Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yang cukup panjang dalam melawan kepenjajajahan, negara ini memiliki beberapa badan dengan peran yang cukup penting. Salah satunya adalah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau yang sering kita kenal BPUPKI. Badan yang dibentuk oleh Jepang ini memang dibuat untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Menurut Wikipedia Indonesia, BPUPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerindah pendudukan balatentara Jepang di Jawa. Pendirian badan ini diumumkan pada 1 Maret 1945 oleh Kumakichi Harada dan benar-benar diresmikan pada 29 April 1945.
Sejarah dan Latar Belakang Terbentuknya BPUPKI
BPUPKI memiliki latar belakang sesuai dengan Maklumat Gunseikan Nomor 23 tanggal 29 Mei 1945. Diawali dengan cita-cita Jepang yang ingin membangun kawasan persemakmuran bersama Asia Timur Raya menurut kekuasaannya. Ketika akan dicetuskan, Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat justru melancarkan serangan mendadak di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941.
Menghadapi situasi yang gawat, pemerintah pendudukan Jepang di Jawa di bawah pimpinan Letnan Jenderal Kumakichi Harada berusaha meyakinkan Indonesia tentang janji kemerdekaan yang akan segera diwujudkan.
Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Koiso mengambil tindakan akan memberikan kemerdekaan ke wilayah Indonesia bagian timur atau Hindia Timur pada pembuka pidato di depan para perwakilan parlemen Jepang. Pidato ini dikenal sebagai ‘Koiso Declaration’. Lalu 2 hari berikutnya, tanggal 9 September 1944, lagu kebangsaan Indonesia boleh dinyanyikan kembali bersamaan dengan berkibarnya bendera Indonesia di sebelah bendera Jepang. Hal ini dilakukan Jepang sebagai bentuk merealisasikan perjanjian terhadap kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Jepang juga berharap Indonesia dapat membantu mereka di perang Asia Pasifik.
Mengutip dari website kemdikbud.go.id pada 28 Mei 1945 dilakukan upacara peresmian BPUPKI di gedung Chuo Sangi In, jalan Pejambon, Jakarta.
Baca juga: Mengenai Hari Lahirnya Pancasila
Anggota BPUPKI
Dokuritsu Junbii Chosakai yang dalam bahasa Jepang juga disebut BPUPKI, memiliki anggota berjumlah 62 orang perwakilan Indonesia dan ditambah 8 perwakilan Jepang yang diketuai oleh Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat dan wakil ketua Raden Pandji Soeroso dan perwakilan Jepang, Ichibangase Yosio. Berikut adalah anggota BPUPKI:
tua: Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso
Anggota:
- Soekarno
- Mohammad Hatta
- Ki Hajar Dewantara
- Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja
- Samsi Sastrawidagda
- Sukiman Wiryosanjoyo
- Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat
- KH A Ahmad Sanusi
- KH Wahid Hasyim
- H Agus Salim
- Raden Ashar Sutejo Munandar
- Abdul Kahar Muzakir
- Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo
- Raden Ruseno Suryohadikusumo
- KH Abdul Halim Majalengka (Muhammad Syatari)
- KRMT Ario Wuryaningrat
- Ki Bagus Hadikusumo
- KH Mas Mansoer
- KH Masjkur
- Agus Muhsin Dasaad
- Liem Koen Hian
- Mas Aris
- Mas Sutarjo Kartohadikusumo
- AA Maramis
- Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro
- Mas Susanto Tirtoprojo
- Mohammad Yamin
- Raden Ahmad Subarjo
- Raden Hindromartono
- AR Baswedan
- Raden Mas Sartono
- Raden Panji Singgih
- Raden Syamsudin
- Raden Suwandi
- Raden Sastromulyono
- Yohanes Latuharhary
- Raden Ayu Maria Ulfah Santoso
- Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito
- Oey Tiang Tjoei
- Oey Tjong Hauw
- Bandoro Pangeran Hario Purubojo
- PF Dahler
- Parada Harahap
- Soepomo
- Pangeran Ario Husein Jayadiningrat
- Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma
- Raden Abdul Kadir
- Raden Abdulrahim Pratalykrama
- Raden Abikusno Cokrosuyoso
- RAA Purbonegoro Sumitro Kolopaking
- Raden Adipati Wiranatakoesoema V
- Raden Mas Margono Joyohadikusumo
- RMTA Suryo
- R Otto Iskandardinata
- Raden Panji Suroso
- Raden Ruslan Wongsokusumo
- Raden Sudirman
- Raden Sukarjo Wiryopranoto
- Raden Buntaran Martoatmojo
- Bendoro Pangeran Hario Bintoro
- KRT Rajiman Wedyodiningrat
- Tan Eng Hoa
- Itibangase Yosio
- Matuura Mitukiyo
- Miyano Syoozoo
- Tanaka Minoru
- Tokonami Tokuzi
- Itagaki Masumitu
- Masuda Toyohiko
- Ide Teitiroo
Baca juga: Perjalanan Sejarah Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
Sidang BPUPKI

Setelah dibentuk dan diresmikan, BPUPKI dalam perjalanannya sudah melakukan dua kali sidang, yaitu pada 29 Mei 1945-1 Juni 1945 dan 10-17 Juli 1945.
Sidang BPUPKI I
Pada masa sidang pertama yang dilakukan di gedung Chuo Sangi In, jalan Pejambon, Jakarta ini dibahas tentang rumusan dasar Negara Indonesia. Ada tiga tokoh utama dari 39 tokoh yang berpidato pada masa sidang pertama BPUPKI.
1. Moh. Yamin
Pada tanggal 29 Mei 1945, Moh. Yamin berpidato dengan mengemukakan gagasan lima dasar negara, yaitu:
- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat
2. Dr. Soepomo
Dr. Soepomo selanjutnya berpidato kedua pada tanggal 31 Mei 1945 dengan mengemukakan gagasan dengan nama Dasar Negara Indonesia Merdeka yang berisi:
- Persatuan
- Kekeluargaan
- Keseimbangan lahir batin
- Musyawarah
- Keadilan Sosial
3. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno juga berpidato dengan mengemukakan lima dasar negara yang dinamakan Pancasila yang berisi:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Pidato Ir. Soekarno juga sekaligus mengakhiri sidang BPUPKI yang pertama dan mengalami masa reses persidangan selama satu bulan dan juga menandakan hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni.
Sebelum dimulainya masa reses ini juga dibentuk panitia kecil yang sekarang dikenal dengan nama “Panitia Sembilan” yang terdiri dari:
Ketua: Ir. Soekarno
Wakil ketua: Drs. Mohammad Hatta
Anggota:
- Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
- Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.
- Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim
- Abdoel Kahar Moezakir
- Raden Abikusno Tjokrosoejoso
- Haji Agus Salim
- Mr. Alexander Andries Maramis.
Panitia sembilan ini juga merumuskan piagam Jakarta yang berisi beberapa rumusan:
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
- Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sidang BPUPKI II
Pada sidang kedua yang berlangsung dari 10-17 Juli 1945, ada beberapa hal yang dibahas yaitu Rancangan Undang-Undang Dasar, Rancangan Bentuk Negara, Wilayah, dan Kewarganegaraan. Selain itu juga dibahas tentang susunan pemerintah, unitarisme, dan federalisme.
Pada sidang kedua ini, dibentuk juga panitia kecil yang berjumlah 19 orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno untuk membahas Undang-Undang Dasar, Ekonomi, Keuangan, Pendidikan, dan Pengajaran.
Pada 11 Juli 1945, sidang kedua BPUPKI juga dibentuk panitia kecil lainnya yang berjumlah 7 orang untuk merancang UUD 1945, pada 13 Juli dan dilaporkan pada 14 Juli sebagai hasil laporan perancangan UUD. Adapun laporan rancangan Undang-Undang Dasar, yaitu:
- Pernyataan mengenai kemerdekaan Indonesia
- Pembukaan UUD atau preambule
- Batang tubuh UUD atau isi
Hasil perancangan UUD ini disetujui oleh BPUPKI pada 16 Juli 1945 yang berisi pembukaan dan isi yang disusun atas pasal-pasal di dalamnya. Setelah sidang BPUPKI selesai, Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 membubarkannya karena dianggap sudah menyelesaikan tugas dengan baik.
Lalu oleh Jepang dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zyunbi Iinkai.
PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno setelah BPUPKI dibubarkan dan berikutnya dipersiapkan Kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Sejarah Hari Ini (10 Juli 1945) - Sidang Kedua BPUPKI
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyelidik_Usaha-Usaha_Persiapan_Kemerdekaan
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61bc2dff0ebde/sejarah-susunan-organisasi-dan-hasil-sidang-bpupki
https://sma13smg.sch.id/materi/sejarah-bpupki-dan-ppki/#:~:text=BPUPKI%20diresmikan%20pada%20tanggal%2028,orang%20yang%20diketuai%20oleh%20Ir.
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-bpupki/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News