaan flexing.

Pengertian Flexing

Perilaku Histrionik | Sumber: Unsplash (Anjo Clacino)
info gambar

Flexing merupakan istilah bahasa Inggris yang berarti 'pamer'. Atau dalam KBBI dikenal dengan histrionik. Istilah flexing mulai dikenal baru-baru ini dan cenderung melekat pada anak muda yang sering menunjukkan kekayaan, harta, uang di sosial media. Hal itu bisa dilihat dari unggahan mereka di sosial media.

Namun, logika masyarakat Indonesia membantah flexing alias tidak mungkin anak berumur 20-an sudah memiliki harta yang tak terkira, kecuali memang anak tersebut memiliki privilege sebagai anak orang kaya.

Apabila kita mau flashback sedikit, sebut saja pada kasus Indra Kenz, eks Crazy Rich yang pada masanya terkenal dengan slogannya, "Wow! Murah banget!" memiliki kekayaan yang begitu fantastis. Namun, setelah diselidiki ternyata kekayaan yang ia peroleh berasal dari hasil menipu trading Binomo.

Akhirnya sudah bisa ditebak, Indra dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan asetnya disita. Tidak hanya itu, para korbannya pun menggugat termasuk ayah dari kekasihnya yang meminta majelis hakim mengabulkan perjanjian pembangunan rumah baru.

Bubur India Masjid Pekojan Semarang yang Jadi Takjil Khas Selama Ratusan Tahun

Serupa dengan kasus Indra Kenz, Dandy juga mengalami gejala flexing. Sedikit berbeda dengan Indra, kekayaan Dandy bukanlah berasal dari hasil kerja kerasnya sendiri melainkan ia merupakan anak direktorat jenderal pajak kementerian keuangan.

Kebiasaannya pamer di sosial media membawa dampak buruk pada keluarganya. Kekayaan ayahnya pun mulai ditelusuri. Sri Mulyani, selaku Kementerian Keuangan, langsung mencopot jabatan Rafael Alun Trisambodo selaku ayah dari Mario Dandy Satrio. Langkah ini diambil guna menghindari penurunan kredibilitas masyarakat Indonesia terhadap kinerja pegawai pajak.

Dilansir dari Kompas, orang-orang yang berperilaku seperti Dandy memiliki obsesi tingkat tinggi. Mereka diuntungkan dengan status tertentu. Obsesi tersebut dilatarbelakangi oleh kepercayaan diri yang rendah. yang mendorong Dandy untuk memamerkan kekayaannya.

Tidak hanya itu, mereka juga ingin mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain. Sebab merupakan sebuah keuntungan apabila mereka dianggap keren. Selain itu, budaya flexing juga dianggap sebagai salah satu cara menaikkan 'status sosial' paling cepat. Orang-orang akan tertarik dengan apa yang berhasil dicapai oleh Dandy.

Efek Domino

Salah satu efek domino dari flexing adalah kecurigaan masyarakat. Konsep 5W+1H pun berlaku. Siapa orang tua Dandy? Apa pekerjaan orang tua Dandy? Di mana orang tua Dandy bekerja? Sejak kapan Dandy memiliki kekayaan ini? Dan bagaimana ia memperolehnya?

Hal tersebut terjadi akibat perilakunya yang sering mengunggah kemewahan di sosial media. Remaja seumuran Dandy (20) tentu ingin bersenang-senang dengan apa yang ia miliki tanpa pernah berpikir dampak apa yang akan terjadi setelah ia melakukan hal tersebut. Hingga ia lupa kalau netizen Indonesia mahateliti. Hasilnya ayahnya dicopot dari jabatan dan kekayaannya pun mulai ditelusuri.

Mantap! Pempek Jadi Salah Satu Seafood Terenak di Dunia

Dari kasus tersebut kita mesti belajar bahwa memamerkan kekayaan hanyalah sebuah tindakan 'norak' yang tidak perlu diikuti. Sebab segala sesuatu yang kita unggah akan memunculkan segala macam penafsiran dan reaksi yang tak pernah kita duga sebelumnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RZ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini