Situs Kota Rentang, Peradaban Maritim yang Tersisa dari Daerah Sumatra

Situs Kota Rentang, Peradaban Maritim yang Tersisa dari Daerah Sumatra
info gambar utama

Kota Rentang adalah desa yang terletak di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Di tempat ini terdapat bukti sejarah terkait peradaban perdagangan dan kemaritiman pesisir Timur Sumatra.

Situs Kota Rantang ini hanya berjarak 1,5 meter dari permukaan laut dan kawasan yang penuh dengan rawa. Meskipun tidak dijumpai bangunan monumental, Situs Kota Rantang tampaknya terdapat bangunan rumah-rumah kayu.

“Pola yang menggambarkan situasi daerah tersebut disinyalir adanya interaksi dengan penduduk setempat maupun koloni dagang asing seperti China, Asia Tenggara, dan India,” ujar Adam Zaki Gultom dalam Situs Arkeologi Kota Rentang dan Jejak Kemaritiman Masa Lampau.

Situs Kapal Zabag, Diduga Galangan Kapal Tertua di Asia Tenggara

Di Situs Kota Rantang, peneliti berhasil menemukan sejumlah artefak dan nisan kuno pada tahun 1972. Dikatakan oleh Zaki, peneliti asal Inggris bernama McKinnon yang menemukan 2 barang pecah belah dari Dinasti Ming dari awal abad ke 15.

Tak hanya benda pecah belah dari Dinasti Ming, di situs ini juga ditemukan fragmen tembikar. Dari sejumlah tembikar yang ditemukan, terdiri dari beberapa macam bentuk, bahan, warna dan kualitas.

Ada makam kuno

Menurut keterangan penduduk, di kawasan ini pada tahun 1990 masih nampak tiang kapal tertanam di tengah rawa-rawa, tapi sekarang sudah tidak kelihatan. Di sisi lain nama Desa Mojopahit terkait dengan Kerajaan Majapahit.

“Mungkin saja, tiang kapal itu adalah bekas kapal Majapahit yang pernah menyerang Kerajaan Aru pada abad ke 14 M sebagaimana dikisahkan dalam syair Negarakertagama sloka 13:1,” tulis Mohammad Yamin dalam Gadjah Mada.

Bukti adanya peradaban maritim di masa lampau salah satunya ditemukannya makam-makam kuno. Dari temuan batu nisan dan makam kuno itu diperkirakan berasal dari Kerajaan Samudra Pasai.

Benteng Kedung Cowek, Simbol Heroisme yang Butuh Perhatian

Empat lokasi makam di Kota Rantang terletak di dekat tebing sungai, yaitu Sungai Lalang (situs 4), Sungai Sei Semayang (situs 1), Sungai Diski (situs 2), dan pertemuan Sungai Diski dan Sungai Semayang (situs 3),

“Berdasarkan kedudukan situs makam, dapat disimpulkan makam-makam tersebut adalah makam kuno. Lokasi situs, menunjukkan bahwa kawasan itu dahulu adalah bandar penting tempat berlakunya aktivitas ekonomi dan politik di sepanjang Pantai Timur Sumatra.

Tidak terurus

Tetapi situs bersejarah ini ternyata tak terus. Karena itu bila tidak ada langkah penyelamatan, maka artefak tersebut dikhawatirkan akan hilang. Apalagi situs ini berada dekat dengan permukiman maupun perkebunan.

Sekretaris Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis), Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan (Unimed) Erond L Damanik menyatakan banyaknya penemuan ini belum banyak dipublikasikan.

“Tetapi sangat disayangkan, hasil penelitian tersebut belum dipublikasikan sehingga membatasi pengetahuan kita tentang Kota Rantang atau Kota Rentang,” katanya yang dimuat dari Detik.

Eksplorasi Situs Peradaban Kuno di Maluku

Dirinya mengatakan tidak berbeda jauh dengan situs lainnya yakni cenderung terabaikan. Tidak hanya benda artefak seperti keramik, tembikar ataupun mata uang yang cenderung terkubur di dalam tanah, tetapi batu nisan pun tidak terawat dengan baik.

Batu-batu nisan yang diperkirakan berasal dari Kerajaan Samudra Pasai itu, tergeletak begitu saja di pinggiran jalur masuk perkebunan sawit. Beberapa terlihat terbalut semak belukar dekat pemukiman.

“Jika tidak dilakukan penyelamatan sesegera mungkin, maka bisa dibayangkan bahwa nisan tersebut akan hilang akibat serbuan masyarakat terhadap areal perladangan,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini